Malam yang sunyi ditemani cahaya rembulan biru membuat Jack merasa berada sangat jauh dari tempat asalnya. Ia merindukan anak dan istrinya di rumah, sambil memikirkan apa yang sedang mereka lakukan ketika sedang tidak bersama dengannya. Ia khawatir bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka bila dirinya terus berada di sini. Tapi ia sadar, dari cerita novel-novel yang sering ia baca, untuk dapat kembali ke dunia asalnya ia harus bekerja keras dan tidak dapat dilakukan hanya dalam satu atau dua hari saja, bahkan ada di antara mereka ada yang tidak dapat kembali. Tapi Jack tetap bersikukuh untuk kembali,meskipun harus terus berjuang seumur hidupnya. Sambil menahan rasa rindu kepada keluarganya, ia mulai merenungkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
Menurut yang kudengar dari Joran aku sekarang ada di dunia Terrenia, di sebuah benua yang bernama Palonia. Di benua ini ada tujuh Kerajaan besar yang terdiri dari banyak kota dan desa, Kerajaan Alvanheim tempatku berada sekarang adalah salah satunya. Meskipun perang besar antara Kerajaan tersebut sudah tidak terjadi lagi sejak seratus tahun yang lalu dan kondisinya cukup damai, di wilayah perbatasan antar Kerajaan sering terjadi konflik kecil yang disebabkan oleh masalah-masalah sepele. Di Kerajaan ini contohnya, ada lima benteng pertahanan di setiap perbatasannya. Satu ada di barat yang berbatasan dengan Kerajaan Aruvindell yang merupakan daerah kekuasaan bangsa Elf.
Di sebelah timur ada dua benteng yang berbatasan dengan Kerajaan Galilea dan Kerajaan Murador di arah timur laut. Benteng Utara berbatasan dengan Kerajaan terbesar di benua Palonia, yaitu Kerajaan Antiokia. Sebenarnya benteng terakhir belum pantas disebut benteng karena bentuknya lebih mirip dengan Barak Tentara. Iya, benteng itu ada di Desa Toria tempat aku berada sekarang. Mereka menjaga perbatasan Kerajaan dengan Hutan Kegelapan. Kerajaan tidak mengirim banyak pasukan ke benteng ini. Alasan pertamanya adalah karena hutan terlarang sudah tidak semenakutkan tiga ratus lima puluh tahun yang lalu saat terjadi peperangan besar dengan bangsa iblis. Alasan lainnya adalah karena di antara Hutan Kegelapan dan Ibukota Kerajaan terdapat markas besar para Adventurer, jadi mereka tidak perlu mengirimkan banyak pasukan untuk menjaga wilayah tersebut. Kerajaan hanya menganggapnya sebagai tempat latihan bagi para tentara baru agar mereka mendapatkan pengalaman bertempur dan kemampuan bertahan hidup di alam terbuka.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini lebih terbelakang dari apa yang semula ia duga. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan perabotan dari tanah liat sebagai alat memasak dan alat makan. Kata Joran, peralatan dari logam seperti besi, perak dan perunggu hanya dinikmati oleh para bangsawan dan orang-orang kaya yang tinggal di kota besar saja, orang biasa seperti mereka tidak mampu membuat atau membelinya. Di dunia ini juga belum ada kartu penduduk atau tanda pengenal lainnya jadi aku tidak perlu khawatir untuk masuk ke sebuah wilayah baru.
Jack juga menyimpulkan beberapa hal dari cerita Joran dan pengalamannya di dalam Hutan Kegelapan. Ternyata di dunia ini tidak mengenal level seperti yang aku bayangkan, karena saat aku bertanya kepada Joran, ia bahkan tidak memahami tentang konsep level, apalagi mengetahuinya. Orang-orang di dunia ini berlatih dan menyerap energi kehidupan dari monster yang mereka kalahkan untuk menjadi lebih kuat, dan menurut penuturannya setelah peperangan besar dengan bangsa iblis, tidak banyak orang kuat yang muncul di dunia ini. Hal tersebut disebabkan karena berkurangnya jumlah monster yang dibunuh lebih cepat daripada kecepatan reproduksi mereka. Satu-satunya cara adalah dengan memburu iblis yang kadang-kadang masih muncul. Karena itulah sekarang tidak banyak orang ingin menjadi Adventurer, mereka lebih memilih bergabung dengan pasukan Kerajaan dengan penghasilan yang lebih stabil.
Kalau begitu sistem yang kupunya hanya berfungsi sebagai gambaran diriku sekarang, tidak ada inventory, jalur jobs dan jalur skill, aku bahkan belum punya skill satu pun. Kalau begitu aku tidak bisa memanfaatkannya untuk mencari celah agar bisa cepat menjadi lebih kuat di dunia ini. Ukh, masih banyak pertanyaan yang tidak dapat kujawab dengan informasi yang aku tahu sekarang. Aku harus mencari cara untuk mendapatkan informasi. Karena aku punya cukup uang, aku tidak perlu khawatir tidak bisa makan dan tidur dalam waktu dekat.
Setelah memikirkannya selama beberapa saat Jack berencana untuk pergi ke Adventurer Guild di kota Alxandrium besok pagi, ia ingin mengetahui bagaimana cara menggunakan mana. Joran tidak tahu bagaimana cara menggunakan mana, ia mengatakan kalau aku mungkin dapat mengetahuinya jika aku bergabung dengan Adventurer Guild ataupun Tentara Kerajaan. Aku memilih pergi ke Adventurer Guild yang letaknya lebih dekat dari Desa Toria, kata Joran membutuhkan waktu sekitar satu hari perjalanan untuk dapat sampai kesana. Jika berangkat pagi-pagi, aku bisa sampai di sana sebelum matahari tenggelam.
"Status"
Jack
Level 2 <Human><Budak> EXP- 35/200
Title : 'Transmigrator from another world'
Health : 26/26
Mana : 12/12
STR : 16 +
AGL : 22 +
INT : 21 +
Attack : 3
Speed : 4
Magic : 4
Resp. : 1
Intuition : 0
Jack merenungi dan memikirkan arah perkembangan stats-nya nanti agar ia tidak perlu ragu saat mendistribusikannya. Setelah mengamati jendela statusnya, ia melihat experience-nya sudah naik 30 poin, kemudian ia mencoba mengambil sebuah kesimpulan.
Aku hanya bisa mendapat experience dengan membunuh hewan yang memiliki mana karena experience-ku tidak bertambah setelah kemarin aku memburu kelinci. Masih banyak yang harus aku cari tahu, semoga di Kota Alexandrium ada perpustakaan.
Tujuan utamaku tetap sama, menjadi kesatria naga yang terkuat dan membuat jembatan antara dunia ini dengan duniaku. untuk itu aku harus mengetahui konsep, hukum dan mekanisme kekuatan di dunia ini, dengan begitu aku dapat mencari celah yang bisa kumanfaatkan untuk membuatku menjadi lebih kuat dalam waktu yang singkat.
Seperti di game-geme RPG, ada beberapa hal yang bisa kulakukan agar bisa menjadi lebih kuat. Pertama, aku harus meningkatkan levelku, kedua, senjata, ketiga skill, yang ke empat latihan.
Setelah mencari tahu lebih banyak aku akan memutuskan apakah harus bergabung dengan Pasukan Kerajaan atau menjadi seorang Adventurer. Sebenarnya aku lebih suka menjadi Adventurer karena aku dapat lebih bebas melakukan yang aku mau dibandingkan dengan menjadi tentara yang pastinya banyak batasannya.
Sebaiknya aku istirahat, sudah lama aku tidak bisa istirahat dengan tenang, akhirnya aku bisa tidur dengan tenang setelah beberapa hari ini selalu terbangun oleh lolongan serigala.
...
Pagi harinya, aku terbangun oleh wangi makanan yang dimasak oleh Ny. Joana. Setelah bangun dan keluar dari kamar aku melihat semua masakan sudah siap di mejanya, kami pun makan dengan lahap.
"Setelah ini apa rencanamu Jack?" Tanya Joran sambil melihat ke arah Jack.
Setelah menelan semua makanan di mulutku Jack menjawab, "Pertama, aku akan pergi ke Alexandrium untuk mencari informasi di sana sebelum memutuskan akan ke mana".
"Kalau begitu hati-hati Jack, aku dengar Adventurer Guild dan Kerajaan sedang tidak begitu bersahabat. Oh, satu lagi, sampaikan salamku kalau kau bertemu dengan anakku di jalan, namanya Kyle, Kyle Winkinston. Mampirlah kemari kalau kau ada waktu, pintu rumahku selalu terbuka untukmu". Joran mengatakannya sambil tersenyum. Di matanya sepintas terlihat rasa rindunya terhadap anaknya itu.
"Baiklah, akan kuingat itu". Jack pun berpamitan dengan mereka berdua setelah menerima bekal dari Ny. Joana lalu berjalan ke arah utara menuju kota Alexandrium. Saat berjalan keluar desa ia baru sadar bahwa Desa Toria adalah desa pertanian. Di belakan perumahan tadi terhampar lahan pertanian sejauh mata memandang, ia mempercepat langkahnya berharap sampai di tempat tujuannya sebelum matahari terbenam.
...
Di pinggiran Hutan Kegelapan dekat dengan Desa Toria, seorang pria berbadan kekar dan berambut cokelat terlihat sedang mencari seseorang.
"Guild Master" pria bermata biru dan berambut hitam memanggilnya dari atas pohon, ia pun turun dan mendekatinya.
"Kyle, bagaimana keadaan di Hutan Kematian?" Kata pria yang dipanggil Guild Master itu.
"Hari ini sudah kembali ke kondisi semula, beberapa hari lalu saya menemukan sebuah keanehan di sekitar sini" Kyle menunjuk tempat yang ia maksud di sebuah peta.
"Banyak serigala fenrir berkeliaran di sana jadi saya tidak berani mendekatinya. Dua hari sebelumnya saat bulan purnama, saya melihat sebuah cahaya kemerahan memancar dari tempat itu. Di udara juga tercium bau darah yang menyengat, karena itu saya mencoba mendekatinya dan melihat beberapa dark goblin sedang berjalan menuju ke arah itu, saya membuntuti mereka dari jauh dan menemukan tempat yang mencurigakan itu. Mereka terlihat akrab dengan serigala fenrir yang ada di sana dan tidak saling menyerang satu sama lain. Karena tidak berani berlama-lama berada di tempat itu, saya menandai lokasinya di dalam peta kemudian kembali ke tempat ini". Kyle menceritakan temuannya secara detail.
"Bagus, kembalilah ke Desa Toria, perintahkan semua anggota kita yang sedang menunggu di sana untuk berkumpul ke titik yang sudah kita sepakati. Setelah itu kau boleh pulang".
"Saya ingin ikut dalam misi ini Guild Master" Kyle berkata sambil memelas, terlihat ingin sekali ikut.
"Belum saatnya, kemampuanmu masih belum cukup untuk ikut ke dalam misi ini. Terlalu berbahaya, aku tidak mau kehilangan anak muda berbakat seperti dirimu. Oh, bukankah kau punya keluarga di Toria? Kunjungilah keluargamu dan lindungi mereka, mungkin akan ada sedikit kekacauan dalam beberapa hari ini. Aku akan memanggilmu jika semuanya sudah selesai, kita akan kembali ke markas bersama-sama" Kata Guild Master itu sambil memegang pundak Kyle.
"Baik Guild Master" Dengan berat hati ia kembali ke Desa Toria setelah memberi hormat pada atasannya itu.
...
Sore hari ketika matahari mulai memerah, Seorang pemuda terlihat berjalan memasuki sebuah rumah makan. Setelah ia duduk seorang pelayang menghampirinya. "Mau makan apa tuan? Menu spesial hari ini adalah sup daging kambing dengan roti gandum dan teh jahe hangat. Hanya tiga koin perunggu".
"Boleh, aku pesan itu" Jack menjawab dengan santai.
Pelayan itu pun pergi ke belakang untuk mengambil pesanannya. Saat sedang menunggu ia mendengar percakapan antara tiga orang di sebelah meja tempat ia duduk yang terlihat seperti pekerja dan petani, mereka terlihat hanya memesan minuman yang dari baunya seperti kopi.
"Heeeh, Kerajaan menambah jumlah hasil pertanian yang harus disetorkan tahun ini, harganya pun sangat rendah. Mereka memerlukan banyak bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pasukan mereka yang semakin banyak. Apa Kerajaan akan menyuruh pasukan itu untuk berperang? bukankah lebih baik kalau tidak ada peperangan? Iya kan? Mereka tidak memikirkan orang-orang kecil seperti kita ini. Untung saja aku bisa menjual sebagian hasil panenku pada Adventurer Guild, kalau tidak, bagaimana aku harus menghidupi keluargaku". Orang yang terlihat seperti petani itu curhat kepada kedua temannya.
"Betul, Kerajaan sepertinya sedang mempersiapkan diri untuk berperang, tingkah mereka semakin tidak dapat ditoleirir, apalagi petinggi-petinggi mereka. Aku dengar di Desa Toria kelakuan pasukan Kerajaan itu semakin buruk, bahkan sering meminta makanan pada penduduk lokal yang ada di sana. Aku jadi khawatir dengan anakku yang baru menjadi prajurit tiga bulan yang lalu" Sahut pria berjenggot di depannya.
pria botak di sebelahnya menambahkan"Untung saja pertambangan batu bara di dekat sini sudah dibeli oleh Adventurer Guild. Selagi masih dimiliki oleh bangsawan dari ibukota, pengelolaannya sangat buruk bahkan banyak yang dipecat. Aku dengar batu bara hanya dibutuhkan oleh orang-orang kaya saja di musim dingin, jadi mereka tidak mampu bersaing dengan pertambangan yang letaknya lebih dekat dari ibukota karena itu mereka menjualnya. Kudengar, Adventurer Guild juga sedang mencari kegunaan yang lain dari batu barara, untuk itulah mereka membeli pertambangan itu. Kenapa kau tidak bekerja di pertambangan saja seperti kami, sejak dikelola oleh Adventurer Guild kami tidak pernah telat digaji"
"Heeeh, aku tidak bisa meninggalkan tanah warisan orang tuaku. Kalau aku bekerja di sini siapa yang menjaga istri dan anak-anakku". Kata pria petani itu dengan muka masam.
Setelah mendengar mereka mengeluh untuk beberapa saat pesanan Jack pun datang. Ia memakannya sambil mendengarkan obrolan orang-orang di sekitarnya. Ia menyadari orang yang sedang makan di tempat itu datang dari berbagai kalangan, sebagian besar adalah seorang Adventurer dan penambang batu bara. Adventurer yang konon katanya semakin sedikit itu terlihat banyak di daerah ini, mungkin karena tempat ini adalah markas besar mereka.
Dari obrolan-obrolan yang ia dengar, sekarang ia tidak lagi ragu untuk memilih menjadi seorang Adventurer. Mereka lebih mementingkan perkembangan masyarakat secara keseluruhan daripada pihak Kerajaan yang lebih menitikberatkan pada politik dan orang-orang penting saja.
Setelah selesai makan Jack memanggil pelayang yang tadi melayaninya dengan mengangkat tangan kanan dan melambaikannya.
"Semuanya tiga koin perunggu tuan". Kate pelayang itu dengan sopan.
Jack memberinya tiga koin perunggu dan bertanya "Apa kau tahu tempat menginap yang bagus tapi murah di daerah ini?".
Pelayan itu menjawab, "Di tempat ini juga tersedia tuan, ada tiga pilihan kamar, biasa, sedang dan mewah. Tapi maaf kamar mewah kami sudah penuh. Tinggal kamar sedang dan biasa yang masih tersedia".
Kalau memang tidak ada kenapa kau memberitahuku...
Pelayan itu melanjutkan, "Untuk kamar biasa satu malamnya cukup lima koin perunggu, termasuk dengan sarapan satu potong roti dan sup sayuran dengan air putih. Sedangkan kamar sedang delapan koin perunggu satu malamnya plus sarapan. Anda juga dapat menyewanya selama satu minggu dengan biaya yang lebih murah, hanya 1 koin perak dan 5 koin perunggu untuk kamar biasa dan dua koin perak untuk kamar sedang semuanya bonus makan pagi. Penginapan kami terkenal karena kebersihan dan kenyamanannya, selain itu makan pagi yang kami berikan juga lezat dan berganti-ganti setiap harinya".
Aku akan tinggal di sini untuk sementara waktu, kurasa seminggu cukup. "Kalau begitu aku akan menyewa kamar sedang untuk seminggu. Oh, apakah aku boleh membawa tombak ini ke dalam kamar?" Jack berkata sambil memberikan dua koin perak kepada pelayan itu.
"Boleh tuan, karena banyak pelanggan kami yang seorang Adventurer, di dalam kamar tersedia tempat untuk menaruh senjata. Terima kasih sebelumnya. Saya akan mengantar anda masuk ke dalam kamar". senyuman pelayan itu semakin lebar saat mengatakannya.
Jack berdiri dan mengikuti pelayan itu ke meja resepsionis untuk mengambil kunci dan mencatat sewa kamar selama satu minggu, kemudian mengantarnya naik ke lantai dua menuju kamar yang sudah disewanya.