Esok paginya, pak Gibran masih berusaha untuk menenangkan hati bu Weni yang masih di rundung duka pasca keguguran kala itu. Akan tetapi, bu Weni justru terus menghindarinya. Entah apa sebabnya? Di dalam hati pak Gibran selalu bertanya-tanya. Beberapa guru di sekolah itu tampak kebingungan melihat pak Gibran dan bu Weni terlihat jelas saling menjauh dan menjaga jarak.
"Bu Weni, mau sampai kapan kau terus menjauhiku seperti ini?" tanya pak Gibran setelah menerobos secara paksa masuk ke dalam ruangan bu Weni.
Tampak bu Weni terkesiap begitu pak Gibran berdiri di depannya, mereka saling berhadapan yang hanya terhalang oleh meja kerja milik bu Weni.
"Maafkan aku, pak Gibran. Saat ini aku masih ingin sendiri, tolong mengertilah!" sahut bu Weni menatapnya dengan wajah sedih.
"Tapi tidak dengan cara kau terus menghindari dariku dan mengacuhkanku, paling tidak kau bisa berbagi denganku."
"Lalu apa yang harus aku bagi padamu? Ini masalahku," bantah bu Weni.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com