Wajah Gu Naixin menegang dan ia merasa sangat malu.
Ye Fei tidak menatapnya lagi, dan kembali ke tempat duduknya untuk mulai memilah dokumen.
Wajah Supervisor juga agak jelek. Ia menyeret Gu Naixin, tetapi tidak banyak bicara.
Setelah Ye Fei duduk, ia menatap dokumen yang dibuka di komputer dengan linglung. Wawancara yang ia terbitkan di majalah itu memang dibuat-buat. Ia hanya ingin melihat apakah Su Mohan akan memberikan respon terhadap artikel tersebut.
Jika demikian, ia bisa bertemu dengan pria yang sangat ia rindukan.
Jika tidak ada, ia juga tidak akan merugikan majalah dengan wawancara ini.
Ye Fei membayangkan bahwa dalam beberapa hari lagi, ia akan melihat Su Mohan dengan matanya sendiri. Bukan di TV, bukan di surat kabar, bukan juga dalam mimpi.
Suasana hati Ye Fei sedikit gelisah.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com