Steve membuatku semakin penasaran, sebenarnya apa yang telah terjadi? Mengapa mereka seperti mencurigai Jeon? Apa karena sikap Jeon yang berubah? Berbagai pertanyaan muncul dibenakku tanpa henti, dan sialnya Youngboun tidak kunjung datang semakin lama aku bertanya-tanya.
Satu jam kemudian.....
Akhirnya Youngboun datang bersama Ivy dengan wajah sedih, apa mereka baru saja putus? Mata Ivy terlihat sangat sembab, apa dia habis mengangis?
" Youngboun, kata Steve kau akan menjelaskan semuanya padaku. Sekarang jelaskanlah" ujarku pada Youngboun
" Clarissa, aku tidak yakin kau akan percaya dengan kata-kataku"
" Oh ayolah, kau ini temanku. Mengapa aku tidak percaya?"
" Baiklah, aku akan menceritankan semuanya demi kebaikanmu juga Clarissa dan aku mohon sebelum aku selesai menjelaskan jangan ada yang bertanya, aku menceritakan ini dengan sisa tenaga yang kupunya jadi kuharap kalian berdua bisa memahaminya."
" iya Youngboun" ujarku
" Sebelumnya kalian harus tahu bahwa Jeon yang sekarang bersama kita bukanlah Jeon yang kita kenal selama ini, ia adalah orang yang berbeda bukan Jeon yang selalu ramah pada kita. Sungguh, aku tidak sanggup menceritakan semuanya. Aku minta maaf padamu Clarissa tapi, Jeon sudah tiada, ia sudah pergi"
Plakkkk…
Aku menampar Youngboun dengan sekuat tenagaku
" Aku tidak percaya akan ucapanmu Youngboun, Jeon ada bersama kita lalu mengapa kau berkata bahwa ia orang lain? Apa karena sikap dia yang berubah jadi kau menganggapnya orang lain?"
" Tidak Clarissa, sungguh aku menceritakan yang sebenarnya. Sudah kuduga kau pasti tidak akan mempercayai ucapanku"
Air mataku menitik..
" Ivy, aku tahu kau tidak mungkin berbohong, apa benar yang di katakan Youngboun?"
Ivy hanya mengangguk pelan sambil menseka air matanya yang kembali turun.
" Tidak mungkin! Kalian hanya asal bicara bukan? Kalian hanya mengada-ada kan? Iya kan?"
Mereka berdua hanya terdiam
" Kalian berbohongkan? Kalian hanya mengerjaiku bukan?"
" Katakan Youngboun! Ivy! Kalian Berbohong iya kan?"
" Mereka tidak berbohong Clarissa"
Suara itu.... Jeon?
......….
" Apa maksudmu Jeon? Mereka semua berkasta kau sudah mati, dank au membenarkan itu?" Tanyaku
" Youngboun benar aku bukanlah Jeon"
" Jika kau bukan Jeon lalu kau siapa?"
" Aku adalah Jino, Jino Jackson"
" Jino? Apa kau pikir aku akan percaya akan hal itu?"
" Aku yakin Steve membawa bukti bahwa aku bukanlah Jeon"
" Ba.. bagaimana kau tahu?" Steve bertanya gugup
" Kalian benar Jeon bukanlah orang yang dingin sepertiku, Jeon juga tidak memiliki bekas luka di pipi kirinya, Jeon juga tidak memiliki kalung dan Jeon tidak mempunyai kekasih bahkan Chrysan bukanlah kekasihnya sekalipun mereka terlihat begitu romantic"
" Kalung itu adalah milikku, dan Jeon adalah adik kembarku"
Adik kembar? Jadi selama ini Jeon mempunyai kembaran?
" Jeon ikut terkena bom yang menghancurkan gedung itu. Maafkan aku karena telah berbohong selama ini pada kalian"
" Tidak, ini tidak mungkin. Tidak masalah bahwa kau bukan Jeon tapi, Jeon masih hidup bukan? Katakan Jino!! Katakan bahwa Jeon masih hidup! Kumohon katakana Jino!" Ujarku
" Maafkan aku Clarissa, tapi, Jeon sudah pergi"
" Jeeoooonnnnn!!!!! Kenapa kau pergi begitu cepat Jeon!!" aku menjerit sejadi-jadinya, hatiku sungguh remuk mendegarnya… Jeon….
.......
Setelah Lucas menggendong Clarissa kekamarnya kami semua berkumpul diruang tengah untuk mendengarkan penjelasan Jino atas adik kembarnya itu, Clarissa langsung jatuh pingsan mendengar Jeon benar-benar sudah pergi untuk selamanya.
" Sebelumnya aku ingin meminta maaf pada kalian semua karena telah berpura-pura menjadi Jeon. Kukira akan mudah menjadi Jeon karena kami adalah saudara kembar tapi, dugaanku salah. Jeon telah banyak berubah berkat kalian dan aku sangat berterimakasih akan hal itu. Akan kuceritakan semuanya secara detail" Jelas Jino
" Aku dan Jeon adalah saudara kembar yang hampir disetiap hal kami mempunyai kesamaan, sikap kamipun sama. Kalian menganggapku sebagai pria yang dingin dan itulah sifat lama Jeon. Kami berdua mempunyai masalah dalam hal bersosialisasi. Hari kami selalu berjalan seperti biasa sampai akhirnya saat kami sampai dirumah kami menemukan jasad kedua orang tua kami bersimbah darah, kami berusaha sebisa mungkin mencari pelaku yang membunuh kedua orang tua kami namun, sayangnya kami tidak bisa menemukannya. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan agen CIA untuk menyelidiki hal sepele itu. Dan ternyata kesedihan kami tidak hanya sampai disitu, 3 bulan setelah kematian orang tua kami kekasih Jeon meninggal karena tabrakan yang mengakibatkan jasad kekasihnya itu rusak, sejak saat itu Jeon putus asa ia merasa hidupnya hampa ditambah lagi ketidak hadiran diriku karena tugasku sebagai CIA, sesaat setelah kematian kekasihnya Jeon menghilang. Aku tidak menemukannya dimanapun bahkan rekan kerjaku juga tidak dapat menemukannya, sampai suatu hari aku bertemu dengannya dibandara, ia diperlakukan seperti pembantu oleh orang yang bernama Rex, aku menculik Jeon dan berusaha menjelaskan semuanya namun, tetap saja tatapan Jeon masih kosong, ia bahkan seperti tidak mengenalku rasanya aku ingin menyerah melihat keadaannya yang seperti itu. Beruntung saat aku bercerita tentang orang tua kami dan kekasihnya ia perlahan mau mendengarkan dan sadar. Dibalik pencarianku terhadap dirinya aku juga mencari pembunuh orang tuaku dan hasilnya adalah Rex."
" Rex yang membunuh kedua orang tua kami, Rex yang membunuh kekasih Jeon dan Rex jugalah yang sudah membuat Jeon meninggal. Sejak saat itulah, Jeon meminta pertolonganku untuk membalaskan dendam pada Rex. Aku sebagai agen CIA tidak bisa bertindak gegabah, mulai saat ia meminta bantuankulah aku mulai mengawasinya, aku menyamar dan melakukan banyak hal sabotase pada perusahaan Rex samapi akhirnya Jeon memintaku untuk memasang bom beruntun di gedung itu, ia sangat ingin Rex mati tersiksa tertimpa reruntuhan gedung nantinya, dan saat kami ingin melancarkan aksi kami ia mendapat tugas untuk menjemput kalian, target Rex selanjutnya. Aku menyuruh Jeon untuk membawa Chrysan pergi dengannya, dan selama ia bersama kalian sikapnya berubah bahkan ia menemukan orang yang ia cintai, Ia benar-benar ingin menyelamatkan kalian dari Rex ia berhasil namun tidak dengan nyawanya. Saat aku ikut dengan kalian kemari aku pikir kalian tidak akan menyadari dengan sikapku yang berbeda namun, ternyata perkiraanku kembali salah Jeon telah banya berubah. Dan saat ini aku sangat lega bisa menjelaskan semua ini pada kalian, aku juga turut menyampaikan rasa terimakasih karena menemani dan membantu Jeon. Setelah ini aku akan menyerahkan diri pada CIA jadi, kumohon sampaikan pada Clarissa bahwa Jeon sangat mencintainya dan Jeon ingin agar Clarissa tidak sedih dengan kepergiannya. Dan juga tolong sampaikan pesanku pada Chrysan bahwa aku minta maaf tidak bisa menepati janjiku untuk menyusulnya"