webnovel

BAB 144

"M... maafkan... a... aku... Paman," lirih, hanya itu yang terdengar dari mulut Bima. Sebelum darah segar dimuntahkan dengan sangat nyata dari dalam mulutnya. Semua abdi kembali menjerit, bahkan ada yang pingsan karena ndhak tahan melihat kondisi Bima sekarang.

Romo yang semakin marah, hendak menendang Bima. Tapi aku langsung menangkis tendangan Romo. Yang berakibat, tubuhku yang terpental karena tendangan Romo. Jujur, tenaga Romo meski sudah umur, benar-benar luar biasa. Dan aku bisa jamin, sekali atau dua kali saja Bima mendapat tendangan seperti ini, dia pasti akan... mati.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com

Chương tiếp theo