webnovel

Ji Xiaonian Memukul Orang

Biên tập viên: Wave Literature

Bai Yan mengadopsi Fang Miaoling, yang merupakan teman sekamar Ji Xiaonian menjadi adik perempuannya. Meskipun hal ini membuat hatinya tidak nyaman, tapi kalau dipikir-pikir, bagaimanapun juga temannya itu adalah anak perempuan dari orang yang sudah menyelamatkan nyawa pria yang disukainya. Penyebab pria itu begitu baik terhadap Fang Miaoling adalah karena membalas budi dan itu adalah hal yang masuk akal. Karena bukanlah hal yang besar, jadi dia berpikir tidak perlu mempedulikannya.

Setelah menenangkan dirinya sejenak, Ji Xiaonian lalu menekan perasaan kesal di hatinya dan memaksa dirinya untuk tersenyum. Dia menatap Fang Miaoling, lalu berkata, "Selamat ya, sudah terbang ke atas dahan dan berubah menjadi burung phoenix." 

Dan juga, saat sesampainya burung phoenix ini di ujung dahan, dia langsung berubah total. Berubah menjadi orang yang sombong, suka memandang rendah orang lain, bahkan memiliki keinginan memonopoli yang terlihat sangat jelas.

"Heh" Fang Miaoling berdengus lagi, lalu menatap Ji Xiaonian dan berkata dengan kalimat yang tajam, "Biar kuberitahu beberapa hal dan bukan untuk membiarkanmu memberiku ucapan selamat. Aku ingin kamu sadar, jangan bermimpi di siang bolong lagi dan jangan menggoda pria itu lagi, karena dia bukanlah orang dengan status sosial yang bisa dengan mudah kamu dekati. Levelnya tinggi. Paham?"

Saat itu, Fang Miaoling terlihat seperti seorang putri dengan kedudukan berada jauh tinggi di atas, yang berdiri di hadapan Ji Xiaonian dan mengancam dengan agresif. Sifatnya yang dulu begitu ramah dan menyenangkan saat masih menjadi anak yatim piatu itu benar-benar sudah hilang.

Namun, Ji Xiaonian bukanlah orang yang suka merundung orang lain. Dia paling tidak tahan dengan orang yang berlaku sombong, pamer dan merasa sok penting di hadapannya. Kalau Fang Miaoling mengingatkannya berkali-kali, masih hal kecil baginya. Tapi temannya itu mengingatkan dirinya berkali-kali dengan begitu agresif dan kasar, membuatnya menjadi sangat tidak senang. 

Lalu, Ji Xiaonian mengatupkan bibirnya dan menyambut pandangan menghina temannya itu dengan tatapan dingin, kemudian tertawa sinis dan berkata, "Kalau aku bilang memang suka bermimpi di siang bolong dan aku bakal ngotot untuk menggoda pria itu, memangnya kenapa?"

Di dunia ini, meskipun Bai Yan tidak punya pilihan selain menuruti semua keinginannya dan tiba-tiba saja memberikan banyak uang, tetap saja Fang Miaoling tidak memiliki kualifikasi yang cukup sehingga berlagak seperti wanita kaya di hadapanku! Batin Ji Xiaonian.

Dia, Ji Xiaonian, tidak akan termakan oleh penampilannya.

"Kamu…"

Melihat kelakuan Ji Xiaonian yang tidak ingin kalah, wajah Fang Miaoling menjadi merah karena emosi. "Ji Xiaonian, apa kamu masih punya muka? Apa kamu tidak melihat kalau kamu itu bukan apa-apa? Memangnya Profesor Bai akan menyukaimu?"

"Aku memang bukan apa-apa. Tapi memangnya, kamu pikir dirimu itu sesuatu yang bagus?" balas Ji Xiaonian.

"Kamu… Kamu…"

Fang Miaoling begitu marah sampai-sampai wajahnya menjadi hijau. Dia membelalakkan matanya melihat wajah Ji Xiaonian. Lebih tepatnya, tatapan mata itu mengarah pada wajah gadis itu yang tampak tidak tergoyahkan oleh apapun, hal itu jelas membuat emosinya semakin meledak.

Tapi Fang Miaoling berpikir, untuk apa dia membuang-buang amarahnya pada orang seperti Ji Xiaonian. Menurutnya, gadis itu tidak pantas mendapatkannya. Seolah tersadar, dia pun mengambil napas dalam-dalam dan menatapnya.

"Ya, aku bukanlah sesuatu yang bagus. Tapi Profesor Bai memperlakukanku dengan spesial, jadi aku harus bagaimana? Dia sendiri yang telah menunjuk diriku untuk menjadi adik perempuannya, bahkan masih bilang kalau nanti dia akan memberikan apapun yang aku mau. Ji Xiaonian, akhirnya aku bisa melihat dengan jelas kamu orang yang seperti apa. Minggu ini saat aku dan Profesor Bai pulang ke rumah, aku akan memberitahunya, memintanya untuk bilang pada sekolah dan menukar kamarku. Aku tidak ingin sekamar dengan orang seperti kamu yang tidak punya malu…"

Plak!

Belum sempat Fang Miaoling menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba saja sebuah tamparan yang dingin mendarat di pipinya dengan keras. Dia langsung kehabisan kata-kata dan menatap Ji Xiaonian yang tingginya sama dengannya itu dengan terkejut.

Sementara Ji Xiaonian mengerutkan bibirnya dengan perasaannya tampak puas. Dia lalu tersenyum sambil berkata, "Tamparan ini untuk membuat mulut orang sepertimu bersih sedikit. Entah aku punya malu atau tidak, kamu tidak punya hak untuk berkomentar."

"Hmm, aku juga bisa melihat dengan jelas, sifat alami manusia yang gampang berubah. Selamat, kamu sudah berubah menjadi seperti teratai putih yang indah dan mulia!" tambah Ji Xiaonian. Setelah mengatakan itu, dia lalu tersenyum berbunga-bunga dan mengedipkan mata besarnya, menantikan perlawanan 'bunga teratai putih' di hadapannya itu.

Ji Xiaonian tidak takut terlibat pertengkaran dengan orang lain, seperti sebelum-sebelumnya yang telah terjadi.

Fang Miaoling menatap Ji Xiaonian dengan syok. Muncul rasa sakit seperti terbakar di permukaan pipinya yang membuatnya ingin menangis. Akhirnya tanpa mengatakan sepatah kata pun, dia menutupi wajahnya, membuka pintu asrama dan berlari keluar.

Mendapati Fang Miaoling berlari pergi, bahu Ji Xiaonian terkulai ke bawah. Dia melangkah menuju kasur miliknya, lalu duduk dengan perasaan kesal. Dia hanya tinggal menunggu bencana yang setelah ini akan menimpanya.

Seperti yang diduga, tidak lama setelah itu, seorang murid mendorong pintu asrama hingga terbuka dan melongokkan kepalanya pada Ji Xiaonian yang berada di dalam. "Ji Xiaonian, Kepala Departemen menyuruhmu untuk pergi ke kantornya."

Ji Xiaonian menaikkan bahunya dengan tidak peduli. Dia tetap harus melakukan apa yang harus dilakukannya. Kalau harus pergi ya pergi, apa yang perlu ditakutkan? Ini adalah sesuatu yang perlu dihadapi dengan serius, gumamnya dalam hati.

Akan tetapi, saat sedang dalam perjalanan menuju kantor Kepala Departemen Jurusan, tiba-tiba Lu Yifei muncul entah dari mana dan berkata, "Raut wajahmu tampak begitu berbeda. Mau pergi kemana?"

Ji Xiaonian pun menghentikan langkahnya dan menatap pria super cantik yang ada di hadapannya. Tiba-tiba saja, dia jadi tidak ingin pergi ke kantor Kepala Departemen Jurusan. Ya, dia berpikiran ingin pergi keluar saja, ke semacam tempat yang ramai dan bersenang-senang.

"Tidak ada apa-apa. Malam ini apakah kamu ada urusan?" tanya Ji Xiaonian.

Lu Yifei mengernyitkan alisnya dan menggosok-gosok ujung dagunya dengan tangan sambil berpikir. Dia lalu berkata, "Hmm, sepertinya... Seharusnya sih tidak ada urusan. Jadi, Nona Ji Xiaonian, apa kamu punya perintah untukku?"

"Kalau tidak ada urusan, bagaimana kalau kita pergi ke bar untuk minum?"

"Minum?"

"Tepat sekali! Kamu tahu kan aku baru saja putus cinta. Ah, tidak… Menjalin cinta saja tidak, bagaimana bisa patah hati. Yah… Pokoknya suasana hatiku sedang tidak bagus, jadi ayo temani aku minum-minum!"

Kepala Departemen Jurusan apaan, hah! Pergi saja kalian semua jauh-jauh! Batin Ji Xiaonian.

"Dasar gadis jelek, aku benar-benar tidak bisa menolak permintaanmu. Oke! Karena kamu yang mengajakku, aku tidak punya alasan untuk menolak pergi. Ayo! Kita keluar naik mobil."

Lu Yifei lantas menekan sedikit ujung hidung Ji Xiaonian dengan gerakan mencurigakan, lalu mengalungkan lengannya di bahu gadis itu. Dia pun mengajaknya berjalan menuju ke arah parkiran. Kedua orang itu masuk ke dalam mobil sport dan langsung menghilang dari kampus dalam waktu singkat.

Di sisi lain, mendapati Ji Xiaonian yang tidak pergi ke kantornya untuk waktu yang cukup lama, tentu saja Kepala Departemen Jurusan menjadi sangat marah. Dia lalu memanggil banyak murid untuk membanjiri area kampus dan pergi mencari gadis itu.

Dan hasilnya... tidak ada satu pun yang menemukannya.

***

Pukul 9 pagi…

Ji Chen dan Bai Yan sedang berada di dalam kantor untuk mendiskusikan sebuah permasalahan. Lalu, tiba-tiba ponsel Ji Chen berdering, dia lantas melambaikan tangannya untuk memutus perkataan Bai Yan, "Maaf, aku mau mengangkat telepon dulu."

Ji Chen lalu mengambil ponselnya dan berjalan sampai ke depan sebuah jendela buatan Prancis berukuran raksasa, lalu memencet tombol untuk menjawab sambungan telepon. Belum sempat dia membuka mulutnya, orang di seberang pun langsung bertanya, "Permisi, apa ini kakak dari Ji Xiaonian?"

Mendengar orang di seberang menyebut-nyebut adiknya, Ji Chen langsung berubah serius, dia lalu merespons, "Ya, aku kakaknya."

"Halo, saya adalah Kepala Departemen Jurusan di Universitas Ning Da. Jadi begini, Ji Xiaonian memukul seseorang di sekolah. Sebelumnya saya ingin mencarinya untuk mengajaknya bicara, tapi ternyata dari kemarin malam sampai sekarang dia belum muncul-muncul juga. Apa kamu bisa menghubunginya? Dengan dia yang kabur dari tanggung jawabnya seperti ini, hal ini benar-benar situasi yang serius."

Kepala Departemen Jurusan itu berkata dengan penuh amarah, seolah-olah seluruh rongga dadanya itu disesaki oleh emosi. 

Sementara itu Ji Chen yang mendengarnya langsung merasa kalau ini adalah hal yang benar-benar menarik. Dia lantas menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan suara tawa, kemudian menjawab, "Baik, aku akan pergi untuk menghubunginya."

Ji Chen pun langsung memutus sambungan telepon. Namun, dia tidak segera menghubungi Ji Xiaonian, melainkan berjalan ke hadapan Bai Yan dan berkata sambil tersenyum, "Benar-benar aneh, Xiaonian tahu-tahu memukul orang di sekolah dan dia bahkan kabur setelah itu. Menurutmu, kira-kira siapa orang yang dengan sembarangan memancing amarahnya?"

Ji Chen benar-benar sangat memahami gadis kecil di keluarganya itu. Kalau bukan karena orang lain yang berbuat hal keterlaluan, dia tidak bakal memukul orang dengan sembarangan.

Wajah Bai Yan tidak mengeluarkan ekspresi apapun, lalu berkata, "Dan berani-beraninya kamu masih sempat tertawa, bukankah seharusnya kamu cepat-cepat menghubungi dan bertanya dia ada di mana?"

Chương tiếp theo