webnovel

Pengemis laknat

Di word ini, pasti akan ada yang namanya si rich dan si poor, dan sudah sebagai hukum alam kalau si kaya harus membantu si miskin agar terjadi ke seimbangan ekonomi yang harmonis, TAPI, bagaimana kalau ada person licik yang dengan stupidnya memanfaatkan hukum masyarakat itu demi keuntungan pribadi?

Abdullah :

"Permisi bu, saya ingin beli nasi bungkus 1." *sambil tersenyum ramah.

Ibu warung :

"Oh iya mas, harganya 7.000."

Abdullah :

"Ini bu uangnya, kembaliannya 3.000 ya." *sambil memberikan uang 10.000.

Ibu warung :

"Tunggun sebentar ya mas, saya ambil dulu kembaliannya." *sambil mencari uang kembalian di laci mejanya.

Dan disaat ibu warung sedang mencari uangnya, munculah maklukh yang akan membuat kita geregetan untuk beberapa detik kedepan.

Pengemis :

"Mas, sodakohnya mas." *sambil mengulurkan tangannya dan memasang wajah yang ..... yaaaah pokoknya nyebelin sampai pengen kita uleg-uleg.

Abdullah :

"(Astaga ya gusti! Kaget aku, se..sejak kapan pengemis ini datang?)" *sambil memasang wajah kaget.

Pengemis :

"Woi, sodakohnya maas." *sambil memasang wajah jengkel.

Abdullah :

"Eh, ah iya ya, maaf mas, saya tadi sempat kaget karena masnya muncul tiba-tiba begitu, ahahahaha, ini mas uangnya." *sambil memberikan uang 500.

...

...

Pengemis :

"Anjing!! Apa-apaan nih? Cuma 500 doang bisa buat apa mas?!" *sambil melotot.

?

Abdullah :

"(Ha?)"

Pengemis :

"Masnyakan orang yang berkecukupan! Seharusnya masnya ngasih lebih dong! Uang 500 mah bocah juga bisa ngasih tahu! Masnya gak malu?!"

Abdullah :

"(Haaaaaaaa?)"

Pengemis :

"Lagian uang 500 gak bisa ngisi perut mas, minimal kasih sumbangan itu 2000 woi, tolong jadi manusia jangan pelit-pelit begini dong!"

...

...

Tanpa banyak bicara lagi, Abdullah yang sempat shock dengan semua ucapan goblok maklukh nista itu segera memberikan nasi bungkusnya.

Pengemis :

"Nah gitu dong, jadi orang berduit itu harus tahu diri kaya gini, lain kali jangan kasih orang ngemis uang 500, ngerti lu wahai orang berduit?"

Abdullah hanya tersenyum saja mendengar omong kosong pengemis itu, dan setelah mendapatkan sesuatu yang tidak seharga 2000 apalagi 500, orang itupun pergi meninggalkan si Abdullah, dan setelah orang itu pergi, langsung saja Abdullah berkata ...

Abdullah :

"Orangnya sudah pergi bu, jadi bisa ibu kembalikan pisaunya, karena jujur itu buat saya merinding, ahahaha."

Ibu warung :

"Yaelah mas, kenapa mas biarin pergi sih?! Padahao kalo masnya ngelawan, nanti saya bantu nakut-nakutin lho." *sambil meletakkan pisaunya kembali di meja.

Abdullah :

"Ahahahaha, tidak usah dipermasalahkan bu, lagian mungkin orang itu belum makan berhari-hari, makanya dia sampai jadi emosional dan sulit berpikir rasional begitu, ahahaha."

Ibu warung :

"Memangnya mas enggak ngerasa rugi?"

Abdullah :

"Nasi sudah jadi bubur bu, sekalian saja aku anggap itu sedekah, toh memang kelihatannya dia lebih butuh makanan itu daripada saya." *sambil tersenyum lebar.

...

Ibu warung :

"Hedeeeh, ada-ada saja masnya, ya udah mas ambil saja 1 nasi bungkus lagi, tapi uang kembaliannya saya ambil ya."

!!!

Abdullah :

"Eh!! A..apa tidak masalah bu? Na..nantikan ibu sama aja rugi 4000?" *sambil memasang wajah cemas.

Ibu warung :

"Tidak apa-apa mas, anggap saja sedekah 4000." *sambil tersenyum manis ke arah Abdullah.

[POSITIVE]

------------------

Lucien :

"Bu, beli nasi bungkus 1."

Ibu warung :

"Oh iya mas, harganya 7.000."

Lucien :

"Nih, kembaliannya 3.000." *sambil memberikan uang 10.000.

Ibu warung :

"Tunggu sebentar ya mas, saya ambil dulu kembaliannya." *sambil mencari uang kembalian di laci mejanya.

Dan disaat ibu warung sedang mencari uangnya, munculah maklukh yang nasibnya akaaaaan ...., ya kalian tahulah.

Pengemis :

"Mas, sodakohnya mas." *sambil mengulurkan tangannya dan memasang wajah yang bikin kesal.

Lucien :

"(Cuk, tampang culunnya nyebelin banget kaya Nobita, bikin orang pingin mukul aja) Nih." *sambil mengasih uang 500.

Pengemis :

"Anjing, apa-apaan nih? Cuma 500 doang bisa buat apa mas?!" *sambil melotot.

?

Lucien :

"(Ha?)"

Pengemis :

"Masnyakan orang yang berkecukupan! Seharusnya masnya ngasih lebih dong! Uang 500 mah bocah juga bisa ngasih tahu! Masnya gak malu?!"

Lucien :

"Oh, jadi kamu mau dapat lebih dari 500? Gimana kalau makan dan minum gratis?"

Pengemis :

"Nah gitu dong, jadi orang berduit itu ya harus tahu diri begini, pokoknya masnya harus tanggung jawab karena mas bilang sendiri yang mau traktir, bu beli nasi bungkus 5 sama tehnya 3, mas ini yang trak ... "

?

Pengemis :

"Hei, a..apa-apaan lu?! Kenapa lu megang kepala gue begin ... "

!!!

BRAAAAAAAAK!!

PRAANG!!

Langsung saja Lucien yang hati dan tangannya gatal gara-gara ucapan pengemis sialan itu memegang kepalanya erat-erat, dan kemudian membantingnya dengan keras ke lemari kaca makanan di depannya.

Lucien :

"Aku memang ingin kasih kamu makanan gratis, tapi aku enggak pernah bilang akan makan disinikan?" *sambil tersenyum sadis.

BRAAAK BRAAAK BRAAAK BRAAAK BRAAAK BRAAAK DUUAK DUAAK KRAAK KRAAK CRAAAAK!!

...

...

Setelah memukulkan kepala pengemis malang itu ke tanah berkali-kali, menendang perutnya berkali-kali, mematahkan beberapa tulang tangannya, dan menginjak mata kanannya, Lucienpun yang masih saja memasang wajah kesal itu berkata ...

Lucien :

"Selamat ya b*ngsat, doamu benar-benar terkabulkan, sekarang lu bisa makan gratis selama berbulan-bulan di RS. Hei bu, aku gak tahu berapa harga kaca lemarimu ini, tapi aku yakin uang 100 ribu ditambah kembalianku tadi sudah cukup buat ganti rugi." *sambil memberikan uang 100 ribu ke ibu warung itu.

!

Melihat sikap Lucien yang barbar dan bertanggung jawab like a gantleman itu, ibu warungpun mengapresiasi sikapnya itu dengan ...

Ibu warung :

"Haish, masnya berlebihan deh, kalau begitu biar adil, masnya silahkan datang 3x kesini, kalau ada waktu luang ya, nanti ibu kasih makan dan minum gratis." *sambil tersenyum kecil.

Lucien :

"What? What the hell? Kenapa ibu malah ngasih aku ... "

Ibu warung :

"Ssst, anggap saja bayaran buat pembasmian sampah masyarakat."

[NEGATIVE]

-------------------

Budi :

"Permisi bu, beli nasi bungkus 1."

Ibu warung :

"Oh iya mas, harganya 7.000."

Budi :

"Nih, kembaliannya 3.000 ya bu." *sambil memberikan uang 10.000.

Ibu warung :

"Tunggu sebentar ya mas, saya ambil dulu kembaliannya." *sambil mencari uang kembalian di laci mejanya.

Dan disaat ibu warung sedang mencari uangnya, munculah maklukh yang kita tunggu-tunggu bagaimana kelanjutan nasibnya.

Pengemis :

"Mas, sodakohnya mas." *sambil mengulurkan tangannya dan memasang wajah yang bikin kesal.

Lucien :

"Nih mas." *sambil mengasih uang 500.

Pengemis :

"Anjing, apa-apaan nih? Cuma 500 doang bisa buat apa mas?!" *sambil melotot.

?

Budi :

"Ha? Maksudnya?" *sambil memasang wajah terheran-heran.

Pengemis :

"Masnyakan orang yang berkecukupan! Seharusnya masnya ngasih lebih dong! Uang 500 mah bocah juga bisa ngasih tahu! Masnya gak malu?!"

Budi :

"Gak tahu malu? Masnya sudah ngaca kah? Seharusnya masnya itu yg gak tahu malu tahu" *sambil menatap kesal.

!!!

Pengemis :

"Wah jancok, lihat ini, si kaya mulai ngelunjak, mentang-mentang punya uang jadi ngerasa boleh ngomong seenaknya ha?"

Budi :

"Dengar ya orang gila, aku punya uang ini karena aku berkonstribusi di pekerjaanku, jadi aku punya hak untuk menggunakan uangku ini untuk hal apa saja, kau bicara soal norma sosial abal-abal kalau si kaya harus ngasih uang ke si miskin? Kalau begitu giliranku yang tanya, apa konstribusimu dalam hidup gue sampai lu pantes dapat uang hasil kerjaku lebih dari 500 haa? Enggak adakan bangsat? Jadi daripada kita adu pendidikan yang sudah jelas aku yang bakal menang karena gak mungkin orang tolol sepertimu sekolah dan bahkan niatpun pasti enggak ada 1% pun karena lu adalah tipikal orang yang gak mau susah dan seenaknya sendiri, mending lu pergi, cari kerja, dan makan hasil gajimu sendiri, atau lu bakal aku ceramahi dengan hal yang gak mungkin lu pahami, paham lu dasar sampah masyarakat?" *sambil melotot tajam kearah pengemis itu.

...

...

Tahu kalau dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi seperti yang sudah diprediksikan oleh Budi, si pengemis yang kesal sekaligus malu sendiri itupun akhirnya pergi meninggalkan warung itu.

Budi :

"Sumpah, kenapa sih banyak orang yang suka mindset mengemis seperti itu? Kalau sudah tua masih bisa aku toleransi, tapi dia masih muda lho, ketimbang mengunakan kemampuannya buat minta-minta, kan lebih baik buat kerja, hedeh-hedeh, dasar manusia zaman-zaman kegelapan." *sambil mengelengkan kepalanya.

...

Ibu warung :

"Aku enggak tahu kenapa, tapi silahkan ambil 1 bungkus lagi ya mas."

Budi :

"Eh, kenapa bu? Sayakan cuma mau beli 1 saja."

Ibu warung :

"Hmmm, entahlah, rasanya ingin saja saya kasih mas nasi gratis setelah mas ngomong begitu, mungkin gara-gara saya termotivasi? Ahahahaha."

[REALISTIS]

-------------------

Izami :

"Permisi bu, beli sepatu, baju, dan palu ya, oh dan apa juga bisa menerima pembayaran kartu kredit?" *sambil mengeluarkan kartu kredit.

Ibu warung :

"Mas, hanya karena nama warung saya "Ramayana", bukan berarti warung saya ini mall "Ramayana", dan apa mungkin warung kecil kaya begini menerima kartu kredit kalau kembalian 500 saja kadang bikin galau? Tolong jangan mengadi-ngadi." *sambil memasang wajah poker face.

Izami :

"Ahahahahaha, maaf-maaf, saya cuma bercanda bu, kan memang enggak mungkin warung begini bisa mengikuti perkembangan zaman yang cashless, jadi jangan dianggap serius begitu dong, ahahaha." *sambil tertawa lepas.

Ibu warung :

"(Wooo cocote!! Rasane pengen tak plintir lambene bocah mayak iki!)" *sambil memasang wajah kesal.

[KALIAN TIDAK PAHAM ARTINYA? SELAMAT ANDA BUKAN ORANG JAWA DAN ANDA MASIH POLOS :) ]

Izami :

"Ahahahahaaaaa, haaaa, baik-baik saya serius, saya mau beli nasi ... "

Pengemis :

"Mas, sodakohnya mas." *sambil mengulurkan tangannya dan memasang wajah yang bikin kesal.

!!!

Izami agak terkejut melihat kedatangan pengemis yang tiba-tiba itu, tapi karena belum tahu apa yang akan terjadi 5 detik lagi, si Izami masih bersikap biasa-biasa saja.

Izami :

"(Oh cuma pengemis toh, aku kira mantan) Nih mas. Oh ya bu, bagaimana kalau cek, apa ibu tahu cara mencairkan ... "

Pengemis :

"Jancok, apa-apaan nih? Cuma 100 rupiah doang bisa buat apa mas?!" *sambil melempar uang Izami ke tanah.

...

...

?

Izami :

"Haaaa? Lu bilang apa tadi ke gua?" *sambil memasang wajah terheran-heran yang menakutkan (?)

Pengemis :

"Masnyakan punya banyak uang, bahkan sampai punya cek segala, seharusnya masnya ngasih lebih dong! Uang 100 mah beli rokok aja ya gak bisa tahu! Masnya gak malu?!" *sambil membentak-bentak.

...

...

×&££÷¥+9@¥&_@8+¥(#¥9@£_×9

Sebenarnya Izami ingin mencopot mata orang itu dengan rokok saat ini juga seperti John Wick, tapi karena kondisi saat itu ramai orang dan kebetulan dia kepikiran ide yang lucu (?), si Izamipun segera bersikap normal dengan berkata ...

Izami :

"Ah benar juga ya, akukan kaya, jadi seharusnya aku ngasih uang banyak ya ke pengemis, aduuh, bodohnya aku kok bisa sampai lupa dengan pembodohan itu, maaf ya orang bodoh karena aku yang terbodohi ini bersikap bodoh dengan kebodohanmu." *sambil membungkuk minta maaf ala orang Jepang.

...

...

?

Ibu warung & pengemis :

"(Eh, anuuuu, itu .... ehhhhhh.... Ha? Apa?)" *sambil memasang wajah bodoh.

Izami :

"Nah kalau begitu sebagai permintaan maaf NIH!! Ambil dompetku, sekalian semua isinya ambil aja." *sambil melemparkan dompetnya ke wajah pengemis itu dengan keras.

Pengemis :

"Aduh! Ba..bangsat! A..apa-apaan yang kau ..."

Izami :

"Nah bu, karena semua uangku sudah habis, aku enggak jadi beli ya, bye-bye!"

Kemudian tanpa banyak bicara lagi, langsung saja Izami pergi berlari keluar dari warung makan itu dengan senyuman yang berseri-sering, meninggalkan dompetnya yang masih penuh dengan uang dan kartu-kartu penting seperti kartu UNO 4+ dan lain-lainnya.

---

10 kemudian, setelah membeli rokok dan korek api disuatu kios dengan uang dari dompet si Izami, si pengemis yang merasa dirinya sedang beruntung itu mulai memikirkan apa yang harus dia beli selanjutnya dengan uang pemberian si Izami itu.

Pengemis :

"Sumpah, aku gak paham dengan apa yang terjadi tadi, tapi untung banget aku bisa dapat uang sebanyak ini gara-gara ngemis ke anak gak jelas gitu, oh, mungkin aja dia itu memang bodoh karena sampai bisa ngelakuin hal bodoh kaya gini, hehehe, apa sebaiknya aku mulai ngemis ke orang-orang yang wajahnya kelihatan bodoh biar aku bisa dapat uang banyak lagi? Kalau begitu coba besok aku ngemis ke sekolah SLB, mungkin aku nanti bisa untung lagi karena bertemu .... "

? :

"NAAH ITU PAK PREMANNYA!! TOLONG TANGKAP DIA PAK!!"

??!!

Saat menoleh kearah sumber suara itu, kagetlah pengemis itu ketika tiba-tiba saja ada 2 orang yang berseragam polisi berlari ke arahnya dan kemudian memborgol ke 2 tangannya.

Pengemis :

"HAAA! A..APA-APAAN INI PAK?! KENAPA SAYA DITANGKAP BEGINI?!" *sambil memasang wajah kesal dan heran sekaligus.

Polisi 1 :

"Kamu ditangkap karena kami dapat laporan kalau kamu memalak dompet seseorang, jadi tolong tenang dan jangan melawan!"

!!??

Pengemis :

"Haa?! Malak?! Siapa yang malak pak?! Saya tidak pernah ... "

??? :

"Jangan percaya ucapannya pak, tadi dia yang malak dan mengambil dompet saya, lihat saja disakunya, pasti ada dompet saya beserta kartu-kartu pentingnya."

Mendengar suara itu, langsung saja si pengemis merasa geram bukan main, karena ternyata orang yang memanggil polisi dan memfitnahnya itu adalah Izami. Sedangkan itu, si polisi yang sudah menemukan dompet Izami di saku celana pengemis malang itupun mulai menakut-nakutinya mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

Polisi 1 :

"Yup, ini memang dompet anda, sepertinya seseorang akan masuk penjara untuk di bina beberapa bulan nih." *sambil melirik tajam ke arah pengemis itu.

Pengemis :

"TUNGGU PAK!! SAYA ENGGAK PERNAH MALAK DIA!! DIANYA SENDIRI YANG MELEMPARKAN DOMPETNYA KE SAYA SENDIRI TAHU!!" *sambil menunjuk-nunjuk Izami.

Polisi 2 :

"Jangan ngawur, mana ada orang melemparkan dompetnya yang penuh uang ke orang lain, lain kali buat alasan yang realistis dong dasar maling bodoh" *sambil menampar kepala bagian belakang pengemis itu.

Izami :

"Huhuhu, padahal uang saya itu mau saya gunakan untuk beli obat ibu saya (yang lagi mencret gara-gara kemarin malam aku kasih mie kadaluarsa), saya pikir saya tidak akan bisa membelikannya obat gara-gara uang saya dicuri, huhuhu." *sambil menunjukan air mata buaya.

Polisi 1 :

"Astaga kasihan sekali, tap...tapi tenang saja mas, karena dompetnya mas sudah kembali lagi, mas jadi tidak perlu khawatir lagi ya, jadi tolong berhenti menangis." *sambil menepuk-nepuk pundak Izami.

Polisi 2 :

"Hei, gara-gara kau, anak ini hampir tidak bisa beli obat untuk ibunya yang sakit woi, jadi sebelum ke kantor polisi, cepat minta maaf dulu ke dia dasar pencuri b*ngsat!" *sambil menampar lagi kepala si pengemis.

Karena tidak bisa melawan para polisi karena kekurangan bukti, akhirnya dengan perasaan kesal dan tidak iklas, si pengemispun terpaksa meminta maaf kepada Izami yang walaupun saat ini wajahnya masih terlihat sedih, tapi jari tengah ke 2 tanganya yang berdiri tegak malah terlihat bahagia.

[NGAWUR/GAK JELAS]

Chương tiếp theo