Di mansion keluarga Cho, Heechul menghela nafas karena bosan, ia merasa kondisinya sudah lebih baik. Di kantor Suho sibuk dengan beberapa pekerjaannya, ia memeriksa beberapa berkas yang harus ia baca dan tanda tangani. Ia melihat jam sudah menunjukan waktunya makan siang, ia pun merapikan semua berkas itu dan mengambil dompet juga ponselnya.
"Yuri aku akan ke cafe dekat kantor, jika ada yang mencariku katakan saja aku sedang keluar, kau juga istirahatlah dulu."
"Baiklah tuan Cho..."
Suho langsung turun menggunakan lift khusus untuknya dan pergi ke cafe dekat kantor, ia masuk dan memesan makan siangnya. Setelah itu ia pun memilih duduk di bangku pojok sambil memainkan ponselnya. Beberapa menit kemudian makanan untuknya datang, Suho pun mulai makan siang, sesekali ia melihat sekelilingnya. Makan siangnya benar-benar terasa sepi, tapi ia hanya tersenyum tipis. Setelah luka yang ditorehkan Irene ia merasa belum mampu untuk membuka hatinya lagi untuk wanita lain.
Ia meminum kopinya setelah menghabiskan makan siang, tak lama seorang wanita mendekti Suho dan duduk di hadapannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Ini tempat umum, aku bebas untuk ke sini.."
"Lalu aku mengijinkanmu duduk di depanku? Tidak kan, kau sungguh-sungguh membuatku muak Irene ssi..."
"Suho, aku tahu aku salah... Bisakah aku memperbaikinya dan kita mulai lagi dari awal? Aku mohon, aku mencintaimu.."
"Kau mencintaiku atau mencintai jabatan dan hartaku hmmm?"
"Suho kita sudah pacaran cukup lama dan sudah bertunangan, kenapa kau harus menanyakan hal itu lagi?"
"Pffft~ kau hanya harus menjawab pertanyaanku itu, mudah kan? Tapi sepertinya melihat kau tak mau menjawab maka jawabannya sudah pasti kan... Percuma Irene ssi, aku akan tetap dengan pendirianku. Kau dan aku tak akan bisa bersatu kembali, tolong jangan pernah muncul kembali ke hadapanku..." Suho berdiri meninggalkan Irene dan pergi dari cafe itu.
.
.
Baekhyun merapikan buku-bukunya ke dalam tas, ia lalu sedikit merpaikan make upnya saat terasa cukup ia merapikan make upnya ke dalam pouch make up. Lalu ia berdiri dan berjalan keluar kelas, sebuah notifikasi kakaotalk muncul di ponselnya.
"Umh biasanya kalau dari Kakao itu Ha Nul Eonnie..." Ucapnya sambil mengambil ponsel dan membuka pesannya.
'Baekhyuniiiiieee~~ Masih Ada di Kampus?'
'Iya eonnie aku masih ada di kampus, baru saja selesai kelas, ada apa? Bukannya hari ini aku libur ya?'
'Iya hari ini memang libur, tapi aku dapat kabar baik untukmu.'
'Kabar apa itu?'
'Kamu terpilih menjadi Brand ambassador dari salah satu brand make up, dan brand itu cukup besar.'
'Whoaaa serius eonn? Astaga kabar gembira banget itu.'
'Iya kamu jadi Brand Ambassador bersama dengan Chanyeol Oppa.'
'Eh oh dengan Chanyeol oppa ne.'
'Iya, besok pagi ga ada jadwal kuliah kan?'
'Iya ga ada kok eonn.'
'Ya sudah besok aku jemput untuk bahas tentang kontrak dan lain sebagainya di agensi ne.'
'Ok eonn.'
"Whuoo... BA bersama Chanyeol oppa... seriusan? Astaga mimpi apa aku semalam..." gumam Baekhyun.
Dirinya tersenyum selama perjalanan menuju mobilnya, Kyungsoo yang sudah ada di depan pintu mobil melihat Baekhyun menghela nafas, ia menggelengkan kepalanya melihat Baekhyun yang tersenyum sendiri. Sampai mereka masuk di dalam mobil Kyungsoo bertanya pada Baekhyun.
"Eonnie kenapa kau tersenyum sendiri seperti kerasukan?"
"Mwo, aku ga kerasukan... Hanya mendapat kabar gembira."
"Haaah ya sudah terserah eonnie saja..."
.
.
Heechul yang sudah merasa lebih baik memilih keluar dari kamar dan duduk santai di ruang keluarga, ia menonton drama sambil memakan camilan. Ia sempat merasakan kram di perutnya tapi hilang kembali, mengelus perutnya lembut.
"Sebenarnya kenapa? Jangan bilang kalau aku... Ukh harus dipastikan lebih dulu." Heechul mematikan TV lalu pergi ke kamarnya. Ia masuk ke kamar mandi membuka lemari obat mengambil benda untuk mengecek.
.
.
"jiě jie, semua sudah selesai ditanda tangan kan?" Lay bertanya kepada managernya.
"Iya sudah selesai, kau sudah official bergabung dengan agensi Heaven Entertaiment."
"Semoga lancar, ah aku mau ke toilet dulu." Lay berdiri dan keluar dari ruangan menuju toilet untuk panggilan alam dan memperbaiki make upnya.
"Setelah ini sepertinya tinggal kembali ke apartemen dan merapikan barang-barangku." gumamnya.
Setelah selesai ia langsung keluar dari toilet dan berjalan kembali menuju ruangan tadi, tapi ia tak memperhatikan warning yang ada, peringatan jika lantainya sedang dalam kondisi licin karena habis dipel. Lay terkejut saat dirinya menabrak seseorang membuatnya kehilangan keseimbangan, dirinya sudah pasrah saat terjatuh. Tapi ia tak merasakan sakit sedikitpun, ia merasa dirinya dipeluk oleh seseorang.
"Hati-hati jika berjalan, lihat lah sekelilingmu." Suara berat terdengar di telinganya, ia langsung menegakan tubuhnya dan menatap orang yang tak sengaja ia tabrak tadi, ia semakin gugup karena yang ia tabrak adalah Cho suho.
"Mianhae, aku benar-benar tidak sengaja. Aku takut membuat managerku menunggu lama jadi aku tidak melihat sekitarku." Lay membungkukan badannya.
Suho tersenyum tipis,"Tak apa itu hanya kecelakaan kecil, ah ya kau sudah selesai menandatangani kontrak?"
Lay kembali berdiri tegak,"Sudah selesai, Sajangnim."
"Selamat bergabung, semoga kau betah di sini, jika ada keluhan permintaan atau pertanyaan kau bisa bertanya kepada pihak yang mengurus ya." Suho mengangguk lalu pergi meninggalkan Lay yang masih terdiam. Tak lama Lay langsung ke ruangan, ia langsung duduk kembali di sisi sang manager.
"jiě jie, tadi aku tak sengaja menabrak Suho Sajangnim... Aku kira dia akan marah, tapi tidak. Sepertinya ia berbeda dengan boss di management kita yang lama." Ceritanya.
.
.
Wanita cantik sedang duduk di ruang tamu apartemennya, ia baru saja pulang. Ia menyimpan tasnya di meja kecil samping sofa, sementara dirinya merebahkan diri di atas sofa. Ia merasa sangat kesal karena lagi-lagi ia gagal membuat Suho kembali padanya. Ia mengambil remote TV dan menyalakannya, tapi yang muncul pertama kali di layar adalah berita mengenai dirinya dan Suho.
"F**k kenapa beritanya sudah masuk ke acara berita juga sih..." Ia kesal lalu mengambil ponselnya menghubungi managernya.
"Ayo angkat eonnie... Lama sekali..." ia mengomel sampai akhirnya sang manager menjawab teleponnya.
"Eonnie kenapa bisa beritaku sampai ke berita TV cepat sekali?"
"Kau lupa Rene, jika mantanmu itu salah satu pemilik kekuasaan besar di Korea, mengenai menyebarkan berita tentang kalian putus sih mudah untuknya."
"Aish menyebalkan! Aku akan menemuinya besok tentang ini..."
"Ah aku baru saja mau memberimu kabar tentang itu, agensi memutuskan kontrak mereka denganmu Rene, dan mereka sudah membayar kompensasi untuk pemutusan kontrak."
"APA?! Bagaimana bisa mereka melakukan itu semua tanpa memberi kita kesempatan?"
"Rene kalau kau sadar, dulu kau melakukan banyak hal yang membuat banyak orang kesal. Seperti para trainee, staff, teman satu agensimu... Mereka mengadukan itu semua pada tuan Chen, akhirnya kau tahu kenapa mereka memutuskan kontraknya denganmu kan?"
"S**t, mereka sengaja mengadu saat aku dalam keadaan seperti ini..."
"Karena itu juga aku sekaligus mau mengatakan, kau bisa mencari agensi lain juga manager lain, aku adalah manager tetap di agensi Heaven yang diberi tanggung jawab untuk mengurusmu, tapi karena kau sudah keluar maka aku bukan managermu lagi. Maaf dan terima kasih atas kerja sama kita selama ini. Bye bye Rene."
Irene yang kesal melempar bantal yang ada di atas sofa itu, lalu ia membuka website mengetik namanya, muncullah beberapa berita tentangnya.
.
.
Kembali ke mansion Cho, Heechul menggigit bibirnya ia merasa senang sekaligus bingung dengan hasil yang ia dapatkan. Ia memeriksa sampai tiga test pack, dan hasilnya semua positif. sambil mengelus perutnya ia tersenyum lembut, ia membawa test pack itu lalu menyimpannya di laci meja rias. Setelah itu ia keluar dari kamar turun ke bawah kembali ke ruang keluarga.
Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 KST, ketiga anak gadisnya sudah pulang dan sedang membersihkan diri sebelum makan malam. Tak lama Chen dan Suho juga sudah sampai dan langsung ke kamar mereka masing-masing. Heechul duduk di ruang tamu menunggu Kyuhyun pulang, ia sesekali mengusap perutnya sayang.
"Aegi, kita tunggu appa ne..." Bisiknya.
Tak lama Kyuhyun pulang, ia tersenyum melihat sang istri menunggunya di ruang tamu. Ia mendekati Heechul dan mencium kening juga bibirnya.
"Halo Chullie, kenapa kau menunggu di sini? Biasanya menunggu di ruang keluarga."
"Umh aku mau saja, ah nanti sebelum makan malam aku mau bicara sesuatu..." Ucapnya lembut sambil melepaskan jas dan dasi Kyuhyun.
"Kita bicara di kamar saja sekarang bisa?" Kyuhyun memeluk pinggang Heechul.
"Umh, baiklah di kamar saja..." Mereka berdua pun langsung pergi ke kamar. Sesampainya Heechul menyimpan jas dan dasinya ke wadah baju kotor.
"Kyu, kau mandi dulu saja baru kita bicara." Kyuhyun menurut, Heechul menyiapkan baju rumah Kyuhyun. Tak lama Kyuhyun sudah selesai mandi dan memakai bajunya, ia mendekati Heechul yang sedang duduk di meja rias.
"Chullie apa yang mau kau bicarakan heum?" Kyuhyun memeluk pundak Heechul dan mencium pundaknya.
"Hmm, Kyunnie maaf tapi untuk sementara kau tak bisa mendapatkan jatah dariku." Ucap Heechul dengan nada lembut.
Kyuhyun yang kaget langsung membalikan tubuh Heechul,"Ada apa? Kenapa bisa begitu sayang?"
"Sigh.... Karena ini...." Heechul membuka laci meja rias mengambil tiga test pack dan menaruhnya di atas meja rias.
Kyuhyun yang melihat itu terdiam lalu menatap Heechul,"Ini serius? Kau tidak bercanda kan? Ini bukan prank kan?"
Heechul tersenyum lembut dan menangkup wajah Kyuhyun dan menatap Kyuhyun,"Aku serius ini bukan prank atau mengerjaimu."
Kyuhyun tersenyum lebar ia berdiri dan menarik tubuh Heechul lalu ia menggendong Heechul ala Koala dan berputar pelan,"Chullie aku akan punya baby lagi astaga..."
"Ne tapi ini yang terakhir setelah ini aku ingin steril, boleh?" Heechul mencium pipi Kyuhyun.
"Ne boleh sayang... Astaga Chullie aku benar-benar sangat bahagia..." Kyuhyun menciumi semua wajah Heechul.
.
.
ToBeContinued
A/N: Maaf ya aku lama up book yang ini, semoga suka jangan lupa vote and komen ^o^
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!