webnovel

KECEWA

Alyssa tak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Alvin yang sedang bermain basket dengan teman-temannya.

Sudah sekitar 3 hari Alvin mendiamkannya, sejak kejadian di rumah Alvin saat itu. Mereka mulai menjauh lebih tepatnya Alvin yang menjauh.

Alyssa tidak mengerti apa salahnya? Kenapa Alvin bereksi berlebihan seperti itu hanya karena pertanyaannya.

Jika tak mau menjawabnya ya tak apa, tidak usah marah juga seperti ini.

Yang sakit kan Alyssa sendiri, Ia jadi merindu berat pada Alvin.

Aishh.

Alyssa masih memandangi gerak-gerik Alvin yang keluar dari garis lapangan untuk berganti anggota. Seorang wanita menghampirnya dan memberinya air minum serta mengelap keringatnya.

Alyssa menahan gemuruh di dadanya, lagi-lagi Ia harus melihat hal yang membuat hatinya sakit sendiri.

"Al, Alyssa!" Alyssa menoleh, gadis itu hampir melupakan keberadaan Dimas di sampingnya.

"Eh iya? Ada apa Dim?"

"Lo kenapa ngelamun terus?"

"Enggak ada apa-apa kok."

"Jadi kerja kelompok gak nih?"

"Eh iya, jadi kok. Tapi kita ke toko buku dulu yah."

"Syiaapp."

Hal itu tak lepas dari penglihatan Alvin yang melihat Alyssa jalan berdampingan bersama teman kelasnya membuat Alvin merasa kesal.

Pria itu bangkit hendak pergi.

"Guys gue pulang duluan yah!" pamitnya pada anggota basket lainnya.

"Hati-hati bro." Alvin mengangguk, Ia merangkul tasnya di bahu.

"Kamu jadi antar aku pulang kan?" tanya Jessica.

"Iya jadi." jawab Alvin. Akhirnya mereka berjalan menuju parkiran. Lebih tepatnya Alvin berjalan seraya mengikuti Alyssa dan Dimas dari belakang. Sepertinya mereka juga hendak ke parkiran.

"Kita makan dulu bagaimana?" tanya Jessica di sela langkahnya.

"Gue gak nafsu." balas Alvin. Jessica cemberut, wanita itu tak berhasil untuk menarik perhatian pria yang sudah di sukainya sejak 3 bulan ini.

Jessica menjadi asisten pribadi Alvin saat pria itu bermain basket, mau sedang tanding ataupun latihan Jessica harus berada disana agar bisa merawat Alvin dengan baik sekaligus menarik perhatian pria itu untuk meliriknya.

"Kita ngerjainnya di toko kue Monika yah."

"Kalau sama lo mah dimana aja siap."

Alvin tak melepaskan tatapannya sedikit pun dari Alyssa yang sempat-sempatnya tertawa dengan pria lain disaat Alvin merajuk seperti ini.

Apa wanita itu tak memikirkan perasaaanya? Batin Alvin

Sebenarnya Alvin ingin melihat seberapa besar Alyssa peduli padanya, dengan merajuk dan mendiamkan gadis itu.

Berharap Alysaa akan membujuk dan meminta maaf meskipun gadis itu tak melakukan keslahan. Tapi Alvin ingin mengetes seberapa besar cinta yang di miliki gadis itu untuknya.

Namun melihatnya yang hanya diam dan balik mendiamkan Alvin, membuat Alvin frustasi. Ia merindukan Alyssa terutama merindukan payudara gadis itu.

"Aisshh. Jadi tegang kan" batin Alvin.

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

"Makalahnya udah jadi, power point buat presentasi udah jadi. Tinggal sedikit revisi Makalah aja sih."

"Biar gue aja, tar malem gue kerjain."

"Serius?" Dimas mengangguk. Alyssa mencabut flashdisk dari laptopnya lalu menyerahkannya pada Dimas.

"Aduhh rajinnya menantu tante." ujar Mamah Alvin yang mengantarkan 2 cup kue untuk Alyssa dan Dimas.

Alyssa memang memilih temlat kerja kelompok di toko kue Monika, toko kue yang di miliki oleh Mamah Alvin.

"Menantu?" Dimas terlihat bingung, Mamah Alvin mengangguk antusias.

"Alyssa adalah calon istri anak saya." Dimas menatapnya, Alyssa tersenyum sumbang.

Alyssa sendiri tidak tahu apa Ia akan benar-benar menjadi pendamping hidup Alvin. Melihat hubungan mereka saat ini saja tidak sedang baik. Bahkan status pun tak ada di antara mereka. Alyssa ragu jika Alvin hanya berucap akan menikahinya namun pada kenyataanya pria itu mempermainkannya lagi, lalu pergi.

Alyssa tidak siap untuk itu. Ia sudah terlanjur jatuh cinta lagi padanya.

"Kau akan menikah?" tanya Dimas.

"Tentu, nanti tante kasih undangannya ke kamu. Tante permisi dulu yah." Mamah Alvin pamit, wanita paruh baya itu seolah mengklaim Alyssa sebagai menantunya agar tak ada pria yang mencoba mendekatinya termasuk Dimas. Padahal yang tidak orang lain tahu Dimas itu gay.

"Serius?" Dimas kembali bertanya, pria itu terlihat masih tak percaya. Alyssa mengedikan bahunya kemudian menyantap sesendok kue cup di depannya.

Untuk saat ini biarlah Ia menikmati kue tersebut. Meskipun pikirannya melayang kepada Alvin.

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

"Kok baru pulang Kak?" Alyssa menoleh ke Ayahnya yang tiba-tiba bertanya saat Ia baru saja memasuki rumah.

"Bukannya kalau hari senin kamu cuma ada satu mata kuliah?" Ayahnya kembali bertanya tak dapat di pungkiri jika Ayahnya termasuk Ayah yang protektif meskipun tidak berlebihan.

"Aku ada kerja kelompok sama temen Yah." jawab Alyssa.

"Kalu ada kerja kelompok atau pulang telat hubungi Ayah atau Mamih. Biar kita gak khawatir mikirin kamu."

"Iya Yah."

"Yasudah, mandi sana setelah itu makan. Ayah mau pergi dulu sama Mamih kamu."

"Kemana Yah?"

"Pacaran dong, emangnya cuma anak muda aja yang bisa pacaran." Nathan mengacak-acak pelan rambut anaknya itu.

"Ayah masih mesra-mesraan aja udah tua juga." gumam Alyssa.

"Kamu ngeledek Ayah?" Alyssa menggeleng cepat.

"Enggak kok Ayahku yang ganteng."

"Bisa aja ngelesnya." Alyssa menyengir.

🌱🌺🌺🌺🌱

Alyssa mengecek kembali ponselnya.

Masih tidak ada balasan.

Oke sabar Alyssa pesannya baru juga diterima.

Beberapa detik kemudian Alyssa mengecek lagi ponselnya dan masih sama tak mendapat balasan dari Alvin.

Alyssa :

Kamu lagi dimana? (Read)

"WHAT?"

Alvin membaca pesannya tapi tidak membalasnya? Keterlaluan.

Oke oke tenang Alyssa.

"HUAAAHHH!" Alyssa berteriak kesal, Ia tak peduli jika ada yang mendengar toh Ayah dan Mamihnya sedang tak ada di rumah.

"Alvin benar-benar menyebalkan! Huaahhh!" Alyssa melempar bantal kasurnya ke sembarang arah, mencoba melampiaskan kekesalannya.

Alvin tidak lagi peduli padanya, ada apa sebenarnya dengan pria itu?

Lalu Alyssa mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi seseorang yang katanya sedang berada disana.

Edgar.

"Hallo."

"Lo masih di rumah Alvin?" tanya Alyssa.

"Iya, kita baru mau panggang-panggang. Kenapa emang?"

"Alvin ada di situ?"

"Emm, dia lagi di kamar kayaknya. Nganterin si Jessica ganti baju."

"Ganti baju?"

"Iya tadi dia kecebur kolam. Lo mau ngomong sama dia?"

"Enggak perlu. Gue..."

"Hallo."

Shit adik durhaka.

"Iya?" Alyssa mencoba santai saat mendengar suara Alvin.

"Ada apa?"

What? Seriously?

"Aku...."

"Alvin ini bener bajunya?"

"Iya pake aja, itu punya Alyssa."

"Dia marah gak nanti?"

"Enggak selaw aja."

Alvin bahkan tak meminta ijin padanya. Cih

Alyssa mencoba bersabar menahan sesak di dadanya saat mendengar suara wanita itu.

"Hallo Sa ada apa?" Alvin kembali bertanya. Alyssa hanya diam, gadis itu takut jika bersuara sedikit saja suara seraknya yang sedang menahan tangis terdengar oleh Alvin.

"Sa?"

Tut...tuttt

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

Alyssa memandang pintu berdekorasi putih itu di depannya. Dengan nafas terengah-engah, tangannya mendorong pintu itu hingga terbuka lebar.

Alyssa berjalan dengan langkah lebar matanya menyusuri setiap sudut ruangan mencari keberadaan Alvin dan Jessica. Saat hendak menaiki tangga untuk melihat keberadaan mereka di kamar Alvin. Sayup-sayup Alyssa mendengar gelak tawa dari halaman belakang rumah.

Alyssa langsung melangkahkan kakinya menuju tempat yang menjadi perhatiannya, disana terlihat banyak Tim basket Alvin yang sedang bercanda ria sambil memanggang daging merayakan kemenangan Tim basket mereka.

Alyssa mencari keberadaan Alvin, lalu matanya menemukan sosok itu yang sedang mengobrol dengan rekan Timnya yang lain.

Alyssa menajamkan penglihatannya saat melihat perempuan yang sedang menyantap daging panggang lengkap dengan celana dan kemeja milik Alyssa.

Alvin benar-benar membiarkan gadis itu memakai pakaiannya.

Lalu apa Alvin berada disana saat gadis itu berganti pakaian? Apa mereka menghabiskan waktu bersama? Cih.

Alyssa kembali mengingat perkataan Papah Alvin yang mengatakan jika Alvin suka bermain dengan wanita.

Lalu yang menjadi pertanyaanya, apa Alvin bermain dengan Jessica? Menerka-nerka seperti ini membuat Alyssa muak, gadis itu lantas menghampiri Jessica dan langsung menarik kemejanya secara kasar hingga terbuka 2 kancing.

Jessica berteriak.

Semua orang langsung menatap ke arahnya.

"Lepas baju gue dari tubuh lo Bitch." Alyssa seperti singa kehilangan anaknya, Ia marah bahkan ingin membunuh wanita yang menatapnya takut. Siapa lagi jika bukan Jessica.

"Vin cewek lo tuh." ujar Gio. Alvin segera mengampiri dan melerai perkelahian itu. Lebih tepatnya menjauhkan Alyssa yang berusaha menjambak rambut Jessica.

"Lepas! Dasar bitch siapa suruh lo pake baju gue!" teriak Alyssa, yang berusaha berontak untuk melepaskan diri dari rengkuhan Alvin.

"ALYSSA!" bentak Alvin. Alyssa langsung menatap pria itu dengan tatapan sengit.

"Kamu apa-apaan sih? hah!"

"Kamu yang apa-apaan!" Alvin mengernyit bingung.

Tes... Setetes air matanya keluar dari sudut lubang kecil Alyssa. Wajah Alvin melembut saat melihat Alyssa menangis.

"Ada apa ini?" suara Edgar yang baru menyelesaikan buang air kecilnya menatap bingung dengan keadaan saat itu.

Melihat sang Kakak menangis, Edgar langsung menatap tajam ke arah Alvin meminta kejelasan.

"Lo apain lagi Kakak gue? Lo gak bisa berhenti apa, buat gak nyakitin dia?" Alvin memijat pelipisnya pusing.

"Gue bisa jelasin Gar." Edgar menggeleng.

"Gak perlu." Edgar merengkuh bahu Alyssa lalu membawanya pergi. Meninggalkan tatapan bingung dari orang-orang dan tatapan penyesalan dari Alvin.

Chương tiếp theo