webnovel

Akhir Petualangan?

Beberapa menit kemudian, Finri sedang duduk di atas bak plastik kecil yang diisi oleh air jernih.

Tentu saja, ini namanya main air sekaligus mandi!

Membunuh dua burung dengan satu batu~

Ngomong-ngomong, Finri sedang duduk disana sembari melihat Daisy yang sedang dimandikan oleh ibunya.

Adapun Iris, dia sudah ada di bak mandi plastik lainnya disana memercikkan air kemana-mana.

Melihat ini semua, Finri memiringkan kepalanya ke Iris dan bertanya, "Jadi, begini saja?"

"Mu? Memang begini saja, biasanya...kita memainkan gelembung sabun, tapi ternyata sabun cuci Mama habis!"

"Eh? Gelembung, terbuat dari sabun?"

"Kalau tidak?"

"...."

Finri tidak tahu dan ini wajar, karena yang dia tahu, gelembung mainan itu langsung dia beli, dan dia tidak pernah tahu dan tidak mau tahu bagaimana cara membuatnya.

Jadi mendengar pernyataan bahwa gelembung itu terbuat daru sabun, mata Finri menjadi cerah dan dia diam-diam membuat rencana untuk membuat seluruh kamar mandi di istana penuh dengan gelembung sabun!

Ibu Daisy dan Iris, yang namanya Reese, perlahan tapi pasti tertawa kali ini dan berkata: "Putri Finri, maaf ya, sabun cuci kami habis dan belum beli untuk stok lainnya."

"Tidak masalah Bibi, lagipula ini kali pertama aku mandi seperti ini!"

Finri melompat-lompat di bak mandi plastik itu dan berkata, "Biasanya Mama akan membiarkan Finri main di bathtub, atau mungkin langsung main di kolam renang!"

"Ini juga menyenangkan kok!"

Sudut mulut Reese berkedut, kata-kata Finri memang polos, tapi itu tanpa sadar memancarkan aroma uang dimana-mana!

Daisy di sisi lain sudah membilas tubuhnya dan akhirnya dia berdiri, "Tentu saja menyenangkan, tapi aku tidak tahu kau baru mencoba hal seperti ini."

"Ne Finri, kemana kau akan pergi selanjutnya?"

Finri mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Pakaianku kotor, kemana lagi aku bisa pergi?"

Sambil menunjuk ke arah pakaiannya yang tengah digantung di bawah terik matahari disana, Finri berkata: "Jika itu sudah kering, aku akan pergi lagi melihat Festival!"

".... Enaknya...Aku juga ingin pergi ke Festival." kata Iris menyesal.

Reese terlihat tersenyum sedih pada putrinya, tapi apa daya, dia tidak punya uang untuk mengajak kedua putrinya ke Festival pagi ini atau bahkan nanti malam...

Mereka bahkan harus kesusahan untuk membeli sabun cuci, apalagi harus ke Festival yang harga jualannya berkali lipat dari biasanya?

Melihat kedua putrinya, lalu ke sisi Finri...Dia sedih lagi.

Menurutnya, kedua putrinya sama-sama imut dengan Finri, tapi nasib keduanya berbeda dengan milik Finri!

Finri lahir dengan sendok emas, sedangkan kedua putrinya...Heii...

Reese menggelengkan kepalanya dan akhirnya dia berdiri, "Daisy, Iris, Putri Finri, Mama harus pergi dulu untuk memasak. Setalah kalian merasa sudah bosan, keluar dari bak mandi, buang airnya lalu keringkan badan kalian oke?"

"Ingat, jangan lama-lama."

"Oke~"

Ketiga gadis kecil itu sangat patuh, dan Reese, setelah dia pergi, dia membuka bajunya dan ingin mengganti bajunya yang basah.

Di kamarnya yang sempit dan terbuat dari kayu yang terlihat akan roboh kapan saja, dia melihat ke cermin.

Disana dia melihat tubuh dan wajahnya sendiri dan diam-diam tersenyum pahit, "Jika saja tubuh ini masih sangat bagus, paling tidak aku bisa menjual tubuhku untuk beberapa ratus dolar."

"Denvan begitu, kedua putriku bisa makan enak, bermain dengan senang, dan menikmati masa kecilnya....Tapi sekarang, tubuh ini, siapa yang mau?"

"Dulu, tubuh ini sangatlah menggoda...Ahhh, aku sangat bodoh untuk menerima lamaran laki-laki sialan itu dan hidup miskin disini."

"Tapi mungkin...Ini sebab akibat, kan? Dulu, dia menyelematkanku dari pemerkosaan orang-orang bangsawan disekitar..."

"Heii...Sayang sekali Yang Mulia Samael telah naik tahta. Jika saja...Tidak, lupakan, tidak ada jika lagi..."

Reese menggelengkan kepalanya dan akhirnya mengambil pakaian lain dari lemarinya.

Setelah itu dia keluar dan pergi ke dapur. Tapi siapa sangka, ada ketukan di luar pintu yang membuat Reese penasaran.

"Permisi....Ada orang di dalam?!"

"Aku datang, tunggu sebentar!" menjawab ini, Reese berbisik, "Siapa? Paman Jul? Atau yang lain?"

Clack

Pintu terbuka, dan disana dia melihat sosok wanita cantik dengan beberapa ksatria yang bersenjata lengkap, plus beberapa kendaraan mewah disana!

Tubuh Reese menegang, dan bibirnya bergetar saat dia mengucapkan: "Putri, Putri Latifa! Anda, kenapa..."

"Yah? Kau...Reese kah? Jadi dua gadis itu putrimu?"

Latifa terkejut menemukan kenalan dari daerah kumuh ini, atau bisa dibilang dia tidak menyangka kalau dia masih mengenal ibu dari dua gadis yang tadi melakukan Smackdown dengan Finri.

"Putriku! Apakah Anda mencari Putri Finri?" Reese yang awalnya terkejut akhirnya tenang sedikit.

Dibandingkan Finri, dia lebih mengenal Latifa secara dia sering bermain ke Daerah Kumuh untuk memberikan beberapa bantuan kepada mereka rakyat kecil.

Tapi nadanya masih hormat tentu saja!

"Reese, aku sudah bukan Putri. Kau bisa memanggilku Nona Latifa seperti yang lain.". Latifa tersenyum.

"Jadi, dimana Putri kecil milik Yang Mulia?"

"Dia..."

"Ah?! Latifa !!!"

Suara teriakan berdesibel tinggi terdengar dari belakang, dimana disana terlihat sosok Finri yang hanya mengenakan handuk putih di tubuhnya.

Tubuh kecilnya menegang dan dia berusaha ingin lari sekarang!

Tapi...

Bang!

"Ouch...Finri bodoh! Kemana kau menempatkan matamu?! Oooo, hidungku, hidungku..."

Daisy memegang hidungnya yang ditabrak oleh kepala Finri, sementara Finri sendiri tidak bisa bergerak karena dua tangan Latifa sudah berada di pundaknya.

Kepala Latifa menyenggol kesamping, dan dengan wajah tersenyum dia berkata: "Selamat Pagi, Putri. Apakah perjalananmu menyenangkan?"

"Wooo...Aku tidak mau kembali, Freya pasti akan mengurungku! Aku ingin bermain, bermain !!!"

Finri akhirnya menggunakan jurus terakhirnya, bertindak manja pada Latifa, memeluknya, dan berusaha memberikan air mata buaya!

Dia mempelajari ini dari kedua Kakak Perempuannya dan beberapa Kakak cantik lainnya yang sering bermain dengan Kakak Sam miliknya~

Latifa terkejut saat ini, "Tapi jika Putri tidak kembali, Freya pasti akan sangat meledak, dan jika Yang Mulia tahu Anda melarikan diri, mungkin akan ada kekacauan sekarang kau tahu?"

"Ah? Kakak tidak akan bergerak! Finri yang yakin!"

"Kenapa?"

"Kenapa?" Finri menjauhkan diri dari Latifa dan mengatakan dengan mata polos, "Karena Kakak ada di ruang musik!"

Latifa mengedipkan matanya dengan ini dan dia tidak tahu apa maksud dari perkataan Finri disana.

Tapi dia masih mengatakan, "Sekarang itu tidak penting lagi, Putri, kau harus kembali sekarang."

"Tidak! Aku..."

Finri tiba-tiba melihat Daisy dan matanya berbinar saat dia berteriak, "Umm...Finri akan kembali jika Latifa menjanjikan dua syarat !!!"

"Bagaimana?"

Chương tiếp theo