webnovel

bab 11

kan aku sudah bilang bukan aku bukan aku

"Aku minta maaf." Lanjut Jessica.tristan bangkit dauri kursi nya,

iya aku maafin kamu kok Jessica

tapi ada syaratnya ada syaratnya ia kamu harus jadi pacar aku?

apa ia kamu harus jadi pacar aku, Tristan tersenyum kamu kenapa tersenyum gak apa-apa lucu aja muka kamu itu yang lucu ? gak kok Jessica aku cuma bercanda kok

aku udah maafin kamu kok ? beneran ia makasih ia Tristan ia

Sepulang sekolah Jessica membersihkan toilet ditemani Tristan,

tanpa sepengetahuan mereka, Pak Surya melihat nya dari jauh

dan tersenyum.tristan memerhatikan Jessica yang sedang

membersihkan WC.

Tiba-tiba Jessica tertawa."Apa yang kau tertawakan?"

tertawa."Apa yang kau tertawakan?" tanya

Jessica.

"Aku hanya memikirkan perkataan yang dulu!" kata Jessica.

"Yang mana?"

"Kau bilang hidupmu hanya berkisar di rumah sakit, sekarang

aku merasa hidupku hanya akan berkisar di toilet!"

Jessica terbahak mendengar nya. "Kau tidak akan membersihkan

WC kalau kau tidak melakukan kesalahan lagi!"

"Yah, benar!" kata Jessica. "Tapi aku punya perasaan aku gak melakukan ini lagi..

Jessica berhentilah menyakiti dirimu!! sendiri kata Tristan serius nya tidak enak.aku pernah mengalami nya waktu aku masih umur belasan tahun, papa dan Mama melarang ku untuk tidak bermain bersama teman- teman ku di luar . padahal aku masih sakit,aku mengamuk seharian.ketika papa dan mama menangis dan akhirnya aku pun berhenti mengamuk. dan aku pun sadar ternyata papa dan mama ku melarang itu demi kesehatan aku jessica aku tak mau mereka sedih ..

Sandra terrdiam mendengar cerita Tristan.

selesai membersihkan WC mereka pun berhenti di sebuah taman .

duduk ia aku punya sesuatu buat kamu apa ini dia es krim ia aku tahu kamu itu suka es krim makasih ia Tristan Sama- sama Jessica.

Tristan ia aku mau cerita sama kamu boleh kan ? boleh dong cerita aja !

Tristan"Setahun yang lalu

orangtuaku bercerai. Aku tidak pernah dekat dengan Mama,

dan Papa malah meninggalkan aku dengan nya! Aku membenci

mereka berdua!"Begitu rupa nya, kata Tristan dalam hati."Aku

marah sekali dan berusaha sekeras mungkin untuk menyakiti

Mama dan orang-orang yang kutemui!" lanjut Jessica.

"Tetapi kau malah menyakiti dirmu sendiri lebih dalam lagi Jessica

iya jessica mengangguk. "Dua hari yang lalu aku menemukan

undangan pertunangan papaku! Papa akan bertunangan di luar

negeri! Itulah sebab nya aku marah sekali dan untuk tidak sekolah dan

pergi ke taman untuk menenangkan diri, Tapi betapa pun aku membenci nya, aku

tetap merindukan nya!"

"Kalau kau begitu merindukan nya, kenapa kau tidak pergi

menghadiri pernikahan papa'mu?" tanya Tristan lembut.

Jessica menggeleng. "Aku belum siap menghadapi Papa!"

"Tidak usah buru-buru!" kata Tristan. "Kau akan tahu saat yang

tepat untuk menemui nya!"

"Waktu itu aku pasti sudah siap!" kata Jessica yakin.

udah lega kan ia makasih ia Tristan sama Tristan memegang tangan Jessica mereka pun saling menatap satu sama lain ?

"Baiklah!" kata Tristan. "Aku pulang dulu! Pak Joko, sopirku, pasti

sudah menunggu dari tadi! Kau mau kuantar pulang?"

"Tidak usah! Aku bisa pulang sendiri!" kata jessica

"Sampai jumpa besok!" ujar Tristan dan melangkah menuju keluar taman,

"tristan!" teriak Jessica.

Tristan berbalik menghadap Jessica "Apa?"

"Aku mau jadi pacar mu!" kata Jessica keras.

apa aku salah denger agak Tristan aku udah nyaman sama kamu aku mau belajar untuk mencintai kamu beneran ia Tristan ? Tristan pun memeluk Jessica ahhh akhirnya aku punya pacar Jessica makasih ia aku njanji aku membuat kamu bahagia bersama aku ia Tristan ?

"Hanya satu yang membuatku penasaran." Lanjut Jessica.

"Apa itu?"

"Kenapa kau mau suka denganku?"

Tristan menjawab dengan yakin. "Alasan yang sama aku karena aku itu jatuh cinta untuk pertama kalinya ke kamu ? Jess Jessica pun tersenyum...

hmmm, sebelum aku pergi aku punya kata- kata buat apa itu Tristan pun berbisik LOVE Jessica

pun tersenyum ?

aku pulang dulu "Bye!" ujar Tristan akhir nya.

Untuk pertama kali dalam setahum ini Jessica merasakan jatuh cinta lagi ?

Chương tiếp theo