webnovel

Pertemuan aneh

Risa merasa sesuatu menimpa di atas perut dan pahanya, terasa berat. Dengan mengerutkan dahi Risa berusaha membuka mata. Dia menoleh menatap wajah asing di sebelahnya. Risa tak langsung percaya. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, meyakinkan diri. Wajah dengan mulut menganga di depan wajahnya masih tetap disana. Risa membesarkan matanya. Ini bukan mimpi!

Dengan penuh tenaga Risa melempar tangan dan kaki yang bertengger di tubuhnya.

"KYAAAAAA!!!!!" Teriaknya memecah gendang telinga, Risa menendang perut pria yang baru saja membuka mata.

BRUUK!! 

Hoon terjatuh ke vinil kayu alas lantai. Dia membelalakan mata, sama seperti Risa.

Keduanya segera berdiri dan saling mengacuhkan jari telunjuk!

"SIAPA KAU!!" teriak keduanya berbarengan. Posisi Hoon yang segera beranjak dari lantai membuat ikatan handuk di pinggangnya mengendur. 

PLUK!

Risa yang berdiri di atas kasur menatap wajah Hoon spontan menurunkan sorot matanya, dia melihat sesuatu menggantung disana.

"KYAAAAA!!!" Teriakan kedua Risa pagi inj membuat Hoon tersadar dengan tubuh polosnya, dia segera berlari ke depan, mencari pakaian di dalam koper.

Risa menutup wajah dengan kedua telapak tangan, wajahnya merah padam. Hoon buru-buru memakai baju, dia sampai terbalik saking paniknya. Hoon membuka lagi kaosnya dan memakai dengan benar. "Aiish!!" gusar nya kesal bercampur malu.

Hoon sudah memakai pakaian lengkap, dia mencuri-curi lirik ke arah Risa.

"Aku sudah pakai baju" ujarnya, tak sia-sia dia kursus bahasa Indonesia dari junior school, kemampuannya jelas lebih baik daripada Glen.

Risa mencoba membuka satu telapak tangannya, dia mencuri lirik ke arah Hoon, memeriksa pakaian pemuda asing di depan sana. Sudah lengkap. Riaa menghela nafas lega, keduanya tak berani saling menatap, wajah keduanya jelas merona merah.

Risa mengambil posisi duduk di sofa menjaga jarak cukup jauh dengan Hoon, ujung ke ujung. Hoon duduk dengan punggung berdiri, jari kakinya saling bertaut tak berhenti bergerak, dia kikuk dan masih malu mengingat kejadian tadi.

Risa menarik ujung kaosnya, kedua telapak tangannya bermain main di dalam kaos.

"Mm.." keduanya bingung memulai pembicaraan.

"Ka, kau siapa?" tanya Risa setelah mengumpulkan keberanian.

"Aku?" tanya Hoon menunjuk diri sendiri, Risa mengangguk.

"Namaku Hoon" ujar Hoon menggaris senyum aneh, "Kau?" tanya nya balik tanpa menoleh.

"Kenapa kau disini?" tanya Risa tanpa peduli pertanyaan Hoon.

"Aku?" Hoon menunjuk diri sendiri kedua kalinya. Risa mengangguk canggung.

"Bekerja" jawab Hoon, Risa mengerutkan dahi, dia sekarang berani menatap wajah Hoon. Mendapati tatapan dari Risa membuat Hoon perlahan mencoba membalas, dia membalas tatapan Risa. Keduanya saling menatap beberapa saat.

Risa terpaku, dikepala nya terbayang sosok polos pagi tadi, dia segera membuang pandangan. "Fiuh, pikiran apa itu!" gusar batin Risa malu sendiri.

Hoon mencuri lirik ke arah Risa. Gadis muda yang polos, Hoon menyukai tampilannya. Kenapa dia ada disini? Hoon tak habis pikir. Ah, Hoon tiba tiba tersenyum, membuat Risa melirik heran dan memasang wajah sinis. "Dia kenapa?" tanya batin Risa bingung dengan tingkah aneh Hoon.

"Apa kau bekerja untuk bos di perusahaan Jung?" tanya Hoon pada Risa.

Setelah berpikir beberapa saat, Risa mengangguk perlahan.

" Baiklah aku mengerti, jadi kau yang akan menemaniku selama di sini? kau yang akan menjadi penjaga ku disini? apa kau juga bekerja di perusahaan?" Pertanyaan berentet dari bibir Hoon membuat Risa bingung, tapi dia mengangguk perlahan mengingat pertanyaan terakhir Hoon. Dia tak bisa mengingat semua pertanyaan Hoon.

"Iya, aku bekerja untuk perusahaan Jung" ujar Risa dengan nada suara ragu. Hook melebarkan senyuman. Dia bangkit dari posisi duduknya.

"Baiklah kalau begitu, kau harus membuatkan ku sarapan nona" pinta Hoon dengan wajah cengengesan, dia berputar putar senang.

"Hyung memang terbaik!" gumamnya senang, "Dia bahkan memilih wanita cantik untuk menemaniku disini!" Hoon menahan wajah gembira dan tawa cekikikannya. Dia menjadi bersemangat.

"Tunggu sebentar!" Risa berdiri dari duduknya, dia masih bingung dengan suasana aneh ini.

"Aku tidak mendengar pekerjaan seperti ini sebelumnya?" Hoon memasang wajah bingung, begitupun Risa.

"Maksudmu, apa hyung Glen tak memberi tahu?" Deg! mendengar nama kekasihnya membuat dada Risa bergetar.

"Maksud mu bos Glen?" Hoon mengangguk,

"Apa bos Glen mengatakan sesuatu?" Risa berharap banyak. Jika tidak ada panggilan telepon atau pun pesan, setidaknya pemuda aneh ini bisa menyampaikan kabar baik dari Glen padanya. Risa menanti dengan harap harap cemas.

"Apa bos Glen meninggalkan pesan?" ulang Risa menanti jawaban dari Hoon. Jelas terlihat jika Hoon sedikit berpikir, entah memikirkan apa. Hoon sendiri bingung harus menjawab apa, Glen tak meninggalkan pesan apapun, tapi kartu akses tinggal dan seorang pendamping disini bukankah sudah jelas, jika Glen sudah mempersiapkan semua untuknya. Untuk membantu Hoon selama tinggal di sini. Begitulah pikiran simple Hoon.

"Eh, Hyung Glen bilang untuk selalu membantuku, melayani ku, menemani ku, mengajari ku, dan membimbing ku selama di sini" jawab Hoon diakhiri senyuman lebar. Risa terperangah. Dia tak percaya. Ditambah senyum lebar yang terlihat menyebalkan di wajah Hoon.

"Cuma itu?" Hoon mengangguk cepat. Risa semakin tak percaya.

"Jadi-" Risa menarik nafas sebelum melanjutkan kalimatnya, "Aku harus membantu, melayani, menemani, mengajari, dan membimbing mu!" Hoon mengangguk lagi. Sebenarnya itu bukan kalimat tanya, anggukan Hoon semakin membuat Risa kesal, entah bagaimana wajah Hoon membuat Risa kesal.

"Kenapa aku harus melakukan itu semua?" tanya Risa dengan kedua tangan di pinggang.

"Karena hyung Glen meminta padamu" jawab hoon polos.

"Memangnya kau bayi!" sungut Risa menahan emosi. Kenapa bos Glen memintanya mengurusi pemuda aneh ini, Risa tidak habis pikir. "Setidaknya dia harus mengatakannya langsung padaku" gumam Risa antara kecewa dan emosi. Tapi menolak permintaan bos Glen adalah hal mustahil bagi Risa. Dia jelas enggan, tapi harus bagaimana lagi?

"Kenapa kau disini?" Hoon menautkan alis, dia mengangkat bahu mendengar pertanyaan berulang Risa.

"Maksud ku kenapa kau yang ke sini, kemana bos Glen?" Hoon kembali duduk di sofa dengan malas.

"Dia sangat sibuk mengurus hal yang tak perlu diurus" jawab Hoon dengan wajah malas, dia membayangkan wajah Eun di kepalanya, membayangkan wajah nuna nya membuat pemuda itu merasa kesal sendiri.

Risa mengangguk seolah mengerti, dia menghela nafas panjang. Mungkin bos Glen banyak yang harus di urus, seperti kata pemuda ini.

"Siapa tadi nama mu?" Hoon melirik sinis.

"Namaku HOON!" balas Hoon ketus.

"Namaku Risa, aku yang memegang produk perusahaan Jung disini" Risa mengulurkan tangan. Keduanya berjabat tangan.

"Senang ada kau disini. Oiya.." Hoon ragu melanjutkan kalimatnya.

"Ada apa?" tanya Risa penasaran dengan wajah Hoon yang seketika berubah. Pemuda itu menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Tolong lupakan kejadian tadi.." bisik Hoon malu, dia bahkan tak bisa mengeluarkan suara dengan normal. Risa menahan tawa, dia merasa geli dengan tingkah Hoon.

* Mohon segala jenis dukungan dan review nya ya pembaca semua, supaya aku terus semangat dan konsisten update.

Hoon dan Risa adalah babak baru, hubungan keduanya memiliki warna yang berbeda.. selamat membaca

Chương tiếp theo