webnovel

[RE]START 4.0

Kriing ... Kriing ...

Suara alarm dari smartphone ku.

Cih ... kenapa aku masih hidup?

Aku membuka kedua mata ku perlahan dan mematikan alarm dari smartphone ku yang ada di samping bantal. Setelah aku bangkit dan membuka tirai jendela kamar ku, aku segera melangkah ke kamar mandi dan segera membersihkan badan ku.

Setelah mandi aku segera memakai seragam sekolah dengan rapi. Dan segera turun ke ruang makan dan mengambil roti dari kulkas ku untuk sarapan pagi. Setelah melahap roti aku segera minum jus yang ada di kulkas dan segera naik ke kamar ku untuk mengambil tas ku.

Saat kembali ke kamar aku kembali melihat device yang ku letakan di atas meja belajar ku.

Renai ...

"Aghh!! ... kenapa gua gini lagi sih!", gumam ku kesal pada diri ku sendiri.

Aku segera menggendong ransel ku dan melanjutkan langkah ku untuk keluar dari rumah. Setelah mengunci pintu depan rumah ku aku kembali memasukan kunci pintu berwarna emas ini di saku celana ku.

Huff ... satu hari yang ngebosenin lagi ...

Tap tap tap ...

Suara langkah kaki ku sendiri yang melangkah menuju ke penjara yang kata nya dibuat untuk menjamin masa depan ku. Aku sudah lama ingin meninggal kan sekolah ini dan mengakhiri hidup ku.

Tapi, nyata nya aku masih takut mati ...

Beberapa ratus langkah lagi yang membosankan kan ini, aku melihat gadis dengan rambut hitam panjang yang terurai sampai ke punggung nya. Dia berjalan perlahan sembari membaca novel tanpa memperhatikan langkah nya.

Bruk ...

"Aduh!"

Gadis itu menabrak tiang listrik dengan cukup keras lalu terjatuh dan membuat novel yang ia baca terlempar ke tengah jalan raya. Gadis itu beruntung, karena hanya aku yang melihat nya terjatuh dengan konyol seperti itu.

Entah kenapa pagi ini jalanan terlihat sepi. Hanya aku dan gadis itu yang melintasi jalan ini. Tanpa mempedulikan gadis itu aku tetap melangkah maju. Sampai aku tepat di belakang nya yang masih membersihkan rok nya dari debu yang menempel.

"Kazumi?", gadis itu melihat ku dengan rambut panjang nya yang masih menutupi sebagian wajah nya.

He?, kok tau nama ku?

Aku pun menghentikan langkah ku tanpa sepatah kata pun.

"Kamu Kazumi yang kemarin kan?", gadis itu merapikan rambut nya dan barulah aku sadar kalau gadis yang di depan ku ini adalah Rui.

"Hmm ... kepala mu gak apa apa kan?", tanya ku dengan wajah cuek.

"He?, etto ... kamu liat aku jatuh ya?", pipi nya mulai mengeluarkan rona merah dan ia mulai menunduk kan kepala nya karena malu.

"Gak perlu malu, lagian aku gak peduli", ucap ku lalu melangkah ke tengah jalan raya dan mengambil novel Rui yang tadi terlempar.

Karena jalanan sangat sunyi dan sepi tanpa ada kendaraan yang lewat aku bisa berjalan dengan santai kembali ke tepi jalan. Rui melihat ku dengan tatapan bingung nya.

"Nih ... buku mu", aku memukul kepala nya dengan lembut menggunakan novel nya sebelum memberikan novel ini pada nya.

"Makasih", Rui menerima novel nya kembali dengan tangan kanan nya, tangan kiri nya memengangi kepala nya yang baru saja aku pukul.

Fuuu ...

Angin bertiup dengan kencang dan membuat rambut panjang Rui tertiup seperti ombak di laut. Di saat yang sama aku bisa melihat wajah Renai saat memandang wajah Rui.

Cih ... halu lagi kan aku ...

Aku pun kembali melanjutkan langkah ku menuju sekolah. Rui mengikuti langkah ku tanpa sepatah kata pun. Aku mengangkat kepala ku dan memandang langit biru di pagi hari yang sangat indah. Tapi langit hari ini tak lagi sama seperti dulu.

Renai tak lagi di samping ku. Renai pergi membawa semangat hidup ku. Aku tak lagi bisa melihat langit biru yang indah seperti dulu.

"Ano ... Kazumi ... apa kamu masih mikirin kejadian satu tahun lalu?", Pertanyaan pertama Rui yang menghentikan langkah ku.

Buk ...

Rui yang berjalan di belakang ku pun menabrak punggung ku karena aku berhenti mendadak.

Aku meraih tangan kanan nya dan menggenggam nya dengan sangat kuat.

"Ma-maaf ... aku-aku gak ada maksud buat kamu marah", ujar nya dengan wajah ketakutan dan berusaha melepaskan genggaman tangan ku yang seperti nya menyakitkan.

Entah kenapa aku melihat Renai di dalam diri mu. Apa memang aku sudah gila?, aku tak tau kenapa aku menggenggam tangan nya. Mungkin karena aku hanya ingin kembali menggenggam tangan Renai lagi.

Chương tiếp theo