webnovel

Ibu dan Putri yang Licik

Biên tập viên: Wave Literature

Su Wan mengangguk dengan penuh semangat. "Kau juga harus bahagia, Feier. Di hari pernikahanmu nanti, aku bisa jadi pengiring pengantinmu."

Lin Feier mendorong Su Wan dengan lembut. "Aku tidak mau kau jadi pengiring pengantinku. Kau sangat cantik. Nanti, kau akan menarik semua perhatian tamuku."

Su Wan tertawa, lalu ia mengambil bantal di sofa dan melemparkannya ke Lin Feier.

Su Wan dan Lin Feier bersenda gurau untuk waktu yang lama. Kemudian, Lin Feier mengajak Su Wan pergi membeli ponsel baru.

Keduanya berbincang-bincang sepanjang malam. Lin Feier membujuk Su Wan untuk pergi menemui kakeknya dan menanyakan semuanya hingga jelas. Dia juga meminta Su Wan untuk tidak terlalu khawatir tentang Grup Shengyuan.

Su Wan teringat bagaimana kakeknya berteriak padanya. Dia sangat sedih. Dia berencana untuk kembali ke sana besok dan berharap segalanya tidak seburuk yang ia pikirkan.

.....

Esok paginya, ketika bercermin, Su Wan mendapati bahwa dirinya mempunyai kantung mata. Untuk menutupinya, dia memakai riasan ringan sebelum keluar.

Lin Feier ingin mengantar Su Wan, tapi toko onlinenya sangat sibuk. Akhirnya, Su Wan memesan taksi ke villa di area Yunying.

Kali ini, si penjaga villa mengenali Su Wan dan membiarkan dia masuk tanpa masalah.

Su Wan berjalan perlahan dan melihat mobil Cayenne berwarna merah terparkir di halaman.

Raut wajah Su Wan menjadi suram. Dia tidak menyangka bahwa Su Yurou juga ada di sini. Awalnya, dia hanya ingin menemui kakeknya dan berbicara secara pribadi, tapi sekarang sepertinya dia tidak bisa melakukannya.

Saat berjalan ke ruang tamu, Su Wan mendapati bahwa Su Yurou sedang membuat teh.

Su Yurou mendongak, seolah bisa merasakan tatapan dari Su Wan. Tangannya sedikit bergetar hingga hampir menumpahkan teh. Dia cepat-cepat menenangkan diri dan tersenyum cerah. 

"Su Wan, akhirnya kau pulang juga." Su Yurou berjalan sambil tersenyum, "Padahal kau sudah dewasa, tapi kenapa kau masih melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang? Aku dan Zihang sangat khawatir padamu."

Su Wan menampilkan ekspresi dingin. Ia bisa merasakan senyuman palsu di wajah Su Yurou. "Aku bukan Gu Zihang, jadi kau tidak perlu bersikap baik padaku."

Jika mereka benar-benar mengkhawatirkan Su Wan, mereka tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Mereka pasti akan mencarinya. Bahkan mereka tidak menelepon untuk menanyakan keberadaannya.

Su Yurou tidak menyangka bahwa Su Wan akan bersikap seperti itu. Su Yurou langsung memasang muka sedih.

"Su Wan, apakah kau masih membenciku dan Zihang? Kami benar-benar saling mencintai. Kami tidak bisa kehilangan satu sama lain. Meskipun ini terdengar agak egois, sebagai kakakmu, aku sangat berharap kau bisa mendapatkan kebahagiaanmu sendiri."

Ternyata di dunia ini ada orang yang tak tahu malu seperti itu!

Su Yurou benar-benar pandai bersandiwara. Su Wan merasa sayang sekali kalau Su Yurou tidak menjadi artis. 

Su Wan merasa muak dengan Su Yurou. Tanpa menoleh ke Su Yurou, ia berkata, "Aku datang untuk menemui Kakek. Aku tidak menyangka bahwa kau juga ada di sini. Sekarang Gu Zihang tidak ada di sini, jadi kau tak perlu bersandiwara lagi."

Setelah mendengar sindiran Su Wan, Su Yurou sangat marah. Ia menggigit bibirnya dan cepat-cepat menyusul Su Wan.

"Kakek baru saja pergi ke kantor. Kalau ada yang ingin dikatakan, kau bisa mengatakannya padaku. Su Wan, kurasa kau salah paham tentang kami. Sepertinya aku perlu menjelaskannya padamu."

Su Wan melirik Su Yurou. "Tidak perlu dijelaskan lagi. Aku akan pergi ke kamarku dan menunggu Kakek pulang. Su Yurou, apakah kau sangat nyaman tinggal di rumah orang lain?"

"Benar-benar tidak sopan! Bagaimana bisa kau langsung memanggil nama lengkap kakakmu? Apakah begitu caranya orang tuamu mendidikmu?"

Terdengar suara wanita yang turun dari lantai atas. Su Wan mendongak dan melihat seorang wanita berbalut piyama sutra. Itu pasti bibinya, Shen Wei, yang baru saja bangun.

'Mengapa Bibi ada di sini dan memakai piyama? Apakah Bibi tinggal di sini?!' pikir Su Wan. 

Tiba-tiba, Su Wan memiliki firasat buruk...

Su Yurou berjalan menaiki tangga sambil tersenyum dan memegang lengan ibunya.

"Bu, bagaimana Ibu bisa berkata seperti itu tentang Su Wan? Lagi pula, Paman dan Bibi sudah meninggal. Tidak heran kalau tidak ada yang mendidik dia. Tapi, sebelum Paman dan Bibi meninggal, sepertinya dia selalu bersikap tidak sopan."

'Bagaimana bisa Su Yurou mengucapkan kata-kata jahat seperti itu?' pikir Su Wan. 

Shen Wei merasa terhibur dengan kata-kata Su Yurou. Dia menunjuk Su Wan dan tertawa keras.

Su Wan perlahan mendongak dan memandangi mereka berdua. 'Mengapa aku baru sadar bahwa mereka berdua berwatak buruk?' 

Su Wan berkata dengan dingin, "Apakah Bibi mendidik putrimu sendiri untuk menghina kerabat yang sudah meninggal?"

Shen Wei tiba-tiba marah saat mendengar ucapan Su Wan. "Su Wan, kau sangat sial. Tolong jangan bawa kesialanmu itu ke sini!"

Su Wan berjalan ke tangga dan menyeringai. "Oh, aku lupa. Bagaimanapun juga, putri Bibi pandai merebut tunangan orang lain."

Shen Wei langsung marah. "Huh, aku belum pernah melihat anak yang tidak sopan sepertimu. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran!"

Shen Wei mengangkat tangannya dan hendak memukul wajah Su Wan. Su Wan langsung menghindarinya, dan Shen Wei terjatuh ke lantai.

Pantat Shen Wei sangat sakit. Ia menatap Su Wan dengan ganas.

"Bu!" teriak Su Yurou. Ia langsung membantu ibunya yang jatuh ke lantai. 

Ia menatap Su Wan dengan ganas. "Kalau kau membenciku, kau bisa melampiaskannya padaku. Tapi, mengapa kau melakukan ini pada ibuku? Apakah kau tidak merasa bersalah kalau terjadi apa-apa pada ibuku?"

Su Wan melirik Su Yurou dengan ekspresi muak. "Jadi, maksudmu aku pantas menerima tamparan Bibi? Huh, ini benar-benar lelucon terlucu yang pernah kudengar."

Su Yurou terdiam sejenak, lalu ia membela ibunya.

"Meski begitu, kau juga tidak boleh bersikap tidak sopan pada orang tua! Bagaimanapun juga, dia adalah bibimu!" 

Su Wan mengabaikan Su Yurou dan langsung berjalan ke kamarnya sendiri.

Ia telah pergi selama tiga tahun. Entah ada perubahan di kamarnya atau tidak. Tapi, biasanya ada pelayan yang membersihkan rumah setiap hari, dan kamarnya pasti tidak berubah seperti sebelumnya.

Kemudian, Su Yurou bergegas mengikuti di belakang Su Wan.

Chương tiếp theo