"Hal konyol, bagaimana bisa..."
"Jangan berbohong lagi, Kalika. Bukti bahwa kau tidak mau diperiksa tadi menjelaskan bahwa kau memang hamil."
Kalika melihat Lucy yang menggenggam erat kedua tangannya yang ada di atas kasur tempat dia beristirahat sekarang.
Melihat rasa tidak mau, marah, dan kesal Lucy, Kalika tidak bisa mengeluarkan kalimat yang akan dia keluarkan tadi.
Dia hanya bisa diam...
"Aku benar bukan?"
"...."
Lucy kemudian tersenyum kecut, "Aku anggap diam ini sebagai jawaban "Ya" darimu. Benar-benar..."
"Hal sialan dalam hidup ini."
Lucy menyandarkan punggungnya ke kursinya, dan kepalanya menggantung kebelakang saat menatap langit-langit yang sekarang terlihat buram.
Dia tahu kenapa ini buram...
Air mata.
Ya, tanpa dia sadari, hatinya terluka sangat keras sehingga air mata keluar tanpa dia sadari dari matanya yang indah pada saat ini.
Kalika akhirnya mencoba duduk dengan bersandar pada dudukan kasurnya, dimana Lucy kemudian membetulkan posisi duduknya sambil mengusap air matanya
Dia menatap Kalika, "Jelas aku yang datang pertama, jelas aku yang pertama, jelas aku, aku ..."
"....Ini tidak adil."
Kalika hanya diam ketika dia mendengar keluhan dari Lucy di depannya.
Sampai akhirnya Kalika menutup matanya saat berkata, "Ini memang tidak adil."
"Disaat aku disini sakit karena kelelahan, aku dan bayiku bahkan tidak bisa mendapatkan kasih sayang dan kelembutan dari Suami serta Ayahnya.... Sementara itu, Lia dan Atira mendapatkan apa yang tidak bisa aku dapatkan."
Kalika menggigit bibir bagian bawahnya, dan dia jelas-jelas terlihat sangat frustasi pada ketidakadilan yang menimpa dirinya pada saat ini.
Melihat Kalika yang seperti ini, Lucy terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata:
"Itu karena semuanya merupakan salahmu!"
"Tidak .."
"Tidak? Kau merasakan ketidakadilan? Itu seharusnya aku! Akulah yang seharusnya mengatakan tidak adil!"
Lucy berdiri sambil menggertakkan giginya, "Ini karena kau egois! Kau melakukan apapun demi yang kau mau, karena itulah kau merebutnya sebelum aku!"
"Tapi sekarang kau mengatakan bahwa kau iri pada Lia dan Atira ?! Konyol, konyolmu sudah kelewatan batas, PELACUR !!!! Kau hanyalah pihak lain di kehidupan mereka, tapi karena keegoisan, kesombongan, dan kerakusanmu sendiri, kau jadi seperti ini! Dan disaat kau berada di titik ini, kau menyalahkan orang lain ?! Kenapa otakmu benar-benar sempit! BODOOOHHHH !!!!––"
"Hah, Hah, Hah, Hah, Hah...."
Kalika melebarkan matanya pada saat mendengar semua cacian dari Lucy yang saat ini bernafas terengah-engah karena terlalu bersemangat.
Lucy sendiri, dia dengan lemah jatuh berlutut di lantai dan mengusap air matanya yang akhirnya keluar tanpa henti.
"Kau benar-benar tidak tahu diri...Jelas itu semua salahmu, tapi kau menyalahkan yang lain? Ini benar-benar aneh...."
"....Itu karena Samael..."
"Samael adalah laki-laki!" Lucy berteriak, "Aku yakin kaulah yang menggodanya dan membuatnya jatuh ke keadaan aktif sebagai binatang!"
"Jelas Samael selalu menahan diri terhadapku, Chelsea, dan yang lain....karena dia tidak mau merusak keluarganya, tapi kau....Pelacur rendahan sialan yang lebih busuk dari sampah di jalanan yang dibuang seperti kotoran benar-benar melakukan apapun untuk membangkitkan nafsu Samael! Sekarang kau ingin menyalahkan Samael ?! Sadar diri kenapa, Dasar Bangsat !!!!!!!!!!–"
Lucy berdiri dengan goyah, dan akhirnya dia menatap marah Kalika dengan air mata berlinang disana.
Dia berkata dengan tajam:
"Kau pasti senang karena Samael menghamilimu kan? Kau pasti berfantasi bahwa dengan ini Samael akan menjadi milikmu kan? BULLLSHIIIIITTTT !!! Kau pasti akan merencanakan untuk membuang Lia dan Kalika, karena kau busuk !!! Kau serakah, pasti ada rencana untuk menjadikan Samael satu-satunya milikmu!"
"Kau.... benar-benar wanita paling rendah di Dunia ini. Bahkan binatang lebih baik darimu!"
Dang, Dang, Dang, Dang...
Akhirnya Lucy berbalik pergi tanpa melihat wajah kejutan Kalika disana.
Tidak lupa Lucy menambahkan, "Dan ingat saja ini. Samael peduli padamu hanya karena kandunganmu."
"KAU mendapatkan TUBUHNYA, tapi BUKAN HATINYA !!!–"
Bam!
Lucy membanting pintu dengan keras, dan saat dia keluar, terlihat dua wanita yang jelas merupakan Alisha dan Wanda.
Keduanya menatap diam Lucy, tapi Lucy hanya melewati mereka sambil berkata:
"Keluarga Pelacur!"
"Kau!"
"Hentikan Shasha, itu sudah cukup." kata Wanda saat menahan tangan Alisha.
Lucy melihatnya dan berkata lagi, "Ya, dengarkan sepupu pelacurmu. Kau juga anak dari pelacur hanya diam dan benahkan Kakak Pelacurmu."
"Jika sampai aku melihat tanda Keluarga kalian di dekat lingkaranku....Aku akan menghantui kalian sampai aku mati !!!"
Meskipun Wanda dan Alisha merasa terhina karena ini, tapi Lucy tidak peduli lagi dan terus melangkah pergi.
Dia berencana untuk pergi ke keluarga Samael. Selain untuk menjelaskan kebenarannya, dia juga ingin mendengar apa yang Samael pikirkan....
Sementara itu, Alisha dan Wanda membuang wajah mereka ke arah kamar Kalika dirawat.
Wanda mencengkeram erat tangan Alisha sehingga membuatnya mendesis sakit. Tapi Wanda dengan marah membuka pintu dan menyeretnya masuk kedalam.
Terlihat di dalam Kalika ingin menyapa keduanya, tapi Wanda yang berjalan dengan cepat langsung menampar wajahnya dengan sangat keras!
Plash!
"Itu melegakan bahwa ada orang yang sudah mengucapkan apa yang ingin kuucapkan padamu sekarang, Kalika?"
Dengan wajah jijik Wanda berkata, "Kau tahu betul, kalau kau sekarang adalah .."
"AIB Keluarga kan?"
"Lalu... apa yang akan kau lakukan sekarang? Menjijikkan, bahkan aku tidak sampai serendah ini."
Kalika menahan pipinya yang memerah karena tamparan ini, dan dia dengan marah menatap Wanda dengan sengit.
Sayangnya Wanda langsung memberikan tamparan lain pada pipi lainnya sehingga dua bekas telapak tangannya tercetak di pipinya!
Alisha diam, karena dia juga merasa bahwa kelakuan Kalika sekarang sudah kelewatan batas.
Akhirnya Wanda bertanya lagi, "Sekarang kau adalah Aib. Sebelum kau membersihkan masalah ini, nama keluarga darimu, dan juga perusahaan akan aku sita."
"Kau tidak bisa melakukan itu!"
"Ohh, aku bisa. Kau lupa apa posisiku dalam keluarga?" Wanda dengan mendominasi mengetuk dahi Kalika, "Sekarang aku akan membuat pilihan padamu, dan hanya ada dua, pilih dengan baik."
"Pertama! Tinggalkan apa yang kau punya pada saat ini. Uang, kuasa, nama baik, perusahaan, keluarga, teman, apapun itu!.....Dan kau bisa bersama dengan Samael tanpa kami halangi."
"Dan Dua !!!"
Dengan dua jari terbuka, Wanda dengan dingin berkata:
"Kau harus mendapatkan Samael apapun caranya. Hanya Samael, dan biarkan dia masuk keluarga kami. Artinya...."
"Bunuh istri dan putri Samael dan cuci otak Samael untuk menjadikannya anjing keluarga kami. Dengan begitu, Samael juga bisa menjadi milikmu."
Dengan nada super rendah, dia bertanya lagi:
"Sekarang pilih, aku tidak memberimu waktu lama. Karena dalam pandanganku, kau adalah Aib, sama seperti Ibu Alisha dulunya ...PAHAM?"