Chapter (3)
...
"Ya sudah, kamu siap - siap dulu sana! Setelah itu mulai berjaga ya Lui!" Perintah paman Noe pada Lui untuk segera bersiap - siap untuk berkerja.
"Ting ..." tiba - tiba suara bel di toko roti nya berbunyi, dan Lui langsung bergegas ke arah pintu, untuk menyapa pelanggan yang datang.
"Hai, pagi....." Sapa My Xu pada Lui yang tiba - tiba sudah berdiri di depan pintu toko, dan Lui sontak terkejut melihat pelanggan nya itu, yang baru datang pagi - pagi sekali.
"Pagi juga tuan..! Silakan masuk dan duduk di sebelah sana tuan! (memperlihatkan meja tempat duduk), saya akan membawakan buku menu yang ada di toko roti kami." Jawab Lui yang sedikit gugup karena terkejut melihat My Xu yang tiba - tiba ada di sana.
"Seperti bicara dengan siapa saja! Padahal kemarin juga baru bertemu. Apa memang harus seperti ini dia melayani semua tamu nya?" Ucap My Xu dalam hati, dan merasa tidak senang.
"Emm... tidak perlu kamu ambilkan buku menu nya! Siapkan saja saya roti yang terenak dan terfavorit di toko ini, saya mau mencoba nya semua." Ucap My Xu yang berlagak sombong.
"Baik tuan.. " Jawab Lui yang patuh, sambil berjalan pergi meninggalkan My Xu.
"Ang Yi, kamu kemari dan ikut untuk duduk makan bersama ku!" Tegas My Xu mengajak Ang Yi untuk ikut mencoba roti - roti yang ia pesan barusan.
"Tapi.. Tapi tuan?" Jawab Ang Yi yang gugup.
"Tidak usah tapi - tapi, cepat kesini dan duduk di bangku itu!" Perintah My Xu pada Ang Yi agar segera duduk bersama nya.
"Baik tuan, maaf." Jawab Ang Yi yang sedikit gugup, karena baru kali ini dia di ajak makan bersama My Xu, sang atasan nya.
"Hmm... " Jawab My Xu yang hanya bergumam.
#Beberapa menit kemudian ~
"Pesanan kalian tiba, silakan di cicipi satu persatu! Semoga kalian suka dan menikmatinya!" Tegas Lui sambil menaruh piring - piring yang berisi roti dari berbagai macam bentuk dan juga rasa di atas meja.
"Hmm..." My Xu hanya bergumam.
"Saya permisi ke bekakang dulu." Ucap Lui yang ingin undur diri, setelah semua nya beres, sudah di taruh di atas meja makan My Xu.
"Terimakasih.." Jawab Ang Yi yang berterimakasih pada Lui, dan Lui pun hanya menganggukan kepala nya, lalu dia bergegas pergi kembali ke belakang.
"Apa yang terjadi? Seperti ada yang menakutkan!" Tiba - tiba perasaan Ang Yi sedikit tidak tenang seperti ada yang mengincar diri nya.
Ternyata itu My Xu, dia yang merasa tidak senang karena ucapan terimakasih Ang Yi yang membuat Lui pergi, lalu My Xu menatap Ang Yi dengan tajam dan terlihat sangat menakutkan. Ang Yi pun hanya bisa menundukan kepala nya, dan terdiam karena takut.
"Ayo di makan roti nya!" Tegas My Xu yang mengajak Ang Yi untuk mulai memakan roti - roti nya.
"Baik tuan.." Jawab Ang Yi yang patuh, dengan lirih.
Dan sekarang My Xu, juga Ang Yi mulai mencicipi roti nya itu satu persatu.
"Hmm .. ini rasa nya enak!" Kata Ang Yi setelah mencicipi rasa dari roti itu, sambil memuji rasa dari roti - roti yang di hidangkan.
"Ya, ini memang enak... " Ucap My Xu dalam hati, karena dia gengsi untuk mengatakannya langsung.
Setelah beberapa menit berlalu, mereka sudah selesai mencicipi semua roti yang di hidangkan di atas meja nya, kira - kira ada 8 piring, ukuran piring sedang. Waktu saat ini sudah menunjukan pukul 09:00 pagi, My Xu dan Ang Yi segera beranjak dari tempat duduk mereka.
"Berapa total harga semua nya nona?" Tanya Ang Yi pada Lui, yang sudah berdiri di depan kasir, namun tiba - tiba..
"Biar aku saja!" My Xu langsung menyerobot ingin membayar tagihan nya.
"Tapi tuan, ini.." Ucap Ang Yi yang gugup, sambil menolak My Xu untuk membayar. "Inikan jatah ku yang harus membayar setiap tagihan makanan nya tuan My Xu, pakai kartu gold dari tuan besar. Tapi.. biarkan lah, karena ini kan dia sendiri yang memintanya." Ujar Ang Yi dalam hati nya.
"Sudah diam, kamu kembali dulu ke mobil sekarang!" Perintah My Xu agar Ang Yi segera pergi.
"Baik - baik..!" Jawab Ang Yi yang menurut, dan Ang Yi pun langsung bergegas pergi, kembali ke mobil yang ada di parkiran.
"Berapa total semua tagihan nya? Tanya My Xu pada Lui.
"Tagihan nya tadi 8 piring roti bla bla bla... Semua jadi 1 juta." Jawab Lui sambil memberikan bon nya.
"Oke, ini uang nya, tolong di hitung lagi!" Seru My Xu sambil memberikan lembaran uang pada Lui di meja kasir.
Sambil Lui menghitung uang nya kembali, My Xu terus menatap wajah Lui yang terlihat manis itu.
"Hmm.. kalau boleh tahu kamu tinggal di mana? Apakah di sini ada mes nya, atau kamu nge kost, atau tinggal bersama orang tua, kira - kira tempat nya jauh dari sini tidak?" Tanya My Xu yang ingin tahu di mana rumah Lui sekarang.
"Saya tinggal di komplek dekat sini, tinggal bersama paman dan bibi." Jawab Lui yang memberitahu, sambil menata uang, dan memasukan ke dalam mesin kasir.
"Oh.. kemana orang tua mu? Ku dengar kamu dari keluarga Yu kan, bukan kah itu juga keluarga yang terpandang?" Tanya My Xu yang berharap ingin tau.
"Emm..." Jawab Lui singkat.
"Eh.. maaf, kalau aku salah bicara" Ucap My Xu sedikit gugup, takut Lui merasa tidak senang.
"Eh, ternyata dia bisa meminta maaf (dalam hati Lui tidak percaya) Tidak kok, tidak apa - apa! Orang tua ku ada di luar negri, dan aku tidak ikut bersama nya, aku di sini tinggal bersama paman dan bibi, karena aku senang tinggal di negara kelahiran sendiri dari pada di negara orang lain." Jawab Lui dengan padat, singkat, dan jelas, yang memberitahu My Xu.
"Hmm.. begitu, oke lah.. Aku tidak akan bertanya tentang itu lagi, tapi ngomong - ngomong apa kamu masih menyimpan kartu nama yang aku berikan pada mu?" Tanya My Xu lagi pada Lui.
"Ooh itu, masih kok masih (Lui mengambil kartu nama di laci meja kasir) Nama Wormy Xu, No Tlp 0888 xxx xxx, dan bla bla bla.." Jawab Lui sambil membacakan isi nya.
**Bersambung .....
#Jangan Lupa Kasih Bintang, Batu Kuasa Kalian, dan Tambah ke Daftar Favorit Kalian yaa.. Makasih😉