Tang Xinluo tidak dapat mengatakan apa-apa, dia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkan agar pria tersebut dapat bekerja sama dengan dirinya. Akhirnya dia berbalik mencium pria itu dengan mempelajari dari caranya mencium.
Tetapi, setelah mencium beberapa saat, Tang Xinluo tidak mendapatkan reaksi apa pun dari pria tersebut. Dengan kesal, dia menghela napas dan menghentikan ciumannya.
Akhirnya, karena merasa kasihan Lu Yuchen tersenyum dan menundukan kepala untuk mencium bibir milik Tang Xinluo. Dia sangat menikmati keberaniannya.
Sambil mencium, Lu Yuchen membiarkan Tang Xinluo menyakiti dirinya. Jari kecil Tang Xinluo menyusuri dari belakang tengkuknya, lalu turun ke punggung atasnya yang lebar dan tebal. Jari-jari itu kembali turun ke punggung bawahnya yang kuat dan berotot hingga meninggalkan goresan. Hal itu membuatnya tidak dapat menahan kemarahan di dalam hatinya.
Malam, masih sangat panjang…
Kesabaran Lu Yuchen seperti malam ini jarang diberikannya kepada wanita lain.
***
Setelah melakukan hal 'itu' beberapa kali, Lu Yuchen menggendong wanita kecil yang hampir tertidur karena kelelahan itu, lalu membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Dulu, jika bertemu dengan wanita yang menempel pada dirinya, dia pasti langsung mengusir wanita tersebut. Tetapi terhadap Tang Xinluo, dia justru merasa ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan. Dia tidak tahu sebenarnya perasaan apa ini, tetapi yang dia tahu adalah dia sangat puas terhadap wanita kecil tersebut.
Tidak hanya tubuh ataupun identitas, Tang Xinluo adalah pilihan yang tepat. Tangan besarnya membelai wanita yang ada di pelukannya hingga dirinya sendiri tertidur. Dia memeluk wanita itu hingga keesokan harinya.
***
Keesokan harinya, Tang Xinluo terbangun sendiri.
Di keluarga Lu setengah tahun ini dirinya melayani Gong Xuemei, sehingga Tang Xinluo terbiasa bangun di pagi.
"Uh…" Tang Xinluo pelan-pelan meregangkan lehernya. Jelas-jelas dia sudah tidak mengantuk lagi, tetapi dia tidak ingin membuka matanya karena rasa sakit pada seluruh tubuhnya. Dia tidak dapat menahan untuk mengelus selimut yang hangat dan elastis itu, sungguh nyaman.
Tunggu dulu, elastis? Rumah siapa memiliki selimut elastis! Batin Tang Xinluo.
Tang Xinluo seperti menyadari sesuatu, dia segera membuka matanya. Walaupun tidak dapat melihat dengan jelas, tetapi dia dapat melihat yang menutupi tubuhnya bukanlah seprai dan selimut. Tampak sangat jelas itu adalah sebuah otot, benda yang menutupinya adalah tubuh milik seorang pria dewasa.
Dengan tergesa-gesa kedua tangan Tang Xinluo menopang tubuhnya dan ingin menjauhi otot tersebut. Tetapi tiba-tiba dia merasakan hal aneh saat telapak tangannya yang menyentuh otot tersebut. Tunggu dulu, orang di sebelahku ini tidak mengenakan pakaian, lalu bagaimana dengan diriku!? Gumamnya dalam hati.
Tang Xinluo terdiam selama dua detik, lalu dia menundukan kepala. Saat melihat keadaanya yang tanpa busana, mulutnya ternganga. "Ah…" Dia membeku di sana. Aku.. Aku.. Ternyata tidak mengenakan pakaian! Batinnya.
Saat itu, Lu Yuchen terbangun karena Tang Xinluo yang terus bergerak. Tangan besarnya langsung memeluk wanita yang bersiap untuk melarikan diri itu, lalu dengan suara serak berkata, "Anak baik, jangan ribut… Ayo tidur lagi." Suara pria yang baru bangun itu terdengar seksi, bahkan terdengar kelembutan yang biasanya tidak ada.
Sejak dulu, Lu Yuchen tidak pernah bermalas-malasan di ranjang, tetapi karena kehadiran Tang Xinluo yang lembut, bahkan tidur pun merupakan sesuatu yang nyaman.
"Kamu, kamu siapa… Bisakah kamu pergi?" ujar Tang Xinluo. Tubuhnya kemudian didekap ke dalam pelukan pria itu. Ketika mencoba bernapas, yang terasa adalah napas pria asing yang memeluknya itu. Dia hampir tidak pernah bersentuhan sangat intim dengan pria, kecuali malam konyol waktu itu. Tetapi sekarang, kejadian seperti waktu itu terulang kembali.
Apakah aku sungguh terpuruk hingga melakukan hal ini? Pikir Tang Xinluo.
Walaupun demi membalas dendam kepada Lu Qinghao, satu kali melakukan hal konyol saja sudah cukup. Dirinya, Tang Xinluo, tidak mau hanya karena membalas dendam kepada suaminya yang berselingkuh hingga melakukan hal seperti ini dengan pria yang berbeda.
"Tuan… Aku tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi bolehkah Anda keluar dulu. Kalau ada masalah lain, kita dapat duduk bersama dan membicarakannya," kata Tang Xinluo. Dia mengira semalam dirinya minum hingga lupa ingatan, kemudian menggoda laki-laki lain di acara ulang tahun tersebut.
Pria ini tidak mau melepaskanku, kemungkinan dia mengetahui identitasku sehingga menginginkan hal lain, batin Tang Xinluo. Dia banyak melihat kasus seperti ini di internet, pria ini mungkin saja adalah pria yang setelah mendapatkan keuntungan masih akan memeras uang.
Akhirnya Lu Yuchen berbicara, "Kalau aku tidak bersedia pergi, kamu mau apa?"
Suaranya tidak hanya terdengar semaunya sendiri, tetapi terdengar seperti godaan yang sangat familiar. Tang Xinluo merasa telinganya menjadi merah saat mendengar suara magnetis yang dalam itu, namun dia berusaha menjaga agar dirinya tetap fokus.
Jangan pedulikan suara yang menggoda itu… Jangan pedulikan telapak tanganku yang menyentuh ototnya… Juga jangan pedulikan bau hormon yang kuat yang menempel pada hidung ku, gumamnya dalam hati.
Lu Yuchen tidak melepaskan Tang Xinluo, justru semakin kuat memeluknya hingga membuat wajahnya tenggelam di dalam dadanya.
"Ehm." Tang Xinluo membersihkan kerongkongannya dan mencoba menenangkan dirinya. "Tuan, yang ingin aku katakan padamu adalah sesungguhnya aku telah menikah, aku adalah istri yang memiliki…"
Tang Xinluo belum sempat menyelesaikan perkataannya, namun Lu Yuchen yang sejak tadi diam tiba-tiba bergerak.
"Kamu, bisakah… Emm…" Hampir saja Tang Xinluo terkejut hingga menggigit lidahnya sendiri ketika berbicara. Apakah suara tadi keluar dari mulutku? Bagaimana mungkin aku mengeluarkan suara yang begitu memalukan! Pikirnya. Dia sebenarnya ingin menghentikan gerak gerik pria tersebut, tetapi dia sungguh tidak berani membuka mulutnya lagi.
Saat ini, Lu Yuchen telah membalikan tubuh Tang Xinluo sehingga wanita itu terhimpit di bawah tubuhnya. Tak menunggu waktu lama, dia pun langsung mencium bibirnya yang indah.
"Ya…" Tang Xinluo mengeluarkan suara dengan pelan.
"Menurut saja ya... Aku tidak ingin mendengarmu menyebutkan pria lain dari mulutmu." Apalagi, pria itu adalah pria yang berstatus suaminya, batin Lu Yuchen.
"Tetapi aku…" Baru saja Tang Xinluo mengatakan sepatah kata, Lu Yuchen kembali menciumnya dengan ganas, membuat kata-kata yang ingin diucapkan tersimpan di tenggorokannya.
"Sebaiknya kamu mengingatnya…." ucap Lu Yuchen.
Bentuk wajah yang tegas dan indah milik Lu Yuchen menjadi tampak jelas di depan mata Tang Xinluo. Ada beberapa saat, di mana dirinya seperti dapat melihat dengan jelas wajah pria itu.
Lu Yuchen menahan wajah Tang Xinluo dan menundukkan kepalanya untuk menatapnya. Dia lalu berkata, "Semalam, orang yang meminta pertolongan kepadaku adalah dirimu sendiri. Kamu juga yang menyulut api ini, jadi tidak pantas jika bukan kamu yang mematikan api ini."
"Aku, maaf… Semalam mungkin aku telah mabuk…" kata Tang Xinluo. Dia tiba-tiba tersadar akan kata-kata pria itu, lalu seolah teringat kejadian ketika dirinya mabuk semalam dan jatuh ke dalam pelukan seseorang.
"Aku tidak akan mempermasalahkan hal ini, lebih baik kamu pun melupakannya. Ya benar, lupakan saja, bagaimana?" Tang Xinluo tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Pria itu sepertinya marah karena kata-katanya. Sebenarnya dia ingin mendiskusikan hal ini dengan baik-baik, tetapi setiap kata yang dia ucapkan, membuat perbuatan pria tersebut semakin kasar.
Setelah beberapa saat, akhirnya semuanya selesai.
Tang Xinluo tidak menyangka, setelah mabuk dia justru bertemu dengan seorang pria yang mengerikan seperti ini. Dengan menyedihkan dia memijat pinggangnya dan berbalik, dia hanya ingin menunggu pria itu pergi, setelah itu maka dia dapat segera membereskan dirinya.