webnovel

Akhirnya Aku Menemukanmu

Nirmala kembali membuka matanya, dia seperti mengenali dimana dia berada saat ini. Nirmala kemudian membuka matanya dan segera mengamati tempat ini dengan seksama dan dia segera bisa bernapas lega. Nirmala segera bangun dan duduk bersandar di kepala tempat tidurnya. Nirmala kemudian melihat sosok tampan yang selama ini sangat dirindukannya mendekatinya dengan membawa semangkuk sup yang masih panas. "Arjuna, bagaimana aku bisa berada disini?" tanya Nirmala sambil meraba bagian dadanya untuk mengambil daun-daun yang telah dicurinya beberapa hari yang lalu.

"Aku sudah mengembalikannya ke istana daun-daun itu. Kenapa kamu begitu lancang dan gegabah mencuri tanaman itu?" tanya Arjuna dengan nada marah. Kini dia sedang melepaskan pakaian yang dipakai oleh Nirmala. Arjuna akan segera mengobati tubuh Nirmala yang penuh luka. Dia sudah menyiapkan ramuan yang sangat ampuh dan kini sudah siap digunakan. "Arjuna, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Nirmala kepada Arjuna yang terus membuka pakaiannya hingga kini tersisa pakaian dalamnya saja. Arjuna kemudian segera menggendong tubuh Nirmala dan membawanya ke dalam tempat biasanya dia mandi di belakang tempat tidurnya.

"Nirmala, aku sudah menyiapkan obat herbal di dalam bak mandi itu. Sekarang kamu berendam selama dua dupa dan aku akan menyiapkan pakaian gantimu, setelah itu kita akan makan dan aku akan kembali mengobati lukamu dengan obat luar yang diberikan oleh tabib istana." ujap Arjuna yang segera meninggalkan Nirmala yang kini dia segera membuka sisa pakaiannya dan segera masuk ke dalam air ramuan yang sudah disiapkan oleh Arjuna. Nirmala merasakan tubuhnya kesakitan saat luka-luka ditubuhnya menyentuh ramuan itu tetapi dia menahannya.

Wajah Nirmala memucat saat tubuhnya sudah terendam didalam air ramuan itu. rasanya benar-benar sangat sakit sehingga dia merasakan tubuhnya seperti tertusuk ribuan jarum. Nirmala memejamkan matanya sementara keringat dingin membasahi dahi dan seluruh tubuhnya. Dia tidak tahan lagi dan harus berteriak agar dia bisa menahan rasa sakitnya tetapi Nirmala takut kalau Arjuna kemudian menjadi kasihan kepadanya. Nirmala kemudian mengambil pakaian miliknya tadi lalu menggigitnya keras sehingga dia bisa menahan rasa sakitnya.

Arjuna yang sebenarnya melihat hal itu merasa sakit hati dengan apa yang dialami oleh orang yang sangat dicintainya itu. Nirmala semakin lama semakin tidak kuat dan kini dia kembali pingsan karena rasa sakit yang teramat sangat. Arjuna kemudian segera menghampiri Nirmala dan menunggunya sampai waktu dua dupa yang dikatakan oleh tabib istana. Setelah dupa terakhir habis, Arjuna segera mengangkat tubuh Nirmala lalu membawanya kembali ke dalam kamarnya. Arjuna memejamkan matanya karena Nirmala tidak mengenakan apapun. Arjuna segera meletakkan tubuh Nirmala dan menyelimutinya.

Arjuna lalu mengambilkan pakaian bersih milik Nirmala yang masih ada di rumah pohon ini dan segera memakaikannya. Setelah Nirmala berpakaian Arjuna kemudian duduk ditepi tempat tidur dan menggenggam tangan Nirmala. Dia menunggu dengan sabar sampai akhirnya Nirmala kembali membuka matanya. "Nirmala, kamu sudah sadar?" tanya Arjuna yang langsung membantu mengangkat sedikit kepala Nirmala dan mengganjalnya dengan bantal. Arjuna kemudian menyuapi Nirmala dengan sup herbal yang tadi dibuatnya.

"Terima kasih, Arjuna! Aku sudah melakukan kejahatan tetapi kamu masih sudi merawatku seperti ini." ucap Nirmala pada Arjuna yang langsung meletakkan mangkuk sup herbal yang di pegangnya dan segera membungkam bibir Nirmala dengan ciumannya. Nirmala hanya bisa memejamkan matanya karena dia memang sangat merindukan Arjuna selama dia pergi meninggalkan kerajaan beberapa waktu yang lalu.

"Nirmala, aku sangat mencintaimu! meski kamu melakukan kesalahan yang sangat fatal dan Ayahku menghukummu tentu aku akan tetap membelamu. Hanya saja hal itu tidak akan terjadi karena setelah kamu sembuh aku akan menikahimu." ucap Arjuna membuat Nirmala syok. Nirmala menatap mata Arjuna dan dia bisa melihat kalau tidak ada kebohongan didalamnya.

"Terima kasih Arjuna, tetapi aku tidak bisa menerima cintamu karena aku akan segera kembali ke tempat asalku. Aku sudah tahu bagaimana aku bisa kembali, tetapi sekali lagi aku akan meminta bantuanmu. Saat aku meninggalkan istana beberapa hari yang lalu, aku sebenarnya sudah bertemu dengan nenekku, beliau mengatakan kalau aku bisa kembali melalui pintu rahasia yang berada di dalam istana. Hanya saja nenekku tidak tahu dimana tepatnya pintu itu berada. Makanya aku akan meminta bantuanmu, apakah kamu tahu atau pernah mendengar di dalam istanamu ada sesuatu yang sangat istimewa?" tanya Nirmala kepada Arjuna yang langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku benar-benar tidak tahu, Nirmala. Aku bahkan baru mendengarnya darimu kalau di dalam istana ini ada tempat semacam itu. Kamu tidak usah khawatir, aku akan membantumu menemukannya tetapi kamu harus menjadi istriku." ucap Arjuna masih keukeuh dengan pendiriannya. Nirmala hanya bisa menganggukkan kepalanya saat Arjna mengatakan hal itu, yang terpenting bagi Nirmala adalah dia bisa kembali ke tempat asalnya, dia harus mengetahui nasib Farel dan juga Neneknya. Nirmala merasa sudah terlalu lama meninggalkan dunia tempatnya berasal.

"baiklah Arjuna, tetapi aku mau kita mendapatkan restu dari kedua orangtuamu. kamu harus melamarku sebagaimana mestinya dan kamu harus membuat kedua orangtuamu menerimaku, setelah itu aku akan meikah denganmu. Tetapi kalau mereka menentangnya, aku juga tidak akan pernah menikah denganmu." ucap Nirmala memberikan pilihan yang cukup sulit bagi Arjuna, tetapi dia juga menyetujuinya. Arjuna yakin kalau kedua orangtuanya akan merestui hubungannya dengan Nirmala.

Arjuna kemudian kembali menyuapi Nirmala dengan sup herbal yang masih tersisa, dia kemudian mengoleskan obat serbuk diatas luka-luka yang di alami oleh Nirmala. Setelah semuanya diobati, Arjuna meminta Nirmala kembali beristirahat. Arjuna mendapatkan obat yang sangat mujarab dan mempercepat penyembuhan. Dia akan menunggu sampai Nirmala sehat kembali dan akan segera memperkenalkannya pada kedua orangtuanya.

Chương tiếp theo