Percayalah

"Kau hanya tidak percaya padaku!" Ungkap Athanasia dengan suara lembut yang pelan sembari memiringkan kepalanya, melihat Jayden.

Athanasia mengerti dengan pasti bagaimana kehidupan seorang pangeran di dalam istana. Ia bisa mengerti bagaimana Jayden mengalami kesunyian yang teramat dalam dan tuntutan yang tidak pernah berakhir.

Bukan karena sok tahu. Tapi Athanasia sendiri mengetahui perasaan itu, karena ia pernah mengalaminya. Walaupun Pangeran Jayden hidup dengan begitu banyak pelayan yang melayaninya, akan tetapi kesendirian yang ia rasakan sama hampa-nya dengan apa yang Athanasia rasakan saat ia kehilangan ibunya, dan ayahnya bahkan tidak bisa memandanginya sebagai darah daging dari Duke Karen.

"Apa kau takut aku akan berakhir seperti Ria, kekasihmu itu?" Athanasia berbicara terus terang seperti hal yang biasa ia lakukan.

Jayden dengan refleks melihat ke samping dan menatap mata Athanasia dengan penuh tanda tanya.