"Kenapa tunggu diluar Riel, padahal masuk aja.."
"Baru sampe om.."
"Masa manggilnya om.."
"Iya dad.."
"Nah gitu dong, dari kemarin-kemarin om mulu."
"Ayo.." Ara segera berjalan menuju mobil Dariel dan masuk.
"Sabar Riel, Ara lagi PMS kayanya."
"Iya..mom.." Dariel sedikit canggung.
"Ya udah hati-hati dijalannya, jangan pernah berantem kalo lagi nyetir, bahaya."
"Iya mom, Dariel duluan ya.." Dariel kini menyusul Ara lalu menjalankan mobilnya.
"Cantik, jangan marah dong.." Dariel mengusap pelan pipi Ara yang masih cemberut.
"Kamu gimana sih?udah tahu lusa mau liat venuenya malah setujuin mau dinas. Emang siapa sih yang ngajak?coba bilang."
"Ethan yang ngajak dan emang aku harus kesana. Ini kan menyangkut perusahaan yang aku pegang sayang."
"Ya suruh aja wakil kamu Riel. Si Ethan aku telepon juga nih.." Ara segera mencari handphonenya.
"Sayang..." Dariel menghentikan aksi Ara lalu berhenti dipinggir jalan karena mengingat pesan Jesica.
"Sayang, kita udah komitmen bahas soal ini baik-baik. Kamu dengerin aku begitupun aku dengerin kamu."
"Aku dengerin kamu Riel, kamu yang ga dengerin aku."
"Iya sayang, sekarang dengerin aku dulu. Aku kaya gini bukan tanpa alasan. Aku mau ambil cuti panjang buat kamu, makannya segala kerjaan harus aku beresin supaya pas masuk ga terlalu banyak. Selain pernikahan, aku juga pingin dong wujudin honeymoon yang kamu mau. Waktu aku bilang kita pergi 3 hari kamu bilang ga cukup dan butuh seminggu, oke aku turutin, aku harus tanggung jawab sama kerjaan aku, Aku juga harus tanggung jawab sama urusan kita dan aku lagi atur waktu buat keduanya. Sekarang pilihannya terserah kamu, aku urusin pernikahan tapi aku cuman cuti 3 hari, atau aku sibuk sekarang tapi semua yang kamu mau bisa aku wujudin."
"Tapikan kamu nikahin pemilik perusahaan loh, mereka juga pasti ngerti."
"Iya sayang tapi bukan berarti aku bisa semena-mena dong. Kita juga udah sepakat buat profesional. Urusan pribadi sama kerja ga akan disangkut pautin. Aku majuin besok ya sayang, jadi aku ikut. Aku udah bilang kok ga akan masuk besok. Seharian kita liat tempatnya, malemnya kita dinner. Aku udah reservasi tempat buat kita."
"Dimana??"
"Ada deh, rahasia. Udah ya ga usah kesel."
"Iya, maaf.." Ara sudah luluh kali ini.
"Aku pasti ikut buat persiapan, nanti kita cari waktu yang tepat lagi ya, yang ga bentrok sama kerjaan aku, sama kerjaan kamu juga. Kasian Chandra sayang, ga ada kamu dia bisa meledak. Kamu juga harus pikirin itu."
"Iya, makasih kamu udah ingetin." Ara kini mencium pipi Dariel dan kembali melanjutkan perjalanan mereka.
"Aku tadi fitting baju sayang, Kris lucu banget, kamu jadi bikin bajunya dikenalan pak Stefan?"
"Jadi, kemarin sore udah ketemuan. Pokoknya baju keluarga aku udah selesai.."
"Nanti fitting baju kedua kamu wajib ikut."
"Iya sayang, chateringnya gimana?"
"Mommy aku yang urus, udah selesai katanya, tinggal pilih menunya.."
"Ga ada acara icip-icip apa?"
"Ada, nanti kata mommy dikasih tahu kapan."
"Jadinya disponsori mommy?"
"Sebenernya mommy ga maksa, dia bebas aja mau milih dari cathering dia atau luar, soalnya orang tua Tante Dena juga punya cathering yang lumayan terkenal tapi daripada ribet mending dari mommy. Udah kejamin juga rasanya.."
"Brand mommy juga udah terkenal kok.."
"Cie..mangggilnya udah Daddy, mommy.."
"Orang Daddy yang nyuruh."
"Riel..aku curiga deh sama mommy.."
"Curiga apa?"
"Mommy hamil lagi.."
"Hah?lagi?"
"Iya, belakangan sikapnya aneh banget. Mual-mual segala cium wangi Jay atau Kay padahal aku aja biasa, pingin makan sop buah tapi Daddy yang bikinnya, terus tadi pingin kue ape, pingin ice cream, belum lagi nyuruh Daddy brewokan segala padahal biasanya mommy ga suka. Pake ada acara ngomelin aku segala, semua aja kena semprot tadi sama mommy."
"Seru dong diomelin?"
"Kok seru sih?mommy bilang kalo jadi istri aku harus nurut, harus sabar, kalo ga gitu dosa."
"Iyalah, aku kan suami kamu."
"Tega aja kalo kamu sampe bikin aku banyak dosa."
"Enggalah sayang, emang aku mau ngapain sih?"
"Honeymoonnya kita naik kapal pesiar ya.."
"Tadinya aku mau ajakin keluarga kamu aja sama bapak, sekalian gitu sewa satu kapal, aku denger bisa maksimal 14 orang."
"Riel honeymoon masa ramean?"
"Tapi tidurkan masing-masing."
"Emang kalo tidur mau ngapain?"
"Meremlah.." Dariel senyum-senyum.
"Kamu yakin mau ramean?"
"Aku gimana kamu, setuju engga?sekalian tahun baru sayang..."
"Bagus sih.."
"Gimana sayang?seengaknya ga terlalu sepi.." Dariel membujuk dengan meraih tangan Ara.
"Aku setuju tapi biayanya bagi dua.."
"Oke..nanti aku hubungin orangnya, kemarin-kemarin ada kenalan Sandi nawarin. Pas banget kamu pingin naik kapal pesiar, itu dilabuan bajo sayang.."
"Wah... bagus tuh. Aku pingin kesana."
"Tuh kan kamu suka lagi, fix nih aku langsung booking."
"Makasih Dariel Sagara.." Ara tersenyum senang sambil menggengam tangan calon suaminya. Sementara itu Kenan dan lainnya sudah sampai dirumah duluan. Tiba-tiba sebelum menutup gerbang Jesica memberhentikan tukang es potong yang lewat.
"Mommy beli apa lagi dad?"
"Ga tau Kay.."
"Dad...Daddy ga curiga apa?"
"Curiga apa?"
"Mommy aneh deh dari kemarin-kemarin.."
"Aneh gimana sih Kay?"
"Muntah-muntah, , Eneg sama makanan, ga suka sama aroma Jay atau aku, pingin kue ape, pingin ice cream daritadi, Mommy hamil lagi ya?" Ucapan Kay membuat Kenan kaget.
"Ih apaan sih kay, engga. Mommy ga hamil."
"Dad, aku ga papa kok. Aku pingin adik cewek." Jay senang mendengar ibunya hamil lagi.
"Engga, Daddy ga ngijinin mommy hamil." Kenan menentang keras kali ini.
"Kenapa sih Daddy?dulu bujuk-bujuk kita buat mommy hamil lagi, sekarang ga boleh."
"Pokoknya engga Kay."
"Udah-udah, kalian tuh mikirnya aneh. Mommy ga hamil."
"Tapi mommy udah ngeliatin tanda-tanda itu Dad.."
"Lagi ngobrolin apa?mau ga?enak nih kayanya rasanya alpukat. udah jarang-jarang loh ada tukang es potong.." Jesica datang dengan membawa kantong plastik membuat Kris yang ada digendongan Jay mencoba meraih ice cream yang ada ditangan Ibunya.
"Mau sayang?sini mommy kasih.." Jesica menyuapi Kris dengan ice cream."
"Mom..mommy....ham..."
"Udah, masuk aja yuk kayanya mau hujan mendung gini." Kenan langsung memotong pembicaraan Jay.
"Iya nih, mending masuk aja.." Jesica segera masuk kedalam rumahnya.
"Tuh kan Dad..." Kay memanasi Ayahnya yang tampak gelisah sekarang.
"Beliin test pack Kay sana.."
"Ih dad masa aku yang beli sih.."
"Emang kenapa?kan buat mommy."
"Malulah dad.."
"Malu kenapa?"
"Aku kaya anak yang habis ngehamilin cewek."
"Penjaga apotek juga mana peduli Kay, kamu beli buat siapa."
"Engga ah Daddy aja, aku ga mau..kalo engga suruh Jay.."
"Kalo suruh Jay panjang ceritainnya lagi, udah kamu aja. Nih uangnya kembaliannya buat kamu.."
"Kalo salah jangan minta aku balik lagi ya.."
"Iya engga, asal kamu bilangnya beli test pack bukan tolak angin." Canda Kenan membuat Kay pergi dengan motornya agar cepat.
**To Be Continue