Di dalam sebuah bus besar khusus untuk para staff dan artis/aktor (di setiap kaca jendela pada busnya ada tirai yang bisa di tutup dan di buka, di bagian depan dekat kemudi juga terdapat tirai), Takeru duduk di paling belakang sendirian saja. Dia sedang fokus membaca buku skenarionya "Bintang di siang hari". Dia membaca dialognya dengan mengeluarkan suara :
"Penyakit gadis itu tidak diketahui. Gejalanya bermacam-macam, mulai dari pembengkakan sendi sampai pyoderma gangrenosum hingga tumor ganas di bagian saluran pencernaan."
Takeru : *berpikir sambil memegangi dagu* (Dengan diagnosis seperti itu, taruhannya sangat sulit. Dialognya sepanjang ini, butuh waktu lama untuk menghafal semuanya. Untung saja aku menolak saat yang lain mengajakku minum-minum malam ini)
Terdengar suara sutradara dan para staff/kru berserta artis lainnya yang berkumpul di samping bus. Takeru melihat ke arah luar jendela yang tidak tertutupi oleh tirai dari dalam bus.
Sutradara : Baiklah! Karena rating pada episode kali ini meningkat. Malam ini kita akan minum-minum sampai mabuk di kedai yakitori! (yakitori = ayam yang di tusuk menjadi sate lalu di panggang)
Semua staff : Ya! (semangat) *mengangkat satu tangan di atas*
Takeru : Hooamm... *menguap lebar lalu memejamkan mata sejenak dan menyandarkan kepala di kursi bus* (Padahal aku juga ingin ikut minum-minum tapi karena aku gampang mabuk, sebaiknya aku minum di rumah sendiri saja nanti. Sepertinya dikulkas masih ada 2 botol miras)
Menyadari seseorang naik ke bus, Takeru membuka matanya sedikit.
Takeru : (Kayaknya ada yang naik...) *langsung membelalakkan mata dan terkejut*
Takeru menutupi mulutnya supaya tidak berteriak, dia terkejut bukan main, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seketika rasa kantuk yang menyerangnya tadi menghilang dalam sekejap. Sosok yang dia takuti sekaligus tak ingin dia temui dengan sendirian, kini muncul tepat berada di depannya. Takeru sedikit gemetaran. Dalam hati dia berkata, "Hari ini aku menyadarinya. Menyadari hal yang memalukan... Apa hari ini aku juga akan di terkam olehnya?! Aku merasakan teror yang mengerikan dari dalam dirinya. Dia tidak mungkin melakukan pelecehan di dalam bus kan?!"
Shunta : Kerja yang bagus, Takeru-san (tersenyum senang)
Takeru : Eh? Chun... ta? (wajah berubah menjadi sedikit pucat)
Shunta : Apa boleh aku duduk disebelahmu? (tersenyum)
Tiba-tiba Isomori (supir bus) muncul di depan kemudi, dia ditugaskan untuk mengantarkan bagi mereka yang tidak ikut acara minum-minum untuk pulang ke rumah masing-masing. Yang tidak ikut dalam acara itu hanya tinggal Takeru dan Shunta.
Isomori : (tiba-tiba muncul dan bertanya) Bagaimana dengan suhu AC-nya? Apa mau aku naikkan suhunya?
Shunta : Tidak. Segini sudah cukup. Terlalu dingin juga gak baik. Aku pinjam selimutnya satu saja ya (tersenyum)
Takeru : *mengucek-ucek matanya* (Apa aku setengah tidur, ya? Tadi sesaat aku sepertinya melihat hewan buas yang sedang kelaparan di dalam dirinya Shunta)
Isomori : Baiklah, kalau tidak ada yang ketinggalan lagi, saya akan mulai mengemudi. Kita akan berangkat sekarang! Aku akan tutup tirai depannya ya, jadi silakan istirahat dengan tenang dan nyaman. Kita akan sampai kira-kira 1 jam lagi. Selamat beristirahat (tersenyum ramah)
Shunta : Ya, terima kasih banyak (tersenyum)
Isomori menutup tirai bagian depan dekat kemudi. Bus mulai berjalan.
Shunta : (memberikan selimut ke Takeru) Silakan selimutnya, Takeru-san.
Takeru : Oh, baiknya. Kau menjadi lebih peka ya... (mengambil selimut dari tangan Shunta)
Shunta : Eh? Ya, memang lebih baik aman dari pada menyesal nantinya, kan? (tersenyum mencurigakan)
Takeru : Eh? (bingung) *menatap Shunta* (Apa maksudnya?) Umm, ya mungkin kau benar. (menaruh selimut di bagian paha)
Takeru masih belum menyadari arti senyuman Shunta yang mencurigakan itu. Dia tidak mencurigai maksud apa pun dari Shunta. Dia membuka lipatan selimut dan melebarkannya lalu menaruhnya di bagian paha.
Takeru : (Aku rasa cuaca hari ini sedikit lebih dingin. Setidaknya selimut ini akan membantuku supaya aku tidak sakit sampai syuting berikutnya di mulai)
Takeru : Oh, kalau kau bagaimana? (melihat ke arah Shunta)
Shunta : Untuk sekarang, aku masih baik-baik saja kok. Ac-nya masih belum dingin. Jadi kau pakai saja dulu, Takeru-san (masih tersenyum mencurigakan)
Takeru : Huh? Oh, gitu ya. Baiklah... *melanjutkan melihat buku skenario* (Kayaknya obrolan ini tidak jelas. Tapi kenapa sepertinya dia duduk semakin mendekat ke aku ya? Dia terlalu dekat!) *merasa risih*
Shunta terus menatap dan tersenyum senang ke arah Takeru.
Takeru : Bukannya tadi kau juga di ajak pergi minum-minum sama yang lainnya, kan? Aku lihat kau tidak menolaknya. Terus kenapa sekarang kau berada di sini? Apa kau menolak ajakan mereka juga? (sedikit bergeser menjauh ke samping)
Shunta : Oh, ya awalnya aku setuju. Tapi kudengar kau tidak ikut pergi, jadi... Aku mengikutimu. Hehehe... (senang) *lebih merapat ke Takeru*
Takeru : (Argh, ini sangat menggangguku saat dia menempel-nempel padaku. Dia sungguh menjengkelkan) *merasa kesal*
Takeru sedikit menahan emosinya dan mencoba untuk memberikan sebuah nasihat kepada Shunta.
Takeru : Dalam dunia kerja, bersosialisasi itu sangatlah penting. Meskipun itu tergantung pada setiap individu masing-masing sih...
Shunta : Ya, namun aku berpikir karena semuanya pergi minum-minum, itu berarti kalau aku naik bus ini, hanya ada kita berdua saja, kan? Jadi aku tergoda untuk bisa berduaan denganmu (tersenyum)
Takeru : (Dasar, kenapa orang ini? Apa-apaan sih cara berpikirnya itu? *wajah merona*) *berpura-pura membaca buku skenario*
Takeru : B-bukan cuma kita berdua (sedikit gugup) Ada Isomori-san (supir bus) yang sedang lagi nyetir di depan (berusaha bersikap tenang) Cepat pindah sana! (menyenggol sedikit tangan Shunta) Kau terlalu dekat!
Shunta : (menegaskan kata-katanya) Cuma ada kita berdua!
Takeru : (tersentak kaget) Eh? *melirik ke arah Shunta*
Shunta langsung menempel lebih dekat dan tangan Shunta langsung masuk ke dalam selimut. Sekali lagi Shunta mempertegas dan mengulangi kata-katanya.
Shunta : Hanya ada kau dan aku di kursi belakang. BERDUA (menekankan kata-katanya)
Takeru : Oi, sudah kubilang kan kau terlalu dekat... Eh...?! (tersentak kaget)
Takeru melihat di balik selimut tangan Shunta menggerayai pahanya. Dia meraba-raba dan memegangi otongnya Takeru lalu meremes-remesnya dengan lembut di atas celana.
Takeru : Oi, apa yang kau...
Shunta : Sssttt... (menyuruh Takeru untuk jangan terlalu berisik dan bersikap dengan tenang) Kalau kau terlalu berisik, Isomori-san akan membuka tirainya, dan dia akan melihat kita (mengancam Takeru, bersuara kecil) *masih meremes-remes otongnya Takeru*
Takeru dengan ragu-ragu melihat ke arah Shunta.
Takeru : Chunta, jangan-jangan kau... (melihat ke arah Shunta) Oi... (wajah sedikit pucat)
Tanpa mengeluarkan suara, Shunta membuka resleting celananya Takeru, dia tersenyum lalu mengangkat satu jari telunjuk ke bibir mengisyaratkan kata diam ke Takeru.
Shunta : (mengecilkan suara) Kalau kau bisa tenang sedikit, maka akan baik-baik saja (tersenyum) *jari telunjuk masih tertempel di bibir*
Dengan wajah yang pucat, Takeru melihat Shunta dengan horror dan terlihat dengan jelas wajahnya yang ketakutan melihat tindakan Shunta.
Takeru : Tunggu, tunggu. Jangan ceroboh. Kumohon, kita tak bisa melakukannya di sini. Jangan menggocokku di tempat umum!
-Bersambung-
Author : (memakai kacamata 3D) *duduk santai sambil memakan popcorn*
Takeru : Thor, tolong aku!! Dia mau grepe-grepe aku di tempat umum!! (kabur untuk meminta pertolongan)
Shunta : Hehehehe... (menyentuh otongnya Takeru)
Takeru : Tidddaaakkk!!!
Author : Mau kabur? Tidak semudah itu fergusso! 😏😎
Shunta : Takeru-san, buka kakimu!!! Hosh... Hosh...
Author : Lanjutkan jangan kasih kendor Shuntaaaa!! (bakar-bakar)
Takeru : Aku akan menyapa dan mempromosikan episode ini dengan baik, jadi tolong akuuuuuu 😭
Author : Oh tidak perlu, kamu urus saja yayankmu sana, biar saya sendiri saja yang menyapa Readers kita!
Hi, Readers tercinta, jangan lupa FAVORITE/LIKE beserta komentarnya ya! C U to the next episode (^_^)//