webnovel

14 - abyssal glutton

Abyssal glutton adalah nama dungeon yang cukup terkenal di kota ini, setiap orang disini pasti mengenal nama itu. Semuanya karena dungeon abyssal glutton itu sangat sulit dijelajahi apa lagi di taklukkan. Monster disini juga punya level yang tinggi sementara para petualang disini belum mencapai level yang sama.

Tapi meski sudah mencapai level yang sama, mereka tetap tak mau menjalankan permintaan penaklukan dungeon itu, semua karena bayarannya terlalu kecil maupun ingin pindah kota dan mencari pengalaman baru.

Tapi tak sedikit pula petualang yang mencoba menjelajahi dungeon ini, meskipun semuanya berakhir dengan kegagalan tapi setelah itu mereka menjelajahi lagi seolah kegagalan tersebut menjadi pelajaran untuk menyiapkan strategi baru.

Tapi semuanya menjelajahi dungeon ini dalam jumlah yang cukup besar, tak pernah kurang dari 10 orang, dan sekarang kami mau menjelajahi dungeon ini hanya berdua. Candaan macam apa ini!!!.

" hey, merenungkan apa lagi??? " tanya Edna saat melihatku sedang melamun.

" tak apa apa, tapi apa kita sanggup menaklukkan dungeon ini hanya berdua, yang lain saja memulainya dengan setidaknya 10 dan semua itu tetap gagal. Apa lagi kita " jelasku. Dia yang mendengarkannya juga jadi bimbang.

" tapi ayo kita coba saja, kalau aku minta kamu mundur nanti kamu langsung mundur saja. Kalaupun aku mati di sana, aku tetap bida hidup lagi di kota dalam 24 jam kedepan " jelasku. Memang player bisa hidup lagi setelah meninggal, sedangkan NPC hanya punya satu nyawa, dan satu nyawa itu sangat berharga seperti di kehidupan nyata.

Dia yang mendengar itu hanya mengangguk sebagai tanda mengetahui maupun iya. Petualangan kami pun dimulai.

*****

Baru masuk ke dungeon saja kami sudah di sambut segerombolan blood mosquito. Tentu saja aku tak bisa memberi bantuan yang cukup, karena nyamuk itu kelemahannya adalah api, sedangkan elemen Edna itu apa. Jadi dia yang mengalahkan semua nyamuk ini.

Kami menjelajahi lebih lanjut dungeon ini. Sepanjang perjalanan kami juga bertemu dengan banyak party disini, dan mereka semua mengejek, menertawai kami.

' tak lama lagi mereka pasti mati '

' mereka bodoh ya, mana mungkin bisa mengalahkan dungeon ini hanya dengan dua orang '

'....'

Mendengar bisikan yang menjelekkan kami, kami berdua pun langsung melewati tempat itu. Perasaan marah tetap ada di diri kami. Tapi kamu tentu masih tak mampu menghadapi segerombolan orang di waktu yang sama.

Kami melanjutkan perjalanan, sesaat kemudian kami dihadang ulat raksasa. Meski gerakannya lambat, tapi ia dapat menyemburkan asam dari mulutnya. Aku maju menyerangnya, kurasakan pedangku, lalu diikuti dengan gerakan melompat sambil menusukkan pedangku ke punggungnya. Meskipun sudah kuserang dengan segala sangat fisik, tapi ia masih tak apa apa.

Kulitnya sangat tebal, meskipun pedangku mampu menembus kulitnya tapi dengan tebalnya yang memenuhi panjang pedangku, aku tak bisa memberikan kutebaskan yang cukup parah.

Kualiri pedangku dengan sebagian mana dan membayangkan Padang yang sangat panjang, saat kulihat pedangku bertambah panjang beberapa jengkal. Aku kembali menyerangnya seperti tadi dan saat pedangku menusuk ulat itu, aku kembali membayangkan pedangku bertambah panjang dan panjang. Sepertinya aku berhasil, pedangku memanjang sampai menembus ulat itu hingga ke dadanya.

" hufft, lelah sekali" serakah pertarungan yang menguras tenaga tadi, aku mengistirahatkan tubuhku. Sebagian besar mana ku habis karena serangan terakhir tadi, dan meski aku sudah mengkonsumsi MP potion, rasa lelah tetap menyerangku. Kami mengistirahatkan tubuh sambil memakan bekal yang dibeli.

******

Setelah merasa tenaga kami sedikit pulih, kamu kembali melanjutkan perjalanan. Di tempat berikutnya kami dihadang seekor monster berbentuk serigala hitam kemerahan. Dia adalah Enragned alpha, boss monster berlevel 15.

Aku kembali menyerangnya, tapi setiap serangan fisik yang kuberikan hanya memberikannya sedikit sekali kerusakan. "apa boleh buat, sambil mencoba skill lah " gumanku sambil memusatkan manaku.

" Dark room, Bash Bash Bash, black hole " kuhujani hewan itu dengan berbagai serangan ku. Tapi setelah semua itu dia tetap masih bisa berdiri lagi. Aku terus menghujani nya dengan berbagai serangan ku, meski tujuanku sebenarnya hanya mengulur waktu agar Edna bisa menggunakan skill nya, tapi aku tetap mencoba mengalahkannya.

" Izuna, menyingkir dari sana!! " perintah Edna. Sepertinya dia sudah menyelesaikan rapalannya, aku segera menyingkir dari sana dan tak lama kemudian ada lingkaran sihir terpaku di bawah alpha itu.

" Fire javelin " Skill nya berupa tombak api dari bawah tanah. Monster yang tadi kuserang menjadi mati dengan tertusuk tombak api sampai menembus tubuhnya.

[ level up ]

Aku mendapat notifikasi kenaikan level, sejak aku dari kota dan perjalanan kesibukan aku berhasil menaikkan beberapa levelku. Penasaran dengan statusku, aku mengecek nya.

Izuna/human

Dark Swordmaster /lv.10

Title:6/fame:200

Str(100)  Sta(80) Int(70) Dex(82)

Skill:

Sword Mastery, Bash, Black Hole, Dark Room, Mastery Hand's, Armament, alchemy, sewing

Bonus :

Str+5, Sta+4, Int+3, Dex+4 tiap kenaikan level.

Aku berikan sebagian besar poin kenaikan status ku ke bagian Dex. Menurutku jika gerakan kita cepat saat menyerang, dan ditambah kekuatan serangan yang besar maka itu akan sangat mematikan.

Kami melanjutkan perjalanan lagi, yak lama kemudian kami menemukan sebuah pintu yang sangat besar, dengan tinggi lebih dari empat meter. Ini seperti tempat boss monster jika menurut novel maupun anime anime

"Hhhh ternyata save zone "

" memangnya kamu kira apaan?? " tanya Edna yang kebingungan dengan sikapku. Kebanyakan petualang kan memang sudah tahu jika setiap dungeon itu punya save zone.

" aku kira ini tempat boss monster, padahal sudah kubayangkan pertarungan yang cukup sengit. Harapanku hancur" aku memang menyukai pertarungan yang sengit dengan alasan menempa diri. Setiap patarung sejati pasti ingin bertarung dengan sesuatu yang lebih kuat darinya dengan alasan menempa diri, kalau dia memenangkan pertarungan maka bakatnya akan semakin terasah.

" eh, kan boss monster nya sudah kita kalahkan. Apa kamu lupa serigala terakhir yang kita kalahkan, itulah boss monster pertama disini"

"ha... " aku terkejut karena ternyata boss monsternya sudah ku kalahkan. Dan lagi ternyata serigala hitam tadi itu boss monsternya. Lemah banget ya, Kukira akan lebih kuat lagi boss monsternya.

Kami istirahat sebentar disini dan tak lama kemudian sebuah langkah kaki terdengar mendekat kearah kami. Lama kelamaan suara itu terdengar semakin keras dan semakin keras. Sampai akhirnya terlihatlah wujudnya, seorang seperti manusia yang bertopeng dengan membawa senjata seperti sabit.

Senjata itu ia membawanya seperti gambar dewa kematian, dia mendekat sambil memutar muat sabitnya, kami merasa sangat sangat ketakutan, dia mengayunkannya kearah kami dan....

Chương tiếp theo