webnovel

Bab 1

Gathan yang pulang larut malam dari acara reuni harus ketiban sial karena mobil yang ia tumpangi bannya bocor. Lebih sialnya lagi, di mobilnya tidak ada peralatan yang cukup untuk menggganti ban. Melihat ke sekeliling juga tidak ada bengkel yang dekat. Gathan memutuskan untuk menelfon sahabatnya, dengan cekatan ia mengambil ponsel disaku celanannya. Dia kemudian mendial nomor telfon Binar.

"Woy! Lo dimana?" tanya Gathan to the point.

"Di rumah, emang kenapa?" jawab Binar di seberang.

"Lo jemput gue sekarang juga, mobil gue bannya bocor," perintah Gathan seenak jidatnya.

"Lo dimana sekarang?"

"Gue…" Gathan melihat ke sekeliling. "Gue ada di jalan Kembang Desa," jocehnya kemudian saat melihat plat nama jalan di ujung jalan.

"Dimana tuh?"

"Ya mana gue tau!" bentak Gathan mendadak jadi emosi. "Emang lo fikir gue kontraktor yang bangun nih jalan. Gue kirim lokasinya deh," balas Gathan dan dengan seenaknya langsung mematikan hpnya tanpa menunggu respon dari Binar. "Haish, sial banget sih gue. Udah ketahuan selingkuh, kena omel bokap, sekarang ban mobil gue bocor," omel Gathan menendang ban mobilnya mencurahkan rasa kesalnya.

"Bos, ada mangsa nih," bisik seorang lelaki berbadan tegar menunjuk Gathan dengan dagunya. Sedari tadi mereka berdua mengamati gerak-gerak anak muda didepannya. Di sekat sebuah warung kopi yang sudah tutup.

"Sikat aja langsung. Kayaknya dia anak orang kaya," perintah orang yang dipanggil bos tadi. Kedua orang itu bergegas menghampiri Gathan yang masih sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Serahin barang berharga lo!" perintah preman itu seraya menodongkan pisau ke leher Gathan.

"Woits, santai, Mas Bro. Apa-apaan nih?" tanya Gathan berusaha menghindari jangkauan pisau dari lehernya.

"Nggak usah banyak bacot deh lo! Cepet serahin dompet sama ponsel lo! Kunci mobil lo juga!" gertak preman tadi memaksa.

"Ya elah, Bang. Baru juga ngomong satu kalimat, udah ngatain saya banyak bacot. Memang Abang…"

"Abang! Abang! Emang Lo fikir gue abang tukang bakso! Gue gibas juga lo! Cepet serahin!" teriak preman itu geram melihat tingkah Gathan yang kelewat santai.

"Lho, kalian 'kan abang-abang yang tadi pagi. Ngapain Bang di sini?" tanya seorang gadis cantik yang tiba-tiba aja udah ada di samping Gathan.

"Eh, Bos... Bos... Dia 'kan gadis yang tadi pagi bikin kita babak belur saat kita nyopet di terminal," bisik pria rambut cepak pada Bosnya.

"Iya ya. Gawat nih, bisa masuk rumah sakit kita kalau sampai dia tau kita nodong orang," balas pria gondrong ikut berbisik.

"Woi, Bang! Ditanyain malah pada arisan. Jangan bilang kalau kalian mau…," ucap gadis itu sengaja menggantung kalimatnya seraya melirik ke arah pisau yang masih berada dileher Gathan.

"Enggak! Enggak kok… kita nggak ngapa-ngapain. Cuma pengen kenalan aja sama Mas ganteng ini, iya 'kan, Mas," ucap preman itu berusaha akrab dengan Gathan seraya merangkul bahu Gathan sok akrab.

"Tadi aja bentak-bentak gue, pakai bilang gue banyak bacot lagi. Kenapa sekarang letoy gini ketemu sama nih gadis?" gerutu Gathan pelan walaupun masih sempat terdengar oleh ketiga orang yang berada disitu. Mata gadis itu kini tertuju pada cowok yang menggerutu tidak jelas di samping preman itu.

"Eh, siniin dompet lo," pinta gadis itu memandang Gathan seraya mengulurkan tangannya ke arah cowok itu.

"Hah? Buat apaan?" Tanya Gathan bingung.

"Udah siniin," paksa gadis itu membuat kerutan dikening Gathan bertambah.

"Wah, jangan-jangan mereka bertiga saling kerja sama," ujar hati kecil Gathan.

Dengan perasaan campur aduk Gathan menyerahkan dompetnya pada gadis itu tanpa bertanya lebih lanjut lagi. Dengan cekatan gadis itu mengambil beberapa lembar uang ratusan dari dalam dompet Gathan dan mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya setelah menguras habis isi dompetnya.

"Udah deh, Bang. Abang pulang aja, pasti istri dan anak Abang nyariin karena larut malam begini belum pulang. Ini, ada sedikit rejeki buat Abang, tapi Abang harus janji sama saya kalau Abang akan mencari uang dengan cara yang halal. Nggak boleh nodong orang atau nyopet lagi," titah gadis itu seraya memberi kedua preman tadi beberapa lembar uang ratusan yang berasal dari dompet Gathan tadi..

"B-baik, Neng. T-terimakasih! Ayo cabut!" ucap pria rambut gondrong mengambil uang pemberian gadis itu dan langsung kabur.

"Lo nggak apa-apa?" tanya gadis itu mengalihkan perhatiannya kepada cowok yang sedari tadi mengamati tingkah laku gadis itu.

"Enggak." Gathan menggeleng.

"Lo 'kan orang kaya, jadi nggak apa-apa dong, duit yang tadi. Anggap aja amal," oceh gadis itu kemudian.

"Kok lo tahu kalau gue orang kaya?" tanya Gathan heran. "Ya, punya uang banyak dan mobil mewah bukan berarti orang itu tajir, 'kan?"

"Itu..."

hai, semua! Cerita baru lagi.

Gimana-gimana? Suka nggak?

Hayo lho, siapa ya cewek yang udah nolongin Gathan? Hehm.

Jangan lupa komen, bintang, review, spiritus stone sama giftnya yaa

PYE! PYE!

seinseinaacreators' thoughts
Chương tiếp theo