Jam setengah enam pagi Jihan sudah bangun, sedangkan yang lain masih betah di alam mimpi. Cuaca dingin pegunungan memang mendukung untuk beristirahat santai saat libur. Namun, Jihan semalaman tidak bisa tidur karena perasaan rindunya pada Aris.
Jihan memutuskan berjalan-jalan di area sekitar desa. Dia berjalan pelan menyusuri jalan setapak sambil memandang kebun teh yang masih tertutup kabut. Para pemetik daun teh sudah ramai, mereka bekerja memetik daun teh seraya bersenda gurau. Diantara kerumunan ibu-ibu itu, Jihan melihat pria yang terus memperhatikannya.
Jihan tiba-tiba mengingat sosok Aris. Hubungan antara mereka berdua belum jelas.
"Huh, ya ampun. Kenapa aku jadi ngebayangin wajah Aris, sih," gumam Jihan pelan. Ia memperhatikan pria itu yang sedang memegang kamera dan memotret ibu-ibu pekerja yang sedang memetik daun teh.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com