webnovel

Comeback home

.𝙒𝘼𝙍𝙉𝙄𝙉𝙂!

*𝙋𝙎𝙔𝘾𝙊 𝙋𝘼𝙍𝙏

"Arggghhh sialan!"

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠

Taehyung melampiaskan rasa kesalnya pada apa saja yang ia lihat di tempat itu hingga semuanya rusak tak berbentuk. Mulai dari kursi yang patah tak berbentuk hingga kaca yang pecah berkeping-keping sampai pemuda mungil yang berada di sana memilih berada di sudut ruangan merasa ketakutan saat melihat taehyung yang saat ini tengah marah entah karena apa.

Setelah merasa puas, taehyung menoleh  ke arah jimin dengan tatapan tajamnya. Jimin yang merasa ditatap pun semakin takut dan semakin mengeratkan pelukan pada lututnya dan menenggelamkan kepalanya diantara lututnya yang ia tekuk.

Taehyung berjalan ke arah jimin dengan amarahnya yang belum menghilang terlihat dari deru nafasnya yang menggebu. Saat sudah berada di depan jimin taehyung menatap datar jimin yang menyembunyikan wajahnya dengan tubuh yang bergetar. Tanpa rasa kasihan taehyung menarik rambut jimin dan menariknya ketengah ruangan itu membuat jimin memekik sakit.

"Akhhh.. Hyung.. Hiks..l-lepas.. S-sakit hyung.. Akhhh..."

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠

Taehyung melempar tubuh jimin ke lantai kotor dan berdebu itu dengan keras hingga membuat tangan jimin terluka karena terdapat beberapa pecahan kaca yang menggores kulitnya.

"Lihat ulah sepupumu dan kekasihmu itu! Mereka menutup semua jalan bahkan masuk ke bandara pun sangat sulit. Mereka benar-benar membuat ku muak!" Taehyung menarik kerah baju jimin dan membuatnya tubuhnya menegak. Jimin meringis merasakan rasa nyeri pada lengan kanan nya akibat luka sayat dari pecahan kaca dan sekarang taehyung dengan keadaan emosi melayangkan pukulan pada wajah jimin dan membuat hidung jimin mengeluarkan darah.

𝘽𝙪𝙜𝙝𝙝

𝘽𝙪𝙜𝙝𝙝

"Sialan!"

"Akhh.. Uhuk..uhuk.."

𝘽𝙪𝙜𝙝𝙝

"H-hyung.." Jimin meraih kaki taehyung yang baru saja menendangnya. Dengan sekuat tenaga jimin berusaha bangkit karena bagaimana pun rasa sakit pada perut dan wajahnya hampir membuatng kehilangan kesadaran.

"Arrggggghh.. Kau juga membuatku frustasi jimin! —taehyung mengusak rambutnya kasar— karena kau hidupku sulit sekarang SIALAN!"

"K-kau yang.. Uhuk.. Menarikku m-masuk ke d-dalam kehidup-panmu hyung.. Hah..hah.." Jimin berucap sedikit kesulitan karena rasa sakit pada bagian perutnya.

"Ya.. Kau benar..—taehyung mengangguk anggukan kepalanya— kalau begitu bagaimana kalau aku musnahkan semua parasit." Taehyung menampilkan senyum smirknya dan terlihat begitu mengerikan dimata jimin.

Taehyung mengedarkan pandangannya entah apa yang ia cari dan tatapannya berhenti pada sebuah pecahan kaca tak jauh dari kakinya. Taehyung pun melangkah ke arah pecahan kaca itu dan kemudian memungutnya. taehyung menoleh ke arah jimin kemudian melangkah perlahan mendekatinya sambil memainkan kaca yang ada di tangannya.

"Bagaimana kalau kita bermain-main dulu hum.." Ucap taehyung sambil menyunggingkan senyum smirk yang lebar. Jimin beringsut mundur sambil menahan perutnya yang sakit.

"Tidak! J-jangan mendekat!" Mohon jimin sambil menggelengkan kepalanya.

"Kemari jimin.. " Perintah taehyung namun jimin yang ketakutan terus memundurkan tubuhnya dan berusaha untuk bangkit dan lari dari taehyung namum dengan cepat taehyung mencekal kaki jimin sehingga membuat jimin jatuh tengkurap.

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠

𝙅𝙡𝙚𝙗

"AKHHH.." Tanpa di duga taehyung menusuk paha kiri bagian belakang jimin dengan pecahan kaca yang taehyung ambil di samping tubuhnya. membuat jimin reflek melawan dengan menendangkan kaki kanannya ke wajah taehyung membuat taehyung melepas cengkeraman pada kaki jimin dan terlepas.

Jimin berusaha berdiri dengan luka di pahanya meski ia terlihat kesulitan dan jimin pun mencabut pecahan kaca itu membuangnya asal. Jimin menoleh pada taehyung yang masih kesakitan karena tendangannya, jimin pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mencoba lari dari tempat itu.

Kini jimin sudah cukup jauh dari tempatnya di sekap. Jimin meringis merasakan sakit pada luka di paha dan lengannya dia berusaha terus berlari keluar hutan itu dengan kesusahan dan mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuatnya terus bergerak.

Jimin bersandar pada pohon besar yang sangat rindang Keringat membasahi kening dan tubuhnya nafasnya pun terengah engah, jimin sudah lelah ia sudah mencoba mati-matian untuk kembali menggerakkan kakinya namun sia-sia tubuhnya seakan tak mau menurut perintah otaknya untuk terus bergerak. Tenaga jimin sudah pada batasnya jimin sudah tak mampu bergerak lagi.

"Jimin!" Terdengar suara teriakan dari taehyung yang kini mencari keberadaannya. Jimin? Dia sudah pasrah dengan apapun yang terjadi padanya nanti.

𝙎𝙧𝙚𝙠𝙠  𝙎𝙧𝙚𝙠𝙠

Suara langkah terdengar dekat dari posisinya. Jimin menutup matanya pasrah karena keadaan yang tak memungkinkannya untuk melawan lagi.

𝙎𝙧𝙚𝙩𝙩

𝙂𝙧𝙚𝙥

Jimin merasa sepasang tangan meraih tubuhnya dan merasakan seseorang memeluknya.

"Sayang.."

Suara berat seseorang yang sangat familiar menyapa gendang telinganya. Jimin meneteskan air matanya kemudian membawa tangan kirinya meraih punggung orang yang memeluknya dan mengeratkan genggaman jemarinya pada kain dari pakaian yang dipakai oleh orang itu.

"K-kau lama sekali.. Hiks.. Hiks.. K-ku pikir tak akan a-ada yang datang.. Hiks.."

"Ssstt.. Aku sudah di sini sayang tenanglah. Kau sudah aman sayang. Kita ke rumah sakit sekarang ya.."

"K-kookie.. A-aku lelah.." Lirih jimin ia sudah sangat lelah untuk bergerak lagi.

Jungkook mengangkat tubuh jimin bridal style dan membawanya beranjak dari tempat itu.

𝘿𝙤𝙧

Terdengar suara tembakan dari jauh membuat jungkook dan jimin tersentak mendengarnya.

"Kook..." Jimin menolehkan kepala pada jungkook seakan meminta penjelasan.

"Para polisi sedang mengejar pria brengsek itu. Kau tenang saja sekarang kita pergi dari sini, ne.." Jimin pun mengangguk pelan.

"Akhh.. Sshhh.." Jimin kembali meringis merasakan sakit pada pahanya yang terluka saat jungkook tanpa sengaja menyentuhnya.

"Sayang? Kenapa?" Jungkook pun panik saat melihat jimin yang terlihat kesakitan.

"S-sakit kook-kie.." Lirih jimin

"Sayang bertahanlah kita akan segera pergi ke rumah sakit." Jungkook mempercepat langkahnya dan dari sebelah kirinya terlihat seung gi berlari menghampiri.

"Jimin? Apa yang terjadi?" Ucap seung gi yang kini terlihat khawatir.

"Aku tak tau hyung, jimin terlihat kesakitan. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit." Jelas jungkook pada seung gi yang kini melihat kondisi jimin yang berantakan serta beberapa luka pada lengan dan wajahnya.

"Kita harus bergegas pergi dari sini." Jungkook dan seung gi pun segera menuju mobil yang berada tak jauh dari tempat mereka yang merupakan jalan besar yang menjadi jalur alternatif.

.

.

.

Kini jungkook dan seung gi berada di depan ruangan UGD sudah satu jam mereka menunggu dan di sana juga sudah ada jong suk dan tuan Lee yang menunggu dengan gelisah.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Suara pintu ruangan itu pun terbuka, dokter pun keluar dengan helaan nafas.

"Dengan keluarga tuan Lee jimin?"

"Kami keluarganya dok. Bagaimana keadaannya?" Tanya tuan lee pada dokter itu.

"Pasien mengalami luka tusukan pada paha kiri bagian belakang dan luka sayatan pada lengan kanannya kami sudah menjahit luka tusukan dan mengobati luka sayatannya. Ada juga beberapa luka lebam pada wajah dan perutnya. Dan karena pukulan pada perutnya, jahitan yang ada di perut badian bawahnya terbuka dan kami sudah memperbaiki jahitan tersebut dan pasien juga telah melewati masa kritisnya. Sebentar lagi kami akan memindahkan pasien ke kamar inap.. Baiklah kalau begitu saya permisi."

Tuan lee mengusap wajahnya kasar. 'Mengapa harus jimin mengalami ini semua?' batin tuan lee.

"Kakek, tenanglah.. Jimin sudah baik-baik saja." Ucap seung gi menenangkan tuan lee.

"Kakek pulang saja biar kami yang menjaga jimin." jong suk ikut menenangkan tuan lee agar tak memikirkan sesuatu yang berat dan membuatnya sakit.

"Benar tuan, lebih baik anda istirahat saja." Menimpali jungkook

"Jungkook, tolong jaga jimin. Aku percayakan dia padamu." Setelah mengucapkan itu tuan lee pun pergi dari sana meninggalkan jungkook yang kini tersenyum lebar.

"Jimin-ah, kau lihat saja sebentar lagi aku akan benar-benar menjadi suami mu dan papa untuk jungmin kita." Gumam jungkook sambil menyunggingkan senyum lebarnya.

𝙏𝙗𝙘

Chương tiếp theo