~Happy Reading~
"Ingin pergi jalan-jalan." Gia mengajak Baojia. "Bukankah sangat membosankan berada di istana selama ini, mari keluar mencari udara segar."
Baojia menghentikan latihannya ketika mendengar ajakan Jialin, dan tentu saja ia setuju. "Ayo, aku juga bosan berada di sini."
"Sekarang kenakan pakaianmu dengan baik, kamu tidak inginkan keluar hanya dengan bertelanjang dada." Gia melirik penampilannya yang hanya mengenakan celana saja walaupun ini di musim dingin, Gia diberitahu oleh Junzhi bahwa Baojia memiliki elemen ganda es dan air yang sangat selaras sehingga dalam cuaca sedingin apapun Baojia tidak akan kedinginan.
"Kenapa? Bukankah aku bagus seperti ini?" Bukannya segera mengenakan pakaiannya Baojia malah bersolek didepan Gia yang membuatnya teringat akan sosok asing yang mencuri ciumannya.
Gia dengan kesal melempar pakaiannya dan berbalik memunggunginya. "Sejak kapan kamu menjadi merak yang bangga, berhentilah bersolek atau aku akan meninggalkanmu."
(Merak yang bangga = Orang yang narsis)
Baojia hanya terkekeh melihatnya kesal, ia segera mengenakan pakaiannya dan mengejar Jialin yang mulai mengendarai sepedanya.
Gia mengisaratkan dengan menolehkan kepalanya untuk menyuruh Baojia duduk di belakangnya.
"Tidak." Baojia menggelengkan kepalanya. "Lebih baik aku berjalan saja."
Gia mengedikkan bahunya. "Terserah."
Mereka keluar dari kediaman Jialin dan menuju ke gerbang yang tidak jauh dari tempat mereka berada, ada sedikit kendala ketika akan melewatinya karena penjaga gerbang ragu untuk mengizinkan mereka keluar tanpa seizin Kaisar. Para penjaga baru tidak ingin mengalami hukuman dari Sang Kaisar karena ini menyangkut keselamatan Putri Jialin. Namun, dengan jaminan Baojia mereka akhirnya berani mengizinkannya keluar, karena mereka telah mendengar bahwa Pangeran Baojia telah mencapai tingkat King Realm padahal dia baru berusaha 18 tahun, jadi mereka yakin akan keselamatan Putri Jialin lagipula dia adalah saudaranya.
Gia hanya mendengus melihat mereka akhirnya mengizinkan keluar ketika Baojia bicara. "Ini namanya diskriminasi ketika aku yang bicara mereka tidak mengizinkan bahkan Fuhuang mengirim pengawal kekaisaran, tetapi jika kau yang bicara mereka langsung mengizinkan."
"Kamu adalah perempuan apalagi Putri Kekaisaran jadi harus ada pengawal atau penjaga yang harus melindungimu." Nasehat Baojia sambil mengelus kepala Jialin.
Gia mendengus dalam hati. 'Huh melindungi? Lalu dimana mereka ketika Putri Jialin yang asli mati sehingga ia menggantikannya'
"Ada apa?" Baojia menaikan alisnya ketika melihat Jialin tengah merenung memikirkan sesuatu.
"Tidak apa-apa." Gia mengayuhkan sepedanya sedikit cepat seraya barkata pada Baojia. "Ayo cepat kita harus ke pasar hari ini ada diskon di toko herbal Jiyu, ayo cepat bergegas nanti habis."
Baojia mengikuti Jialin dari belakang dengan berlari kecil di samping sepedanya, sesekali ia melihat Jialin yang tengah mengemudikan sepeda dengan fokus dan dia sedikit merasa ada yang berbeda dengannya.
Sebenarnya bukan sedikit namun sangat banyak perbedaan sebelum dan setelah Jialin hilang ingatan, sebelum hilang ingat Jialin adalah sosok yang lembut dan sedikit pemalu terbanding balik dengan sekarang yang sangat aktif dan berani seolah-olah Jialin yang sekarang bukanlah Jialin yang dulu tetapi orang lain. Dia juga dapat menciptakan beberapa hal-hal baru yang menakjubkan seolah dia pendapatkan pengetahuan dari langit sedangkan Jialin yang dulu walaupun suka membaca buku dia adalah orang yang kulot dan sulit menerima hal yang baru.
Sebenarnya apa yang terjadi pada kecelakaan waktu itu?
oOo
"Tuan salah satu pengawas kita juga pernah merasakan gelombang energi beberapa tahun yang lalu namun posisinya berada di seberang Benua Tianzi sehingga mereka tidak bisa menyelidikinya." Guangli memberikan laporan terbaru yang telah ia kumpulkan dan menyerahkannya pada Raja Hantu.
Raja Hantu menerima gulungan tersebut dan membukanya.
"Sebelumnya sudah terjadi tiga kali, yang pertama berada di ujung barat yang sangat jauh dari Benua Tianzi, yang kedua berada di ibukota Kekaisaran Xue Ying dan yang ketiga di seberang Benua Tianzi di dekat Kekaisaran Xue Ying. Saya telah memeriksa laporan-laporan dari pengawas lama dan itulah yang saya dapatkan."
"Aku mengerti, keluarlah dan perintahkan para pengawas untuk mengawasi daerah itu." Perintah Raja Hantu.
"Baik Master." Guangli sedikit menundukan kepalanya dan keluar dari ruang Raja Hantu.
Raja Hantu mengetukkan jarinya di atas meja dan mulai menyambungkan semua laporan Guangli. "Semua ini dimulai 40 tahun yang lalu, pada tahun itu terjadi sesuatu di ujung barat dan kemungkinan besar berkaitan dengan 'mereka', tak ada yang tersisa dari 'mereka' yang bisa aku rasakan , 10 tahun kemudian terjadi lagi gelombang energi kemungkinan salah satu dari 'mereka' ada yang selamat dan kembali di dunia ini? 20 tahun kemudian terjadi lagi gelombang energi di dekat wilayah Kekaisaran Xue Ying, dan aku merasakan sesuatu yang familiar yang mirip dengan 'mereka'"
"Jika dugaanku benar 40 tahun yang lalu pasti ada kejadian besar yang menyebabkan menghilangnya kaum 'mereka', kemudian salah satu dari mereka kembali, namun aku baru merasakannya 10 tahun setelah kedatangannya, dan itu adalah orang yang paling aku benci. Sekali lagi salah satu dari 'mereka' juga kembali namun tidak ada pergerakan."
"Sebenarnya apa yang terjadi? Dan kenapa 'mereka' menghilang namun 2 orang kembali lagi di dunia ini?"
Raja Hantu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju rak buku kemudian mengambil salah satu buku sehingga menyebabkan rak terbelah menjadi dua dan munculah sebuah portal.
"Aku harus memperkuat diriku untuk mempersiapkan pertarungan yang besar."
"Hmmm.... tapi aku bisa meninggalkan sedikit roh untuk menemani istriku." Seringainya ketika mengingat wajah Gia yang mirip anak kucing yang menggemaskan.
oOo
"Kamu ingin membeli apa?" Baojia menatap Jialin yang tengah berdesakan mengambil suatu obat herbang yang di diskon khusus hanya hari ini karena pemilik toko tengah merayakan kelahiran anak mereka.
"Tolong bantu aku membayar ini, sebelum diskon hari ini selesai." Gia mendorong setumpuk obat herbal dan menyuruh Baojia untuk segera membayar karena hari ini hanya di batasi selama 3 jam saja.
Baojia menatap tidak berdaya pada setumpuk obat di lengannya, dia hanya menggelengkan kepalanya melihat Jialin yang masih bersemangat mengambil tanaman herbal di tengah kerumunan pembeli yang sangat banyak. Dia tidak pernah menyerah mengambil tanaman herbal yang dia inginkan bahkan tubuh kecilnya memiliki keuntungan besar karena dapat menyelinap antara mereka.
Jika ia tahu Jialin mengajaknya keluar hanya untuk berdesakan membeli tanaman herbal lebih baik ia membuat pengajuan pada Balai Budidaya Tanaman di istana kekaisaran agar Jialin dapat mendapatkan tanaman apa pun yang ia inginkan.
Sayangnya ia hanya bisa menuruti permintaan Jialin dan segera membayar tanaman herbal selagi menunggu Jialin yang selesai mengambil apapun yang ia inginkan. Baojia tidak berminat membantunya dan hanya berminat menontonnya saja dari samping ketika ia tengah menyelinap sana-sini dan tangannya mengambil tanaman dengan cepat. Baojia menyipitkan matanya melihat gerakannya.
Gia yang telah selesai memilih tanaman herbal segera menuju kasir untuk menghitung semua totalnya. Pegawai toko dengan cekatan merinci semua tanaman yang di beli Gia dan menghitung total harganya dan menyebutkannya. Gia mengangguk puas mendengar harga yang lebih murah dari yang biasa, ia mengeluarkan uangnya dan menyerahkannya ke pegawai toko, pegawai tokonya pun menyerahkan tas yang berisi belanjaan Gia.
Gia berjalan mendekati Baojia dan menendang kaki kirinya. "Bukannya membantuku kamu malah hanya menonton saja."
Baojia hanya terkekeh mendengar perkataan kesalnya. "Cukup menyenangkan melihatmu menyelinap sana-sini."
"Dasar sialan." Gia menendang kaki satunya.
"Letakan belanjaanmu di keranjang dan mari kita kembali." Baojia mengambil alih sepeda Gia dan menduduki bagian depan.
Gia menaikan salah satu alisnya. "Kau yakin bisa mengendarainya?"
"Aku telah belajar setelah melihatmu."
"Awas saja jika sampai terjatuh." Ancamnya dengan menggepalkan tangan, Gia mulai menaiki bagian belakang dan duduk secarang miring karena ia tengah mengenakan rok, tangannya memegang pakaian di pinggang Baojia untuk mengantisipasi terjayuh dari sepeda.
Baojia mengendarai sepeda dengan pelan, awalnya ia tidak bisa menyeimbangkan sepeda karena Gia duduk secara miring namun perlahan ia terbiasa dan mengendarai sepeda dengan lurus.
"Lumayan." Puji Gia.
"Hei jika kau ingin tanaman herbal kau bisa pergi ke Balai Budidaya Tanaman yang terletak di barat daya dan kau bisa mendapatkannya secara gratis sehingga tidak perlu berdesakan seperti tadi." Baojia memberitahukan Gia keberadaan Balai Budidaya Tanaman yang secara harfiah terdapat berbagai jenis tanaman yang bisa digunakan oleh orang-orang di istana kekaisaran sehingga mereka tidak perlu keluar dari istana.
Gia "....."
"KENAPA KAU TIDAK MENGATAKAN SEJAK AWAL?!?!?!"
oOo
Gia mengabaikan Baojia sepanjang perjalanan menuju Balai Budidaya Tanaman hingga sampai kediamannya kembali, Gia cukup kesal karena Baojia tidak memberitahunya lebih awal akan keberadaan tempat seperti itu, seandainya dia tahu dia tidak akan rela berdesakan untuk mendapatkan tanaman yang murah dan lebih baik pergi ke Balai Budidaya Tanaman dan mengambil apapun sesuka hati tanpa membayarnya karena itu menjadi bagian dari istana kekaisaran.
Gia memasuki kediamannya dengan sepeda menuju area kamarnya dan terlihatlah Junzhi yang tengah menyapu. Gia menghentikan sepedanya dan turun kemudian mengambil barang-barang belanjaannya di bantu oleh Junzhi.
"Terimakasih."
"Anda tidak perlu sungkan." Junzhi membantu Gia membawakan semua belanjaannya menuju ruangan yang secara khusus ia gunakan sebagai eksperimen.
"Jika ada yang mencariku katakan saja aku sedang sibuk dan tidak bisa keluar." Perintah Gia pada Junzhi.
"Baik Yang Mulia." Junzhi merapikan sedikit barang belanjaan Putri Jialin kemudian pamit untuk mengundurkan diri.
Gia menutup pintunya dan menguncinya, ia berjalan menuju meja dan membuka salah satu laci untuk mengeluarkan pakaian hitam, ia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian tersebut dan tak lupa menutup wajah untuk menyembunyikan wajahnya. Gia mengambil salah satu kotak dan membuka dengan kuncinya untuk mengeluarkan kertas desain.
Gia berjalan menuju jendela dan membukanya, ia menolehkan kepalanya untuk memastikan tidak ada yang melihatnya yang hendak keluar menyelinap, setelah memastikan aman Gia keluar dari ruangannya dan menutup jendela dengan aman kemudian berlari dengan senyap dan melompati tembok kediamannya.
Tanpa di sadari Gia semua aksinya terlihat oleh seseorang dari kejauhan yang masih bisa melihatnya dengan jelas walaupun dari jarak yang jauh. Wajah orang itu menjadi dingin ketika melihat Gia yang lihai menyelinap dan bersembunyi dari penjaga untuk keluar dari istana, ia menggepalkan tangannya dan meninju bangunan disampingnya ia hiraukan rasa sakit yang menjalar dari tangannya apa yang lebih menyakitkan adalah melihat pemandangan di depannya.
Setelah Gia berhasil keluar dari istana, orang itu berlari menuju ruangan Gia dan membuka jendelanya untuk masuk, dia ingin tahu sebenarnya apa yang selama ini ia lakukan dan siapa dia sebenarnya?
-TBC-