Dalam perjalanan ke polis Losc dan Lili masih harus melewati setengah dari hutan utara yang lebat itu untuk sampai di perbatasan kota polis.Mereka masih terngiang pertarungan sebelumnya melawan Fury.Losc tidak mengira akan bertemu lawan hebat selain khaos be.
"Lili,bagaimana menurutmu orang yang kita lawan kemarin?"Losc memecah keheningan.
"Hayya,ya ia hebat juga si,tidak seperti muridnya yang gampang dijatuhkan.Walaupun tak sehebat ayahku,tapi kalo kita tidak berdua melawan,pasti akan dikalahkan." Jawab Lili.
Losc terus memacu kuda itu untuk sampai ke kota polis,melewati daerah hutan utara yang selama ini juga terkenal keangkerannya.
"Kak Losc,kita sudah berjalan lama sekali,apa kau merasa ada yang mengikuti kita?"sambil duduk di depan Losc,Lili menengok dan memperhatikan sekitar guna memastikan.
"Ada apa?"Losc bertanya sementara masih fokus menunggang kuda.
"Kak Losc,lebih baik kita berhenti untuk istirahat,kau terlihat lapar."bujuk Lili.
Losc sebenarnya masih ingin melanjutkan perjalanan, namun perutnya sekarang sangat lapar dan ia tahu Lili juga sangat pandai memasak hal yang menambah dirinya tak bisa menahan rasa laparnya lagi.Maka dengan cekatan ia langsung tarik tali kudanya yang membuat hewan itu langsung berhenti.
"Lili ayo kita cari tempat untuk istirahat."Losc setuju dengan Lili.
"kak Losc, cari daerah dekat sungai,nanti aku bakarkan ikan."ucap Lili.
Mereka akhirnya turun dari kuda dan berjalan masuk ke dalam hutan untuk mencari sungai.Mereka berjalan perlahan sampai mendengar suara gemericik air yang sangat deras.Losc dan Lili segera memotong beberapa pohon dan membuat gubuk kecil,lalu membuat api.
"Sekarang kita harus mencari ikannya,lihat ikannya banyak sekali di sungai ini."Lili bersorak senang.
"Tapi kita tidak memiliki alat untuk menangkap ikan." Ujar Losc bingung.
"Hayya,begini kakak bodoh,sungai di sini tidak terlalu dalam dan juga sangat kecil,hanya selebar delapan kaki. Jadi kita akan membendungnya,kau cari empat dahan pohon besar yang panjang,kita akan menggunakan itu."
Losc dengan segera mencari apa yang diucapkan Lili,ia berlari ke tengah hutan yang menyimpan banyak pepohonan besar.Sampai ia di tengah hutan ia menemukan sebuah batang besar dengan dahan yang lumayan,segera dengan jurus pedangnya ia memotong empat dahan pohon berukuran besar.
Sementara itu Lili yang sedari tadi di pinggiran sungai masih merasa waspada,karena ia merasakan seperti ada orang yang mengawasi mereka berdua.Di tengah lamunannya ia tersadar saat Losc datang dengan membawa empat dahan pohon.Losc menarik keempat dahan pohon yang mustahil untuk diangkat sekaligus.
"Baguslah,kak losc sekarang kita tutup aliran sungai dengan dahan pohon ini dari dua arah, Lili langsung menekan sebuah dahan pohon yang Losc tebang dengan pukulan keras,tapi perlahan yang membuat dahan pohon itu terlentang menutup aliran sungai bagian bawah, Losc mengikuti cara Lili membendung aliran sungai namun karena ia menggunakan banyak tenaga membuat air sungai itu menyiprat mengenai mereka berdua yang membuatnya menjadi basah kuyub.
"Kak Losc,hati-hati lihat kita jadi basah,sementara aku tidak membawa baju ganti sama sekali."Lili terlihat kesal.
"Lili aku minta maaf."dengan cepat ia langsung sujud di depan gadis itu.
"Hayya,kak sudahlah,nanti menjadi kebiasaan."ujar Lili.
"ya,tapi kau jangan marah lagi."Losc memperlihatkan wajah berharap.
Namun Lili tiba-tiba tertawa lepas,ia tertawa sampai memejamkan mata, Losc yang ada di situ terlihat bingung,ia mengira Lili menjadi gila maka ia segera berlutut dan memohon kepada dewa.
"Kakak bodoh,mana mungkin aku sanggup marah padamu."
"Habisnya kau tadi terlihat sangat marah sekali."ujar Losc.
"apakah aku terlihat menyeramkan?"tanya Lili.
"Tidak,malah kau terlihat cantik saat marah tadi."Losc terus terang.
Sontak saja Lili menjadi kaget,ia tahu pria di depannya sangat polos,dan mengatakan terus terang.Pipinya menjadi sangat merah karena tak ingin di lihat oleh Losc ia pun menundukkan kepalanya.Losc kembali menjadi heran,ia membungkuk untuk melihat Lili yang kembali bersikap agak aneh,ia heran kenapa wajah gadis di depannya terlihat sangat merah merona.
"Lili,kau kenapa?wajahmu sangat merah apa kau sedang sakit?"
"Hayya,kak jangan katakan lagi."jawab Lili suaranya lirih.
Ia lalu membalik badan dan tetap menundukkan kepala sambil menahan rasa malu.
"Hei Lili,apa aku menyakiti dirimu?kalo begitu aku minta maaf."ucap Losc seraya memutar badan gadis itu.
Lili yang sedari berusaha menahan rupanya tidak berhasil,malah mendengar ucapan dari laki-laki yang ada di depannya membuatnya tambah memerah.Saat itulah Losc yang memutar badannya dengan mendadak membuat Lili tambah kaget,belum sempat ia menunduk terlihat jelas wajah cantik dan merona karena malu.
"Cantik,sangat manis."dengan melongo Losc mengucapkannya.
Dalam benaknya Losc sangat memuji gadis yang ada di depannya.Ia pernah melihat wanita cantik saat di kota tengah,pelayan julian aldrin semuanya sangat cantik, namun baru kali ini ia terpesona oleh seorang wanita, sebenarnya dua kali ia terpesona dan semuanya karena terpesona oleh Lili.
"Kak Losc."
Losc kaget dan lepas dari lamunannya,ia merasa kepalanya dipukul keras sekali.Benar saja gadis cantik tadi memukul jidatnya dengan tangan lembutnya,tapi masih terasa sakit.
"kenapa kau memandangiku terus,apa ada yang salah dengan wajahku?"lanjut Lili bertanya.
"tidak, tidak sama sekali,hanya saja....aku belum pernah melihat wanita secantik dirimu."pujinya pada Lili.
"Sungguh,baiklah sekarang aku akan buatkan ikan bakar tak hangus."jawab Lili,ia lalu ambil pedang dan segera melompat ke atas dengan terbalik dan dengan pedang itu ia menancapkan empat ekor ikan,dengan cekatan ia memutar badannya kembali ke tepi sungai.Di sana Losc suadah membuat api dengan di atasnya terpasang kayu membentuk sebuah panggangan.
Saat sebelum membakar ikannya Lili mengeluarkan sebuah wadah kecil dari kantung yang ada di leher kuda itu.Setelah itu ia menaburkan di atas ikan itu dan di dalam tubuh ikan yang sudah dibersihkan.
"Apa itu?"Losc penasaran.
"Ini adalah bumbu rahasia dari keluargaku,dan hanya bisa di dapat di lembah kematian.kak Losc nanti setelah urusan kita selesai kau ikut aku ke lembah kematian nanti aku masakan makanan enak."ucap Lili dengan tersenyum.
Mereka duduk menunggui ikan itu matang, Lili yang mendapat pengajaran dari ayahnya mulai dari baca tulis ,ilmu hitung,bela diri,dan bahkan memasak pun ia mampelajari dari ayahnya.
"Lili,aku mau mencari air duku."ucap Losc lalu pergi meninggalkan Lili.
"Baiklah."ucap Lili.
Hari mulai gelap,matahari sudah habis setengahnya ditelan langit barat.Ikan yang mereka bakar sudah matang,dan di tata rapi di atas daun pisang dengan bambu yang masih menancap, Losc yang mencari air ia wadahi dengan bambu yang sudah ia bersihkan,kira-kira panjangnya sepanjang lengan orang dewasa.
"Kak Losc,ayo kita nikmati berdua."mereka berdua dengan lahap memakan ikan itu,ikan itu lumayan besar tapi Losc sudah menghabiskannya,berbeda dengan Lili karena perutnya keci,ia hanya memakan sedikit saja dan tidak bisa menghabiskan.
"Lili,masih tersisa dua,bagaimana ini?"tanya Losc.
"kita buang saja."sahut Lili.
Tapi saat Lili membereskan sebuah bayangan berkelebat lalu dengan cepat ia telah berdiri di depan mereka,wajahnya terlihat berumur,seumuran dengan ayahnya,jika Lili melihat sekilas.Pakaiannya terlihat biasa dengan rambut yang diikat di belakang.di punggungnya dua buah pedang dengan ukiran yang sama menyilang.
"Jangan dibuang,lebih baik berikan padaku."ucap orang asing itu.
"begitu,kalo bisa ambil sendiri."sahut Lili sambil melemparkan sebuah ikan yang dibakarnya tadi ke belakang.Lili berpikir orang itu akan menyerah karena sangat mustahil jika mengejarnya lagi.namun di luar dugaan orang itu melompat melewati mereka berdua dan dengan cepat ia melepaskan sebuah pedang dari punggungnya dan menusuk ikan itu,padahal jaraknya hanya tinggal sejempol dari tanah.
"Nona cilik,jangan kau sia-siakan makanan ini,kasihan ikan ini yang dirinya rela dimakan malah hendak kau buang."ucap orang asing itu sambil menikmati ikan bakar yang iya dapat.
"Tuan,kepandaianmu terbilang sangat tinggi mungkin kami berdua akan binasa jika melawanmu,jadi tolong utaran maksud tuan."Lili berkata.
"Hmm,nona cilik kau sangat pintar dalam memasak aku sangat terkesan,jadi ucapkanlah apa yang kau mau,aku tidak ada maksud lain."jawab orang asing itu.
"begitu,jadi bisa tuan perkenalkan diri tuan."sahut Lili.
"Aku Dimitrie Rous,aku dari wilayah utara ini."
Mendengar disebutkan nama itu, Lili menjadi kaget, kagum sekaligus terkesan,karena di daratan hanya tinggal empat orang berkepandaian tinggi,Rohen cosc si dewa kematian yang ayahnya sendiri,lalu khaos be iblis barat yang pernah mereka berdua lawan,dan hantu langit Javier Hie yang tidak diketahui keberadaannya. Dan yang terakhir adalah Dimitrie Rous biasa di panggil manusia ajaib yang berada di depan mereka berdua sekarang ini.
"Hayya,rupanya si manusia ajaib,aku pernah mendengar ayahku bercerita betapa hebatnya ia."Lili memujinya.
"Rupanya masih saja ada orang yang mengingat nama julukanku."celetuk Dimitrie.
"Tapi menurutku,kepandaianmu masih di bawah ayahku,benar kami bukan lawanmu,tapi ketika melawan ayahku kau akan dibuat lari terbirit-birit."
Mendengar ia diremehkan panas dirinya,ia menggenggam tangan siap menahan amarah,di dunia ini hanya tiga orang yang mampu melawan dirinya, tapi melihat ada gadis berusia belasan menghina dirinya ia menjadi tidak tahan.
Sementara itu Losc yang dari tadi hanya melongo melihat kehebatan Dimitrie kini juga bersiap apabila secara mendadak Dimitrie menyerang kekasih hatinya itu.Yang dari tadi merendahkan Dimitrie.
"Nona cilik,katakan siapa ayahmu,aku akan melawannya sampai ada yang terkapar habis."Dimitrie berkata dengan sebal ke arah Lili.
"Begitu,nanti saat aku dengarkan padamu nama ayahku kau tak nanti akan memohon maaf padaku sambil bersujud."Lili berkata pada Dimitrie sambil menggerakan kepala menantang.
"Kurang ajar,tenang saja aku bukan penakut dan tidak pernah bisa tunduk bahkan diatur orang lain sekalipun." Dimitrie berucap.
Huu Di tengah keheningan itu Lili dengan cepat menyambar pedang yang ada di tangannya lalu menyerang Dimitrie. Semua serangan terus menuju pada orang tua itu.
Namun tanpa menggunakan pedangnya hanya menghindar seperti menari-nari Dimitrie memperhatikan setiap jurus yang dipakainya.
Lili yang sebal serangan darinya mengenai angin kosong segera menggunakan jurus pedang pemecah ombak dari ayahnya.Ia melompat tinggi ke udara dan memusatkan serangan dengan titik pedang.Ia mengincar ubun-ubun dari Dimitrie.namun,lebih dari dua puluh tahun ia mengenali jurus itu,maka dengan cepat ia menghindar karena akan berbahaya sekali.
Lili masih belum puas ia terus menerjang menyerang kali ini Lili mengincar bagian depan dari Dimitrie,maka ia menerjang maju ke depan,Dimitrie akhirnya mulai tahu siapa ayah dari gadis ini,pantas saja walau masih muda ia sudah sangat lihai.
Dimitrie turun ke bawah,ia berdiri tegap menghadap ke atas.Lili melihat lawannya lengah,karena ketika orang di tetap berdiri di tanah akan menjadi keuntungan besar. Maka,Lili langsung kembali mengarahkan pedang itu ke arah Dimitrie.Setiap kali menggunakan jurus pedang ini Lili selalu menghajar habis lawannya tidak terkecuali sekelas Fury, namun Dimitrie berbeda,ia tidak menghindar atau menyerang ke atas.saat Lili sudah hampir mencapai tubuh orang tua itu Lili dibuat terheran-heran.Dengan dua jari tangan kanannya, Dimitrie menangkap ujung pedangnya dan menarik lepas dari tangan Lili,hal itu membuat Lili kaget dan terjerembab jatuh.
Losc yang sedari tadi melihat langsung menyerang di arah samping dari Dimitrie,ia melepaskan pukulan harimau menerjang hutan.pukulan yang sudah ia latih selama dua bulan.Dimitrie yang kaget segera menghindar,ia kaget dengan serangan dari Losc yang sangat cepat.
"Anak muda,bela dirimu lumayan bagus,malah di atas dari istri kecilmu itu,pantas saja si Dewa kematian mau memberikan putrinya padamu."Dimitrie memuji.
Namun ia terlebih kagum lagi dengan Losc di dalam hatinya"hmmm,ia masih terbilang sangat muda,namun memiliki dasar beladiri yang kuat,tidak rugi aku menurunkan ilmu beladiriku pada pemuda ini."
"Hei,aku sudah tahu siapa ayahmu, gadis kecil.Aku sudah memperkenalkan diri tapi aku belum tahu nama kalian berdua."celetuk Dimitrie.
Losc merasa heran,ia sudah menyerang dengan tenaga penuh,bahkan mendadak,tapi orang itu mampu menghindari dengan mudah,ia menjadi kagum sekaligus waspada.
"Tuan,aku Losc warlod aku berasal dari kota tengah, namun tumbuh besar di pulau hujan.Dan yang ini adalah...."
"Yaaa,aku sudah tahu ia kekasihmu,aku butuh nama gadis cilik ini,tapi nama belakang ia pasti Cosc."ucap Dimitrie.
"yaa,begitu,namanya Livia,dan dipanggil Lili."sambung Losc karena kalimatnya dipotong oleh Dimitrie.
Lili yang berdiri di samping Losc masih memandangi Dimitrie dengan tatapan sebal,ia masih tidak terima dipermainkan oleh orang tua itu.
"Kau sudah tahu nama ayahku,jika masih berani kau akan dijadikan santapan hiu."
Dimitrie tidak menghiraukan ucapan dari Lili,namun ia berpikir,jika ia bersama pemuda-pemudi ini ia dapat bertemu dengan Rohen sekaligus menjajal keahlian dari rival sekaligus kawan lamanya.
"Hei,tua bangka terkutuk,kau dengar tidak."teriak Lili karena orang hanya diam seperti memikirkan hal lain.
"enak saja,ayahmu boleh hebat,dan aku tidak mampu mengalahkan dirinya."
Ucapan dari Dimitrie itu membuat Lili tertawa,lalu ia berceloteh.
"Hayya, akhirnya kau mengakui juga kehebatan ayahku."
"Tapi..."sahut Dimitrie.
Ekspresi Lili berubah mendengar sahutan dari orang tua itu.Melihat ekspresi kecewa dari gadis itu Dimitrie sengaja memanas-manasinya ,ia tahu betul sifat Rohen yang tidak mau mengalah dan seenaknya sendiri,ia pun menduga sitat itu akan turun kepada anaknya itu. Ternyata dugaannya benar.
"Tapi apa?"ucap Lili bengis.
"Ayahmu tidak dapat mengalahkan diriku,saat muda dulu kami sudah bertarung puluhan kali namun masih belum ada pemenangnya."
"Jadi sekarang kau mau mencari ayahku dan akan melawannya?"
"Ya"jawab Dimitrie pendek.