webnovel

Dilecehkan

Fruit 34: Dilecehkan

Soth 1 dan sang Adik, Soth 3 yang sedang mengejar sosok mencurigakan pun segera melesat jauh ke udara, menyuruh Soth 2 untuk tetap menjaga rumah Andrea, apapun yang terjadi.

Dahi Soth 1 berkerut. Ia menyiapkan bola Troxo yang berwarna kemerahan ke arah makhluk misterius itu. Setelah ada pada jarak yang tepat, bola merah itu pun dilemparkan ke arah si sosok asing. Namun makhluk itu rupanya tau, dan berbalik menghadap Soth 1 sambil turut melempar sebuah Khlorx berwarna biru berbentuk sinar tajam yang rupanya bisa memotong bola Troxo tadi.

DARR!!

Kretekk... Krettkk...

BLAARR!

Kali ini bola Zephoro dilemparkan ke Soth 1 yang tadi berhasil menghindari Khlorx. Soth 3 tak mau tinggal diam menjadi penonton. Membantu sang Kakak, ia pun mengeluarkan pisau cahaya bernama Cruxz untuk dilemparkan ke makhluk yang dipercaya sebagai salah satu ras Nephilim, karena terbukti bisa melemparkan Zephoro dan Chlorx.

"Haha! Kalian semua maju sekaligus pun tak akan bisa mengalahkanku, manis..." Makhluk itu bersuara sambil melontarkan ejekan. "Bagaimana kalau kalian menjadi selirku saja?" Wajahnya menampakkan senyum mesum dengan ejekan kurang ajar. Dia berdiri angkuh di udara. Tidak terlalu tampan, namun gagah dengan pahatan otot-otot keras dan kencang di sekeliling tubuh terlatihnya.

"Keparat tak tau diri!" Soth 1 geram karena merasa Klan-nya diremehkan. Ia hujani Nephilim itu dengan bola merah Troxo. Namun sang Nephilim cuma terkekeh meledek sembari menangkis hujan bola sinar itu dengan Zephoro.

Soth 1 menatap penuh kebencian pada makhluk gagah di hadapannya. Meski mereka para Succubi yang senang akan ketampanan atau kegagahan, namun mereka jijik bila memandang ke kaum Nephilim. Kedua ras itu bagaikan sudah menjadi musuh bebuyutan. Hanya ada keinginan saling membunuh atau penghinaan saja di antara kedua ras itu.

"Hanya segitu saja?" ledek Nephilim itu sambil terus menatap mesum ke para Soth seksi di depannya.

"Adik 3!"

"Ya, Kak! Haaiiihh!" Dan Soth 3 pun menciptakan lebih banyak pisau cahaya Cruxz meski ia tau itu bakal menguras tenaganya. Nyatanya, si Nephilim masih saja bisa menangkis dengan santai.

"Hei, hei... Kenapa kalian makhluk bawah bisa muncul ke permukaan?" Nephilim itu melayang santai setelah menghalau tembakan berbagai macam serangan dari duo saudari Soth. Dua tangannya di lipat santai di depan dada dengan sepasang sayap putih susu di punggungnya.

"Bukan urusanmu!" jawab Soth 1. Ia sendiri kelelahan setelah bertubi-tubi mengeluarkan serangan. Rupanya Nephilim di depannya ini jenis yang berbahaya. Kekuatan dua Soth tampaknya tak bisa menundukkannya.

"Jangan keras kepala begitu. Aku kan hanya bertanya saja. Kebetulan aku jalan-jalan dan mencium bau wangi kalian dan mampir ingin ajak kalian bermain-main sejenak." Sang Nephilim tampaknya tipe perayu.

"Hah! Wangi? Bukankah bagi bangsa kalian, kami ini menjijikkan dan busuk?" Soth 3 juga kelelahan, namun tak mau terang-terangan menunjukkannya.

"Oh ayolah... jangan samakan aku dengan Nephilim lainnya. Aku ini sangat baik hati dan tidak membeda-bedakan. Maka dari itu... kuharap aku diberi tau kenapa Succubi bersaudari yang biasanya di dunia bawah bisa muncul ke atas? Apakah ada misi khusus?"

"Sudah kubilang bukan urusanmu, brengsek!"

BLAARRHH!!

Troxo dalam ukuran besar sudah dilempar ke Nephilim, tapi sayangnya dengan mudah ditangkis bagai menangkis lalat saja. Soth 1 ternganga. Serangan menggunakan tenaga tersisa darinya hanya ditangkis semudah itu.

Tiba-tiba dari sisi lain, muncul Soth 3 sudah menerjang dari sudut buta makhluk gagah tersebut dengan berbekal bola cahaya yang siap menyentuh si Nephilim. Setidaknya, dia berpikir, jika Nephilim keparat ini sudah dihadapi secara jarak jauh, maka pilihan satu-satunya diserang dari jarak dekat.

Tapp!

Nephilim itu sigap menangkap pergelangan tangan Soth 3 sebelum mendaratkan bola energi ke tubuhnya. Dengan cepat dia menarik Soth 3 ke dalam dekapannya, dan merobek baju atas Soth 3, menyebabkan bukit membusung nan berwarna seputih giok mulus itu pun terekspos.

"Wah, kau memiliki dada yang menakjubkan, manisku..." Dalam sekejap, Soth 3 sudah dalam kuasa sang Nephilim. Bahkan ia tak berdaya ketika tubuhnya diputar sehingga makhluk perkasa itu ada di belakang, mendekapnya dan satu tangannya meremas payudara yang telanjang miliknya. "Sangat kenyal... hmm..." Nephilim itu menjilat belakang telinga Soth 3. Tangannya yang lain sudah menahan tangan Soth 3.

Entah kenapa, kekuatan Soth 3 bagai lenyap begitu saja setelah lelaki Nephilim tersebut menekan pergelangan tangannya, seolah Soth 3 tanpa daya sama sekali.

Itu menyebabkan pria Nephilim itu lebih leluasa menguasai payudara Soth 3 dengan tangan kurang ajarnya.

Soth 1 meradang menyaksikan adiknya dilecehkan demikian oleh Nephilim. Ia bersiap menerjang maju, saat satu tangan Nephilim itu mencekik sang adik, sehingga Soth 3 kesakitan. "Adik 3!"

"Jangan nekat maju, atau adik manismu ini berakhir menyedihkan dengan leher patah dan tidak bernyawa," ancam Nephilim mesum tersebut.

Soth 1 menggertakkan gigi penuh benci ke sang Nephilim yang kian bertingkah kurang ajar pada adiknya. Tangan perkasa Nephilim itu masih mengancam leher sang adik, sedangkan tangan lain seenaknya memainkan puting payudara Soth 3.

Soth 3 lunglai tak berdaya, apalagi lehernya masih dicekik. Jika Nephilim itu mengerahkan sedikit lagi kekuatannya, maka ia akan tinggal nama saja. Tidak, ia belum ingin mati! Namun, siksaan seksual dari Nephilim keparat itu tak berhenti di situ saja. Tangan yang baru saja memelintir putingnya, kini berpindah ke area selangkangannya dan menyusup di sana, membuat mata Soth 3 dan kakaknya terbelalak hebat.

Ia dilecehkan terang-terangan!

Nephilim itu tertawa keras sambil terus mengocok liang hangat Soth 3, suaranya kian arogan berkomentar. "Hahaha! Lihat, kau ternyata menikmatinya, manis! Kau basah kuyup! Memang kau ini jalang kecil!" Kemudian Nephilim itu menggigit leher samping Soth 3 dengan gemas. "Sudah berapa pria yang memasuki lubang nista ini, hrghh?" hinanya sembari masih menggigit gemas Soth 3.

Sementara suara kocokan dari area selangkangan Soth 3 kian terdengar kencang, air Succubus-nya pun berloncatan keluar. Air yang biasanya meracuni jiwa manusia.

"Ka... kak..." Mata Soth 3 basah memandang sayu ke arah kakaknya, Soth 1 yang terus memandang penuh amarah pada Nephilim jahanam di depannya. Sayang sekali mereka hanya berdua saja. Andai ada bala bantuan... Ah, rasanya tidak mungkin. Panglima Kenz dan saudarinya yang lain sedang mengawal Tuan Puteri di sekolah. Mana mungkin dia mengacaukan konsentrasi saudarinya di sana dengan memanggil mereka kemari hanya karena ada Nephilim acak yang mengganggu mereka?

Berbahaya. Nephilim ini sungguh bukan tandingan ia dan adiknya. Apalagi ia tau sang Adik pun sudah kelelahan, lunglai tanpa daya dalam kuasa Nephilim tersebut. Bila kabur, rasanya sudah terlambat. Maka, bertarung hingga mati adalah pilihan satu-satunya. Ia sudah bertelepati dengan sang Adik yang juga siap pertaruhkan nyawa demi rahasia mengenai Puteri Mahkota mereka, Andrea, selamat tidak tercium oleh Nephilim lainnya.

Soth 1 mengirimkan telepati pada Soth 3 untuk bersiap mengorbankan nyawa mereka berdua jika memang Nephilim di hadapan mereka ini sangat kuat. Ini sudah konsekuensi dari tugas yang diberikan oleh sang Raja. Kematian pastinya tidak sia-sia karena mereka mati saat sedang bertugas, meskipun saat ini keduanya tidak sedang mengawal Andrea.

Nephilim itu merasakan gerakan kecil dari Soth 1 yang akan menerjang maju. "Kau berani?" Cekikan pada Soth 3 ia perketat, membuat wajah Soth 3 makin pucat meski kulit aslinya sudah putih mulus. "Kau tak sayang pada adikmu?"

Soth 3 membolakan matanya ketika sebuah benda keras tegang menyentuh pantatnya. Ia berusaha menoleh ke arah belakang. Penis Nephilim itu sudah menekan pangkal pahanya. Sangat keras dan juga besar arogan, menggesek selangkangan Soth 3 dari belakang. Soth 1 juga menyadari tindakan vulgar Nephilim di depannya dan kian geram.

"Arkhh!" Soth 3 memekik ketika benda itu menerobos liangnya. Pandangannya terlihat syok. Segera saja tubuhnya berayun keras sesuai hentakan penis Nephilim dari arah belakang. "Kakak! Kakaaakk..." Ia menangis pilu. Ia jijik pada Nephilim. Oleh karena itu tak pernah dalam bayangan liarnya bahwa dia akan diperkosa terang-terangan di siang bolong begini oleh ras yang ia benci.

"Kenapa? Bukankah kalian menyukai seks? Kalian kaum pemuja seks, kan? Maka akan aku berikan!" Nephilim itu kian beringas mengguncang liang Soth 3. Satu kaki Soth 3 di angkat sehingga tampak jelas bagi Soth 1 bagaimana pergerakan penis itu beringas menghujam liang adiknya.

Saat Soth 1 akan nekat menyerang, Soth 3 menggeleng pelan diam-diam dan mengirimkan telepatinya. Soth 3 menelan semua hinaan dan pelecehan pada dirinya, dan berkonsentrasi mengumpulkan energi. Ia memusatkan pikirannya dan mulai meremas penis Nephilim menggunakan otot vaginanya sekuat mungkin. Itu menyebabkan Nephilim kian beringas terbahak seolah Soth 3 sudah takluk dalam berahi yang ia ciptakan.

Namun, tak lama, Nephilim itu melolong kesakitan tatkala cairan dalam penisnya dihisap kuat-kuat oleh Soth 3, menyebabkan cekikannya mengendur. Kelengahan itu dimanfaatkan Soth 3 untuk mengumpulkan bola energi semampu dia dan menyarangkannya pada Nephilim di belakangnya.

Dhuaarr!

Setelah bola Khlorx kecil meledak di permukaan perut Nephilim, ia segera terbebas dari cengkeraman sang Nephilim dan lekas terbang ke arah Soth 1 yang gambira menyambut adiknya.

Perut Nephilim itu terluka tercabik. Dua Soth itu pun lega dan bersiap menyerang bersama untuk menuntaskan pertarungan yang sudah menampakkan kemenangan di pihak mereka. Namun, mereka segera hentikan gerakan maju karena melihat luka di perut itu mulai menutup kembali dan akhirnya sembuh tanpa ada goresan.

Keduanya melongo. Nephilim apa itu? Kenapa bisa begitu kuat tenaga healing-nya?

"Rupanya kalian duo manis cantik yang amat keras kepala. Haha... baiklah, aku akan ladeni kalian sampai kalian kehabisan tenaga dan kubawa kalian menjadi budakku! HYAAAKHH!!" Nephilym itu pun mengeluarkan cahaya berwarna ungu yang tampaknya amat berbahaya bagi dua Soth.

Keduanya bersiap dengan tenaga yang tersisa untuk memberikan perlawanan, siap mati membawa rahasia Andrea yang mendekati usia 17 tahun.

Chương tiếp theo