webnovel

Red Roses

Red Roses

- Lil Skies -

=======

Gadis itu mengangguk cepat. "Betul. Aku keponakan mempelai wanita di sini. Kenalkan, aku Zhang Feiying. Kalau kau?"

"Dia anak Tuan Benetton." Ruby sudah di sebelah mereka. Dia tau kenyataan siapa Vince dari juru rias tadi.

Tuan Muda itu menatap Ruby dan Feiying bergantian. Seketika timbul ide. "Ah, kenalkan, aku Vince Hong. Kau boleh panggil aku Vin. Oh, maaf karena menabrakmu tadi."

"Ah, tak mengapa. Itu kan tidak sengaja. Aku juga agak melamun tadi. Untung kau lekas menangkapku." Feiying senyum-senyum tersipu.

Tanpa diduga, Vince meraih tangan Feiying, berlagak memeriksa. "Semoga tak ada luka karena tarikanku tadi." Ia sekaligus mengelus punggung tangan Feiying lalu mengecup pula di sana.

Feiying dan Ruby terkesiap. Terlebih gadis muda itu, segera merah merona dibuat Vince. "A-aku kan sudah katakan, aku tidak apa-apa." Ia tertunduk malu.

Sudut mata Vince melirik Feiying. Segera ia tau gadis itu masih polos, lugu. Lalu ia melirik ke Ruby yang masih termangu. "Nah, Nona Xuehua, kenapa keluar dari ruang rias? Bukankah itu tabu jika para tamu atau ayahku melihatmu sebelum upacara?"

Feiying terlonjak. "Ah, iya benar. Tante harus lekas kembali ke ruang rias! Cepat, Tante, sebelum Tuan Benetton keluar melihat Tante!"

Ruby serba salah, namun ia patuh dan turun lagi ke ruang baca. Ia sempat melirik Vince. Lelaki itu balas menatap dengan senyum palsu.

Tak berapa lama, Vince sudah di kamarnya. Ia lekas mengganti bajunya dengan yang lebih pantas. Setelan jas pasti cocok untuk seremoni pernikahan.

Sambil memakai jas berwarna abu-abu terang, ia menyeringai. Sepertinya ia bisa membalaskan sakit hatinya pada Ruby.

Mematut diri sebentar di cermin sambil tatap tajam bayangan dirinya, ia memantapkan niat balas dendamnya. Terserah orang akan berkata apa, mereka tidak merasakan apa yang dia rasakan.

Baru saja kakinya keluar dari kamar, pundaknya ditepuk seseorang.

"Sialan kau mengagetkan aku saja!" seru Vince pada si penepuk.

Seorang pria muda di hadapan Vince terkekeh senang. Ia adalah Kevin Lam, sahabat Vin sejak masa sekolah. "Senang sekali bisa mengagetkanmu, kawan."

"Sialan benar kau ini, Kev!"

Keduanya lantas beriringan turun ke lantai bawah, bergabung dengan para tamu undangan yang sudah mulai berdatangan dan duduk di kursi.

"Kau tau, aku sampai nyaris salto ketika mendapat undangan dari papamu, sobat." Kevin sudah berdiri di samping meja yang menghidangkan minuman ringan. Ia mengambil satu yang berwarna merah.

"Apalagi aku." Tangan Vince ikut terulur mengambil gelas serupa, menyesap sedikit lalu edarkan pandangan. "Kau tau, aku baru mendapat kabar itu hari ini. Pagi ini."

"Hah? Yang benar saja! Kenapa bisa begitu? Aku dapat undangan 2 minggu lalu!" Kevin sudah menghabiskan separo minumannya.

"Kau tau, aku 3 bulan lebih di London mengurus perusahaan yang hampir bangkrut. Sepulangnya, tiba-tiba disambar berita pernikahan ini." Vince sudah menenggak habis minuman di tangan.

"Hahaha, kuharap kau tidak gosong setelah tersambar."

Vince menepuk dada Kevin menggunakan punggung tangan. "Ayo kita duduk!"

Mereka pun duduk di meja bagian depan atas arahan pegawai WO, karena Vince keluarga inti dari mempelai pria. Dia melirik ke meja samping, tempat Feiying duduk dengan sanak saudara dia.

Feiying tersipu membalas tatapan Vin.

Kevin menyadari itu. "Hei, hei, Casanova, apakah kau sudah mulai ingin menebarkan benihmu, heh?"

Sekali lagi Vince memukul pelan dada sahabatnya. "Jangan bawel, jin kakus!"

Kevin terbahak ringan. Melirik sebentar ke Feiying, lalu kembali ke Vince. "Siapa nona manis itu?"

"Dia ponakan calon ibu tiriku."

"Sepertinya aku tak mungkin nekat bersaing untuk dia, ya kan? Hahaha!"

"Coba saja kalau berani." Vince menyeringai percaya diri. Ia paham sahabatnya takkan menikung. Mereka berdua punya perjanjian agar tidak merebut milik masing-masing meski sama-sama playboy. Dan sama-sama anak orang kaya.

"Mana ayahmu?" tanya Vince ke Kevin.

"Dia mungkin agak terlambat karena kapalnya baru datang dari Macau." Kevin membenahi jas putihnya.

Tak berapa lama, terdengar suara bahwa mempelai pria datang ke ruangan. Semua hadirin menoleh ke arah Tuan Benetton. Meski di usia 56 tahun, pria itu masih menyisakan gurat ketampanannya serta fisik prima seolah tidak pernah menua.

Beliau menyalami dan menyapa para tamu. Undangan untuk seremoni sengaja dipilih saudara dan rekan dekat saja, makanya tidak begitu berjubel di mansion mewah tersebut.

Tuan Benetton terus buraikan senyum. Hatinya bungah tak terkira. Ini hari istimewa untuknya.

Setelah menyapa para tamu, Beliau berdiri di depan altar yang sudah disiapkan.

3 menit berikutnya, teriakan terdengar mengumumkan kedatangan mempelai wanita memasuki ruangan. Semua tamu menatap ke wanita berbusana cheongsam merah khas pengantin.

===================

I was broken down bad when you said you would help

Now I'm up, they love to hate me, that's just bad for your health

And she say she a college girl but left her books on the shelf

She gon' fuck me like a porn star, a rock star

Trying to skrt off in that fast car, like NASCAR

Girl you know I got a cold heart

If I would give it to you, would you tear that shit apart

Red roses on my grave, bury me with art

And with some Backwoods and a lighter just so I could spark

Midnight rider, never put the car in park

I'm shining bright just like a light 'cause I came from the dark

I ain't never had nobody, put that on my mommy

I might have to catch a body if you try to stop me

.

Red Roses

- Lil Skies -

Chương tiếp theo