•
•
•
"Maaf seung gi-ah, aku terlambat pesawat ku mengalami Delay karena Cuaca buruk di Swiss."
Seorang pria berkulit tan masuk ke dalam ruangan yang sedang ricuh itu.
"Eh... Apa aku datang di saat yang tidak tepat?" Ucap pria itu dengan rasa tak enak hati.
"Ah tidak kau sudah sangat tepat datang kemari. Jimin kenalkan teman hyung namanya Kim taehyung." Jimin pun menolehkan kepalanya ke arah orang yang dimaksud. Ke duanya pun terkejut.
"Taehyung-hyung!" "Jimin!" Ucap ke duanya bersamaan.
"Eh kalian sudah kenal?" Ucap seung gi heran dan menatap ke duanya bergantian.
"Ne hyung kami sudah mengenal satu tahun yang lalu." Ucap jimin sambil tersenyum dan tak menghiraukan adanya jungkook di ruangan itu yang kini menatap tajam pada jimin.
"Baiklah tae, bawa adik ku keluar aku masih ada urusan di sini." Ucap seung gi sambil membantu jimin berdiri kemudian menuntun jimin mendekat kearah taehyung.
"Satu hal lagi, Jangan sampai ada lecet ditubuhnya." Tambah seung gi.
"Tenang saja seung gi-ah. Aku akan menjaganya." Taehyung pun merengkuh bahu jimin dengan lembut membawa jimin keluar dari ruangan itu dan membuat hati jungkook panas yang saat itu tengah melihat ke arah mereka.
"Hey, lihat apa kau hah? Sekarang dengar, kembalilah ke perusahaan mu Kami akan tetap mencabut kontrak kerja sama antar perusahaan. Dan satu lagi jika kau memang tak mengakui anak yang di kandung jimin itu anakmu maka kami akan tetap menikahkan jimin dengan pria tadi." Ucap seung gi sambil menarik kerah kemeja jungkook
"Sekarang pergi kau brengsek!" Ucap jong suk menarik jungkook dan mendorong jungkook hingga tersungkur ke lantai.
Jungkook pun akhirnya pergi keluar dari perusahaan itu dengan menahan sakit di seluruh tubuhnya. Saat tiba di tempat parkir mata jungkook menangkap sosok jimin di sana dengan pria yang ia dengar tadi bernama taehyung. Entah kenapa jungkook tak suka melihat jimin bersama pria itu. Tanpa sadar kakinya melangkah ke arah jimin dan taehyung.
𝙎𝙧𝙚𝙚𝙩
Jimin terkejut saat Jungkook menarik tangannya dengan kasar menuju ke arah mobil jungkook di sana.
"Aw! Jungkook apa yang..."
"Diam!" Bentak jungkook pada jimin yang lansung diam.
"Hey! Lepaskan jimin!" Taehyung menarik lengan jungkook menahannya agar tak membawa jimin pergi.
"Kau jangan ikut campur!" Ucap jungkook sambil terus menarik jimin.
"Tapi dia calon istri ku! Lepaskan dia brengsek!"
Setelah sampai di mobilnya, jungkook memaksa jimin untuk masuk ke mobilnya. Dan jungkook kembali beralih ke taehyung.
"Ku beri tahu satu hal, jimin milikku milik jeon jungkook. tidak ada yang bisa memilikinya selain aku karena dia juga sedang mengandung anak ku. Jadi aku peringatkan kau jangan pernah mendekatinya lagi." Setelah mengatakan itu jungkook masuk ke dalam mobilnya. Jimin melihat jungkook masuk ia mulai gelisah.
"Jungkook, tolong biarkan aku pergi." Lirih jimin yang menunduk karena takut untuk menatap jungkook. Tanpa menghiraukan ucapan jimin jungkook menyalakan mesin mobilnya dan segera pergi dari area perusahaan jimin.
"K-kita mau kemana? Hiks.. Jungkook.. Kumohon.. Hiks.. Lepaskan aku..." Jimin mulai menangis dia takut tak ingin kejadian yang dulu terjadi lagi.
"Aku sudah pernah bilang padamu kalau kau adalah jalang ku mulai saat itu juga. Jadi sekarang aku akan membawamu pulang."
"T-tidak.. Hiks.. Kumohon.."
Tak berapa lama jimin dan jungkook tiba di apartemen jungkook yang dulu jimin pernah di sekap di sana. Jungkook menyeret lengan jimin untuk masuk ke apartemen itu.
"Jungkook pelan! Aku sedang hamil kook!"
"Apa aku peduli? Tidak!." Jungkook masih terus menyeret tubuh jimin. sampai pada kamar yang sama yang pernah di tempati jimin dulu.
"Kau tetap di sini. Tak akan ku biarkan kau pergi dan ingat kau itu jalang ku." Ucap jungkook datar meski di dalam hatinya ia merasa senang bisa membawa jimin kembali.
.
.
.
"Bajingan keparat!!" Umpat seung gi setelah taehyung mengatakan apa yang telah terjadi di tempat parkir tadi.
"Kita harus segera mencarinya. Kita harus menyebarkan orang-orang kita." Ucap jong suk
"Aku akan bantu mencarinya." Taehyung pun segera beranjak dari sana di ikuti seung gi dan jong suk.
jong suk sudah pergi dari perusahaan jimin dan kini ia masih dalam perjalanan menemui seseorang. Setelah 15 menit jong suk pun sampai di sebuah cafe dia mulai mencari keberadaan seseorang.
"Jong suk disini!" Ucap pria itu.
"Apa sudah lama menunggu kai?" Ucap jong suk.
"Sudah dari tadi aku di sini karena aku juga bertemu klien di sini tadi."
"Oh.. Kai bisa aku minta tolong padamu?"
"Minta tolong apa?"
"Bisakah kau melacak nomor ini?" Ucap jong suk sambil menunjukan dua nomor telepon di sebuah kertas.
"Nomor siapa ini jong suk?" Kai mengernyit heran dan menatap bergantian pada jong suk dan kertas itu.
"Nomor sepupuku dan orang yang menculiknya."
"Apa?! Mana mungkin seung gi yang..
"Bukan seung gi, Kai tapi sepupuku yang bernama jimin."
"Oh! Yang waktu itu kau memintaku melacak seung gi dan ternyata aku mendapati pemuda mungil yang tengah hamil itu.."
"Ne.. Tolong lacak keberadaan mereka secepatnya."
"Siap bro!.. Tenang saja ok!" J𝘰ng suk pun pergi dari cafe itu. '𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘪 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.' ucap jing suk dalam hati.
.
.
.
"Akhh... Junghh.. Kookhhh... Hentihhh... Ahh... kanhh ahhh... S-sakitthhh.. Ahh.." Desahan jimin terdengar di dalam kamar itu. Ya.. Jungkook menyetubuhi jimin lagi saat baru sampai di apartemennya. Tak perduli akan kondisi jimin yang hamil ia tetap melakukannya.
"𝘈𝘩𝘩.. lubang mu nikmat jimin ahh.. Aku tak bisa berhenti.." Jungkook terus menghentakkan penisnya dengan cepat ke dalam lubang jimin sampai tubuh jimin pun ikut bergerak.
"Ahh.. Akuhh.. keluarhh..ahh.." Jimin pun mengeluarkan spermanya di perutnya dan jungkook terus saja menghentakkan penisnya ke lubang jimin meski jimin masih menetralkan tubuhnya yang bergetar akibat pelepasannya.
"Junghhh.. A-akuhh l-lelahhh.. Ahh.. Ahh.. shh.. Jungkookhh.."
"Sebentar lagi.. Ahh.. Aku sampai.. Ahh.." Jungkook pun mempercepat gerakannya dan dengan beberapa hentakan kemudian jungkook pun keluar.
"Akhhh.. Hah..hah..." Jungkook pun menyemburkan cairan putihnya ke dalam lubang jimin dan jungkook merebahkan tubuhnya di samping jimin yang sedang menutup matanya sambil menetralkan deru nafasnya.
Jungkook mengambil selimut dan menyelimuti dirinya dan juga tubuh jimin yang polos. Tindakan jungkook membuat jimin membuka matanya dan kemudian menghadapkan tubuhnya membelakangi jungkook namun jimin di buat terkejut dengan tindakannya yang dengan cepat jungkook membalik tubuh jimin untuk menghadap ke arahnya dan menenggelamkan wajah jimin ke dalam dadanya. tanpa jimin duga Jungkook memeluk tubuhnya dengan sangat erat.
"Jangan pergi." Ucapan jungkook berhasil membuat jimin membelalakkan matanya. jimin tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Ku mohon jangan pergi lagi."
"J-jungkook?"
"Kau tahu, setelah beberapa bulan kau pergi aku benar-benar kacau jimin. Tolong tetaplah disini bersamaku. Maafkan aku.. Maafkan aku.. Jangan pergi.. Hiks"
"Jungkook kau menangis?" Jimin mendongakkan wajahnya melihat jungkook yang sedang menitikkan air mata. Jimin pun mengulurkan tangannya menghapus air mata jungkook.
"Kumohon.. Jangan pergi.."
"Baiklah aku akan tetap di sini aku tak akan pergi lagi."
"Terima kasih jimin." Jungkook pun memeluk jimin dengan erat begitu pun jimin, dalam pelukan jungkook yang hangat ia tersenyum senang karena jungkook berubah. Namun tanpa jimin ketahui jungkook menyeringai dia berhasil meyakinkan jimin untuk tetap bersamanya. Jungkook nyatanya hanya memanfaatkan jimin untuk keuntungannya sendiri. memanfaatkan pemuda mungil itu hanya untuk membatalkan pencabutan kerja samanya dengan perusahaan milik sepupu jimin dan milik jimin sendiri agar perusahaannya tidak mengalami kebangkrutan.
'𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩!'
𝙏𝙗𝙘