54. Lamaran diterima

Lion pura pura tak mendengar, ia sibuk dengan ponselnya.

"Li, kau mendengarnya juga 'kan?" tanya Biru ke Lion.

"Hah? Apa? Aku tidak mendengar apapun," sahut Lion tak acuh. Tersenyum samar ke arah Rain.

"Apa maksudmu calon istri?" Rain mengerutkan keningnya bingung. "Oh, astaga! Cheetah! Ember sekali mulut perempuan itu!" seru Rain baru teringat insting Cheetah yang menggodanya tentang perjodohan. "Aku akan menyumpal mulutnya. Seenaknya saja menggosipkan aku," omel Rain bergegas pergi mencari Cheetah yang sepertinya ada di kafetaria kantor.

"Rain! Jadi kau akan segera menikah atau tidak?" seru Biru sebelum Rain pergi.

"Kalian duluan saja! Aku belum ada niat untuk menikah!" seru Rain tanpa menoleh ke belakang dan menghilang di balik pintu.

"Cih, menikah? Perjuanganku masih sangat panjang, Rain. Rintanganku adalah ikatan suci bernama pernikahan," gumam Lion pelan. "Hah, seandainya merebut istri seseorang itu mudah." Lion menghela nafasnya pelan.