webnovel

Ch. 66

Sehun masuk dengan kepalan tangan yang menampakan urat-uratnya. Wajah yang memerah dan juga gigi yang bergemeletuk marah.

"Sehun kami bisa jelaskan."

"Siapkan surat tuntutan dan batalkan kontrak kerja sama dengan dua perusahaan terkutuk ini." Titah Sehun dengan suara tenangnya. Tapi percayalah, ketenangan dalam nada suara Sehun ketika dia marah itu lebih berbahaya dari amukan singa hutan sekalipun, lebih beracun dari ular berbisa dan bahkan lebih mematikan dari pada piranha.

"Sehun. Kami mohon dengarkan kami dulu. Kau salah paham." Mereka, Tuan Lee dan Tuan Bae, ayah dari Eunji dan Irene. Mendekati Sehun dengan tangan terkepal di depan dada mereka. Wajah pusat pasi memohon belas kasihan.

Sehun hanya berdecih pelan. Memastikan bahwa ia tidak mengamuk saat ini, yang berkemungkinan akan  menghancurkan Universitas ternama ini.

"Salah paham apa huh?" Desis Sehun. Menatap tajam dua pria tua yang mungkin sudah sejajar dengan ayahnya, Siwon.

"Ini tidak seperti yang kau deng-"

"Tidak seperti yang aku dengar?" Sela Sehun. "Pastikan dia tidak diterima di Universitas manapun dan pastikan suaminya berlutut padaku. Apa itu yang kau maksud?" Tanya Sehun, tetap pada posisi dan nada suara tenangnya.

"Sehun. Kau tidak bisa memasukan urusan pribadi pada urusan kerja sama kantor Sehun." Tuan Lee tetap pada mempertahan usahanya, dan juga kelangsungan hidup putrinya.

"Urusan pribadi? Aku tau politik macam apa yang kau lakukan dengan beberapa Manager perusahaanku di belakangku, dan jika yang kau maksud urusan pribadi adalah kau memblack list istriku karena aku menolak anakmu. Mungkin itu ia." Jelas Sehun. Menatap nyalang pada mata pria tua di depannya ini.

"Sehum aku mohon ampuni aku. Kasihan keluarga." Mohon Tuan Bae.

"Kau meminta belas kasihanku sedangkan kau sendiri tidak mengasihani istriku. Aku bukan malaikat tanpa sayap Tuan Bae." Sinis Sehun. Memutar balik tubuhnya lalu hendak berjalan keluar ruangan sebelum-

"Ah satu lagi. Jangan harap bisa lari karena aku mengawasi kalian." Peringat Sehun, masih dengan wajah datar dan suara tenangnya.

Sehun berlalu kali ini. Benar-benar berlalu, berjalan cepat menuju parkiran lalu melirik sekilas pada Suho dan Lay, orang kepercayaannya.

"Katakan pada semuanya bahwa kita  rapat hari ini juga! Aku sudah cukup sabar dengan semua ini." Perintah Sehun. Berjalan hendak memasuki mobilnya sebelum-

Grep.

Seseorang mencengkram lengannya. Membuat Sehun menoleh lalu mendapati pemandangan semua jajaran dan pemilik Universitas yang tadi ada di ruangan kini tengah tertunduk padanya.

"Maafkan kami Tuan Oh." Pinta pemilik Universitas, Sehun tidak terlalu ingat namanya karena ia memang tidak terlalu peduli.

"Maaf karena kami telah membuat istri anda tidak diterima disini." Mohonnya lagi.

Sehun menghela nafas kecil, melepaskan pegangan pada tangannya lalu tersenyum tipis. "Tak apa. Aku bisa meminta istriku untuk ikut ujian di Universitas lain." Jawab Sehun, tak ingin memperpanjang masalah dengan tingkah kekanakan yang membuatnya mengamuk di sini.

"Tidak perlu Tuan Oh. Kami sendiri yang akan langsung meminta pada istri anda agar kuliah disini."

"Ah tidak perlu." Tolak Sehun halus.

"Tidak Tuan Oh. Ini sebagai permohonan maaf kami dan juga istri anda memang sudah sepantasnya kuliah di sini. Nyonya Oh menjadi peserta dengan nilai paling tinggi pada saat ujian masuk kemarin. Disusul oleh empat temannya." Jelas sang pemilik panjang lebar. Membuat Sehun mau tidak mau tersenyum, setidaknya usahanya tidak sia-sia mengajari empat ubur-ubur itu. Dan juga si manusia Hitam, Kai. Meski Kai tidak atau bukan menjadi murid dadakannya.

"Kalau begitu terserah anda. Sebagai ganti donatur, saya akan merapatkan dengan jajaran saya agar perusahaan saya bisa menjadi donatur disini." Ujar Sehun, setidaknya ia telah bertanggung jawab sebagai pelenyapan donatur kampus ini beberapa saat ini.

"Baiklah kalau begitu, kami akan segera mengabari Nyonya Oh." Sang pemilik kembali berujar setelah itu membungkuk untuk pamit undur diri.

Sehun hanya mengendikan bahunya lalu hendak kembali memasuki mobil sebelum sebuah tangan mencengkramnya, lagi.

"Sehun aku mohon maafkan orang tuaku." Pinta Eunji, si pemilik tangan.

Sehun melirik tangannya lalu menghempaskannya. Sumpah ia sungguh tak sudi, makhluk rendah macam gadis di depannya ini tak lebih baik dari seekor tikus.

"Menjauh!" Desis Sehun, langsung memasuki mobil tanpa melirik pada gadis yang tadi memohon pengampunan untuk ayahnya.

**

"Apa yang akan dirapatkan Presdir? Begitu mendadak bukan."

"Ya, aku juga tidak tau. Semoga saja bukan tentang pemberhentian karyawan."

"Kenapa harus tentang itu. Bukankah perusahaan sudah cukup berkembang? Dan juga maju."

Sehun dapat mendengar bisik-bisik keresahan pada karyawannya. Memilih tidak peduli lalu masuk keruang rapat tanpa ekspresi, seperti biasa.

"Aku tak ingin basa-basi lagi sekarang. Aku ingin menanyakan tentang bagaimana bisa diagram keungan di perusahaanku bisa sedemikian rupa anehnya?" Tanya Sehun langsung to the point. Dapat ia lihat bagaimana perubahan wajah masing-masing karyawannya. Terutama yang ada sangkut-pautnya dengan uang.

"Ada yang bisa menjelaskan padaku?" Tanya Sehun memancing, duduk tenang di kursi kebesarannya dengan kaki kanan yang menopang di atas kaki kiri. "Manager Anh? Manager Kim?" Pancing Sehun. Menyebut nama dua manager pada bagian pemasaran dan keuangan.

"Kami tidak tau presdir. Selama ini tidak ada yang salah dengan diagram itu." Tuan Anh buka suara, menyembunyikan suara bergetarnya dengan senyuman tipis yang tak bisa Sehun katakan sebagai senyuman baik-baik saja.

"Manager Kim?" Tanya Sehun lagi.

"Saya tidak pernah menemukan keganjilan presdir. Seperti halnya Tuan Anh. Tak ada yang aneh dari diagram." Tuan Kim membela diri.  Menyembunyikan wajah pucatnya lalu kembali duduk.

"Aah, tak ada yang aneh?" Gumam Sehun. Mengangguk-anggukan kepalanya lalu membuka lagi file pada laptopnya. "Bisa jelaskan ini?" Pinta Sehun.

Tuan Kim dan Tuan Anh langsung membeku di tempat mereka, bagaimana bisa sang presdir mendapatkan tentang buku tabungan mereka.

"Tolong jelaskan bagaimana  uang dalam tabungan anda bisa semeningkat ini dari hari ke hari. Seimgatku kalian tidak mempunyai bisnia sampingan." Ujar Sehun. Kemempuan bicaranya memang luar biasa walaupun orang mengenalkan sebagai sosok pemuda yang pendiam.

"Itu.. itu.." mereka terbata, memutar bola mata kesana-kemari yang terpenting tidak bertatapan dengan mata elang Sehun.

"Aku beri kalian waktu tiga puluh menit untuk mengemasi barang-barang kalian." Suruh Sehun. Menyandar pada kursi kebesarannya lalu menatap masing-masing bawahannya. "Aku paling tidak suka dengan tindakan penyuapan dan sebagainya." Tutur Sehun. Menunjuk Tuan Kim dan Tuan Anh yang hanya mematung sedari tadi. "Contohnya dua mantan manager di tengah-tengah kita ini."

**

Tok.. tok.. 

Suzy yang memang sedang di dapur untuk mengambil air minum harus mengerang kesal karena siapa yang tega bertamu ke rumahnya saat suasana hatinya seburuk ini.

"Hiks.. iyaaaaaa. Tunggu sebentar hiks." Menghentakan kakinya menuju pintu lalu menggerutu kesal, ingat! Masih dalam keadaan menangis.

Ia yakin itu bukan Sehun karena Sehun tidak pernah dan tidak akan pernah mengetuk pintu sebelum masuk. Prinsip Sehun, rumahku aturanku!

Ceklek.

"Hiks.. mencari siapa? Hiks,, Sehun sedang keluar hiks." Bertanya masih dengan sesenggukannya. Bahkan ia belum mengganti baju, bayangkan saja. Tampang kusut, lelehan air mata, hidung memerah dan satu lagi, rambut berantakan. Tidak akan ada yang yakin jika dia adalah Nyonya Oh. Memalukan.

"Kami mencari Oh Suzy." Ujar salah seorang dari mereka. Bermuka bulat, begitu juga tubuh dan perutnya. Tipikal pencinta donat. Bathin Suzy. Memperbolehkan masuk lalu berjalan kembali ke dapur untuk mengambil minuman.

"Anda Oh Suzy?" Tanya mereka lagi. Jelas saja mereka ragu.

Suzy mengangguk. Menatap dirinya sendiri lalu meringis pelan, "ku yakin kalian tak akan percaya hiks." Isakannya tak hilang-hilang juga ternyata.

"Kedatangan kami ke sini untuk meminta maaf." Ujar pria yang lebih tambun, yang pencinta donat ujar Suzy tadi.

"Huh?"

"Maaf karena sudah menggagalkan anda nona. Sebenarnya anda pilihan pertama saat tes, tapi karena ada ancaman kami terpaksa menggagalkan anda. Maka dari itu kami minta maaf." Si pria tambun membungkuk sopan, permintaan maaf.

"Jadi ini, aku.. kalian menggagalkanku, sengaja?" Tanya Suzy tak percaya. Matanya sudah kembali berkaca-kaca.

Anggukan Suzy dapat dan lihatlah, apa yang akan terkadi, "huwaaaaa Sehuuuuun. Mereka hiks. Mereka jahat, huwaaaa Sehun.. hiks.. hiks.. mamaa." Suzy kembali meraung sedih. Entah kenapa banyak sekali orang yang membencinya. Apa yang sudah ia lakukan.

"Maafkan kami Nona. Maka dari itu tenang dulu." Pinta pria yang lebih kurus. Tapi cukup proposinonal. Tidak terlalu gendut dan tidak terlalu kurus. Mereka berdua pasti tidak mempunyai abs seksi seperti Sehun. Bathin Suzy lagi, dan enrah kenapa membayangkan Sehun ia merona, dan hawa tubuhnya ia rasa naik beberapa derajat.

"Kalian jahat dan kalian memintaku tenang, hiks.. apa kalian kesini juga ingin membunuhku?" Tanya Suzy masih sesenggukan. Jika ia maka hal terakhir yang ia minta adalah untuk bertemu mama, papa, dan Sehunnya.

"Bukan begitu Nona. Kami kesini ingin meminta secara langsung agar Nona men-"

Ceklek.

Pintu terbuka dan menampilkan si pemilik abs sempurna, bagi Suzy. Sehun.

Sehun mengeryit heran saat melihat istri kecilnya berlinangan air mata disana. Menatapnya denfan tatapan anak anjing minta dipungut.

"Huwaaaaa Sehuuuun. Mereka jahat hiks." Mata Sehun membulat sempurna saat melihat istrinya makin histeris. Kaget tentu saja.

Berjalan mendekat lalu duduk di samping Suzy, mengelus punggung perempuan labil itu lalu tersenyum kecil pada dua orang di depannya itu.

"Tenanglah dulu ok." Bujuk Sehun.

"Tapi mereka hiks.. mereka it-"

"Makanya dengarkan dulu. Bisa tenang?" Bisik Sehun.

Suzy mengangguk, mengontrol isakannya lalu siam sejenak.

"Kami datang kesini untuk meminta langsung kepada Nona Oh Suzy untuk kuliah di Seoul National University."

Suzy bengong, mulutnya membuka lebar dengan mata membelalak kaget. Ia tak salah dengar bukan? Ia tidak menghayal bukan? Oh seseorang tolong cubit Suzy, tapi jika itu Sehun tolong cium Suzy. Oh my god!!

Sehun hanya diam, mengangkat tangannya lalu menaikan dagu Suzy tak terjatuh bagai dasar jurang di atas goa. Memalukan!

"Bagaimana?" Tanya si pria bagai ikan buntal tadi.

Sehun berdehem lalu melarikan tangannya kebelakang kepala Suzy dan menaik-turunkan kepala istrinya itu.

Sumpah, Sehun sangat malu melihat keadaan istrinya itu. Mau di letakan dimana wajah tampannya ini. "Dia masih terlalu kaget." Ujar Sehun memberitau tentang wajah bodoh istrinya itu.

"Tidak apa Tuan Oh, kami maklum. Sekali lagi kami minta maaf dan terima kasih. Kalau begitu kami permisi." Pamit dua manusia tadi. Sedangkan Suzy masih saja dalam wajah bodohnya. Ia benar-benar tak percaya.

"Sayang?" Panggil Sehun pelan. Melambaikan tangannya di depan wajah Suzy. Ia cukup khawatir dengan pasangan hidupnya itu.

"Sehun." Gumam Suzy pelan.

"Y-"

Brukh.

Akh.

"Uwaaaaaaaaaaa aku lulus Sehun?! Aku diterima? Serius? Benarkah? Huwaaaaaaaa Seeeeeeehuuuuuuun." Teriak Suzy histeris setelah menubruk Sehun dan bergendong manja bagaikan koala.

"Ow ow.. selamat ok. Sudah tak sedih lagi?" Tanya Sehun.

"Tidak." Jawab Suzy senang. Tertawa lepas lalu entah dapat dorongan dari mana. Tiba-tiba saja..

Cup.

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP

Chương tiếp theo