"Si...siapa kamu? tidak sopan main masukke kamar seorang gadis yang ta dikenal dan langsung main cium seenaknya saja?" ucap Davina ketus dengan membenarkan ikatan pada handuknya.
Ramses hanya tersenyum mendengar ocehan dari Davina dan menyusul ke luar dari kolam dan berjalan mendekati Gadis yang telah merebut semua perhatiannya semenjak melihatpertama kali.
Davina hanya menutupi tubuhnya dengan handuk yang hanya menutupinya dari dada hingga di atas lututnya saja.
Dia binggung karena dia masih asing di tempat ini dan itu membuat gerak tubuhnya merasakan ke tidak nyamanan.
Kulitnya yang halus putih dan mulus tanpa ada sedikit pun noda atau bekas luka ditubuhnya, membuat Ramses semakin menginnginkannya.
Ramses mendekati Davina dan mengunci ruang gerak Davina dengan mengurungnya di kedua lengan kekarnya agar tidak kabur lagi darinya.
"Lepas nggak! atau aku akan membuatmu tidak bisa menggunakan milikmu itu mulai hari ini juga!" ucap Davina mengancamnya.
Mendengar ucapan Davina membuat hasrat menguasainya terpancar keluar dan kilatan matanya seperti menemukan hal yang baru bagi nya.
"Oh ya...apa memang yang akan kamu lakukan? hemmm..." Ramses balik bertanya.
Namun tiba tiba Davina mendengar suaraa di telinganya yang berdengung dan merasakan sakit pada kepalanya melihat itu Ramses segera memangil para dayang untuk masuk dan memberikan layanan.
"Segera pangil tabib kerajaan untuk memeriksa gadis cantikku" dengan membopong Davina menuju ke ranjang, di baringkanya Davina di atas ranjang dengan pelan.
Seorang lelayan segera keluar tergesah gesa untuk memanggil sang tabib kerajaan sesuai perintah dari sang Raja, di perjalanan dia bertemu dengan Nefertari dan dihentikan olehnya.
"Mau kemana kamu? kenapa tergesa gesa begitu sampai tidak melihatku?" tegur Nefertari.
"Ampun yang Mulia... hambamendapat perintah untuk memanggil tabib ke rajaan dari yang Mulia Ramses?" kata dayang tersebut dengan terbata.
"Apa...? apa yang Mulia terluka? dimana sekaran yang Mulia berada?" tanya Nefertai beruntun.
"Beliau berada di kamar tamu di ujung lorong" jawab dayang tersebug dengan membungkuk hormat.
Setelah mendapat jawaban dari dayang tersebut Nefertari bergegas menuju kamar yang di maksud.
Tanpa mengetuk dia langsung membuka pintunya dan masuk, tapi dia ď suguhi dengan pemandangan yang sangat tidak di sukainya "Yang Mulia...." Nefertari membeku.
Melihat tangan besar Ramses menggenggam erat tangan seorang wanita yang terbaring tak berdaya dengan mencium punggung tangan tersebut.
Nefertari sudah kembali ke dalam kenyataan dia mendekat kepada Ramses dan mulai bertanya "Siapa gadis ini? kenapa yang Mulia nggak cerita? dan dia kenapa saat ini?".
"Hemm... Banyak sekali pertanyaan mu, Dia bàru ditemukan siang tadi dan baru saja sadar beberapa saat lalu namun beberapa menit yang lalu dia kebali pingsan" jawa Ramses singkat.
"Apa kamu berencana untuk menjadikan dia selir ter akhirmu?" tanya Nefertari hati hati agar tidak menyinggung Rases.
Tak lama sang tabib datang bersama dayang yang memanggilnya, mebungkuk hormat dan masuk kedalam dan memberikan salam "Selamat sore Yang Mulia...".
"Segera kamu periksa gadis ini dan beri tahu aku hasilnya" perintah Ramses tampa membalas salam sang tabib.
"Baikyang Mulia..." sang tabib mulai memeriksa dan melihat serta menanalisa gadis yang tebarin tersebut.
"Bagaimana apa yang terjadi dengan gadis ini apa dia baik baik saja?" tanya Ramses setelah melihat sang tabib melhat serta memeriksanya.
"Sepertinya dia hanya mengalami shock dan stres yang berkebih, dengan istirahat dan perlu ketenangan saja" jawab sang tabib.