webnovel

Cauvade Syndrom

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2020

Re-publish Web Novel : 30 Oktober 2020

💕 Siskahaling

Tak butuh waktu lama untuk Mario sampai di mansion. Di halaman depan Mario sudah menemukan Audy terparkir rapi di sana. Ternyata mereka sudah datang. Tentu saja mereka yang Mario maksud adalah Zeth, Manda dan Gina. Orang yang selama ini Mario hormati walaupun selama ini ia terlihat begitu tak sopan kepada Manda, tapi percayalah Mario melakukan itu jika Manda sudah mulai mengatur-atur sesuatu yang tidak ia suka selebihnya Mario begitu menyayangi Manda.

Suara obrolan ringan terkadang disusul gelak tawa terdengar di telinga Mario begitu ia memasuki ruang tamu. Sudah bisa Mario menebak jika saat ini keluarganya itu tengah berkumpul di ruang utama.

Alyssa -yang memang duduk dengan menghadap pintu masuk- pertama kali yang menyadari kedatangan suaminya.

"Kau sudah pulang?" pertanyaan retoris itu menarik perhatian mereka semua. Tanpa komando Zeth, Manda dan Gina menoleh kebelakang dan menemukan Mario yang kini melangkah mendekat.

Tanpa menjawab pertanyaan Alyssa, Mario langsung duduk di samping Alyssa yang kini tengah duduk di sofa panjang dan langsung menyandarkan kepalanya di bahu Alyssa. Mario memejamkan matanya saat aroma vanilla milik istrinya langsung menyapa indra penciumannya. Haahhh, nyaman. Batin Mario.

"Apa sifat manjanya tidak pernah berubah, Al?" Manda membuka suara melihat aksi yang dilakukan anaknya sekarang. Dulu, dulu sekali Manda masih mengingat dengan jelas Mario yang begitu Manja kepadanya. Sama persis seperti saat ini yang Mario lakukan kepada Alyssa. Sedangkan Alyssa hanya tersenyum menanggapi ucapan Manda, ia tahu saat ini terjadi sesuatu dengan suaminya. Karena biasanya Mario akan selalu menggodanya ketika suaminya ini sampai rumah. Tapi saat ini suaminya terlihat berbeda, apa masalah pekerjaan.

"Ada masalah di kantor?" Alyssa mengusap puncak kepala Mario. Pria itu menggeleng.

"Kepala ku terasa begitu sakit dan perut ku mual, biarkan seperti ini dulu" jawab Mario pelan, lalu memperbaiki posisi kepalanya di bahu Alyssa.

"Benarkah? Kau sakit?" Alyssa menempelkan punggung tangannya di dahi Mario lalu mengernyit samar.

"Agak panas" gumam Alyssa.

"Mario demam?" tanya Manda kembali angkat bicara. Sedangkan Zeth dan Gina masih memilih diam.

Alyssa mengangguk. "Sepertinya, Ma" jawab Alyssa kembali menempelkan punggung tangannya di dahi Mario.

"Anak nakal ini pasti kelelahan dan terlalu memforsir tubuhnya. Mario jarang sakit Al, karena daya tahan tubuhnya juga bagus. Dan jika sudah seperti ini pasti karena Mario terlalu lelah"

Manda sudah tahu betul bagaimana putra itu. Bagaimana tidak, mulai dari ia yang melahirkan Mario dan merawatnya hingga dewasa membuat Manda begitu paham bagaimana anaknya itu.

Belum sempat Alyssa membuka suara untuk mengajak Mario ke kamar agar suaminya itu bisa beristirahat, Mario sudah beranjak bangun dan tergesa menuju dapur sambil menahan sesuatu di mulutnya.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Mario saat ini, yang jelas Alyssa sudah berlari menyusul Mario ke dapur dan disambut suara muntah Mario. Astaga, kenapa dengan suaminya itu.

"Huekk, huekk"

Alyssa memijat tengkuk Mario membantu suaminya itu untuk mengeluarkan isi perut yang mengganggu pencernaan Mario.

Mario mencengkram dengan erat pinggiran wastafel yang kini menjadi pegangannya agar tidak terjatuh. Demi apa pun, ini kali pertamanya ia merasakan rasa sakit dan mual semenyiksa ini. Biasa jika ia hanya demam, tidak akan semenyiksa ini.

Mario yang merasakan Alyssa yang berdiri di belakangnya pun langsung berbalik dan menyandarkan kembali kepalanya di bahu Alyssa. Hahh, entah kenapa hanya ini yang membuat Mario sedikit merasa lebih baik, bahu istrinya, wangi vanilla milik istrinya dan kehangatan yang diberikan oleh bahu istrinya.

Lalu setelahnya, Zeth, Manda dan Gina datang dengan raut wajah khawatir.

"Apa yang terjadi Al? Mario kenapa?" Gina angkat bicara melihat menantunya kini bersandar lemas di bahu Alyssa.

"Aku tidak tahu Mom, baru saja Mario memuntahkan semua makanannya"

"Kita bawa ke kamar, biar Mama yang menghubungi Alvin" ucap Zeth lalu membantu Alyssa memapah Mario ke kamar.

*siskahaling*

Alvin datang saat setelah Mario merasa baikan. Setidaknya tidak separah tadi saat acara muntah-muntahnya yang cukup menguras tenaga. Setelah Alyssa dan Zeth memapahnya ke kamar tadi, Margareth datang membawakan teh mint untuk mengurangi rasa mual Mario.

Mario kini duduk bersandar di kepala ranjang. Matanya terpejam membiarkan Alvin memeriksanya. Sesekali Alvin mengernyit samar. Masih belum pasti jika prediksinya ini adalah benar.

"Kau mual?" tanya Alvin mencoba memastikan.

"Dia bahkan memuntahkan semua makanannya" Alyssa menjawab pertanyaan Alvin yang sebenarnya ditujukan untuk Mario.

"Apa Mario mengalami sakit kepala juga?"

"Ya, tadi Mario sempat mengeluh kepalanya sakit" lagi Alyssa yang menjawab.

"Ini hanya analisa ku saja, Mario mengalami Couvade Syndrome"

Alvin mengalungkan stetoskop-nya lalu tersenyum tipis saat menangkap raut wajah bingung Alyssa.

"Kapan terakhir kali tamu bulanan mu datang?" pertanyaan Alvin sontak membuat Alyssa semakin bingung dan bahkan Mario membuka matanya.

"Apa hubungannya sakit ku dengan tamu bulanan istriku" ucap Mario kesal. Apa-apaan Alvin menanyakan ranah pribadi milik istrinya. Sepertinya ingin dicincang sahabatnya ini.

"Cauvade Syndrome, kondisi dimana suami ikut mengalami gejala-gejala kehamilan, seperti mual, sakit kepala, insomnia, nafsu makan bertambah, dan mood swing pada awal kehamilan sang istri" jelas Alvin. Baik Mario dan Alyssa keduanya sama-sama diam. Bukankah baru saja Alvin secara tidak langsung menjelaskan jika Alyssa tengah hamil.

Alyssa langsung berusaha mengingat kapan terakhir kali tamu bulanannya datang. Tubuh Alyssa menegang saat ia mengingat ia sudah telat dua minggu dari jadwal menstruasinya.

"Jadi untuk memastikan Cauvade Syndrome yang dialami Mario ada baiknya kalian membuat janji dengan dokter kandungan untuk memastikan Alyssa hamil atau tidak"

"Al- Alyssa hamil?" Mario menegakkan tubuhnya dari kepala ranjang. Detak jantungnya berdetak dua kali lipat saat Alvin secara tidak langsung mengatakan istrinya tengah hamil. Itu artinya mereka akan punya bayi bersama. Ya Tuhan, benarkah sebentar lagi akan ada yang memanggilnya Papa.

Tak jauh berbeda dengan Alyssa, ia bahkan masih bungkam tak bersuara. Namun hatinya terasa ingin meledak karena terlalu bahagianya. Jika melihat tamu bulanannya yang sudah telat dua minggu, sudah bisa dikatakan jika ia memang sedang hamil. Dan sebentar lagi akan ada penghuni baru di kehidupan keluarganya.

"Aku akan membuatkan janji temu dengan dokter Marinka, kebetulan beliau dokter kandungan di rumah sakit ku" Alvin mengemas semua peralatan dokternya memasukkan kedalam tas hitam.

"Untuk saat ini kalian bisa membeli alat tes kehamilan untuk memastikan. 80% hasilnya akurat" tambah Alvin menjelaskan.

"Selamat pria berengsek, akhirnya kau akan menjadi seorang ayah" bisik Alvin tepat di telinga Mario. Lalu beranjak keluar meninggalkan Mario dan Alyssa disana yang masih mencoba mencerna segala penjelasannya.

***

Hayooo, siapa yang bener nebaknya kalau Alyssa Hamil....

Wkwkwkwk,

Sampai ketemu di chapter selanjutnya.

Chương tiếp theo