webnovel

Takdir

Saat ini dikelas Yuyu yaitu 2 IPA 1, sedang diadakan bimbingan rencana kerja yang dilakukan untuk membuat para siswa untuk fokus pada pelajaran yang dapat meningkatkan persentase keberhasilan mereka untuk melamar kerja ditempat yang mereka inginkan. Sambil menunggu namanya dipanggil yuyu berbincang dengan temannya yang juga merupakan teman SMPnya yang bernama Rezky.

"Yu, tekadmu untuk masuk ke DSL itu sudah bulat?" tanya Rezky.

"iya ky, aku sudah yakin untuk masuk ke DSL" jawab Yuyu.

"Tapikan untuk masuk ke sana itu susah Yu, pikirkan aja dulu, kan kita masih punya waktu setahun lagi" kata Rezky untuk meyakinkan Yuyu.

"Iya ky aku tahu, tapi sebelum kita mencoba gak ada yang akan tahu, biarkan usaha yang menjawabnya aku cukup belajar dengan giat agar bisa diterima masuk ke DSL" kata Yuyu dengan penuh keyakinan.

"Baiklah Yu, kalau kamu sudah seyakin itu aku hanya bisa mendukungmu" kata Rezky sambil tersenyum kalah.

"Tapi Yu, katanya nih, si Zero One yang menyelamatkanmu itu sulit untuk ditemui, bahkan dia jarang ada di markas besar The Defender" sambung Rezky

"Aku yakin kok, suatu saat nanti meskipun akan memakan waktu yang lama, aku pasti akan bertemu dengannya" kata Yuyu sambil tersenyum.

Setelah percakapan itu, giliran Yuyu pun tiba, dan diapun menceritakan keinginannya untuk bekerja di DSL pada gurunya.

Setelah semua siswa selesai melakukan pembimbingan rencana kerja, para siswapun dipersilahkan untuk istirahat makan siang. Yuyu dan Rezky kini pergi ke kantin untuk membeli makanan kesukaan mereka, yaitu bakso. Seperti biasa Yuyu menuangkan banyak kecap kedalam mangkuk baksonya. Rezky yang merupakan teman SMPnya seperti tidak heran lagi, namun para siswa yang ada disekitarnya sangat heran. Saat Yuyu dan Rezky sedang menyantap bakso mereka, adik kelas mereka yang bernama Stefany yang juga berasal dari SMP yang sama, bergabung dengan mereka untuk makan bersama. Yang kemudian tanpa basa-basi Stefany langsung menyampaikan pesan dari kakaknya.

"kak Zalma, kata kakakku, maaf kemarin gak bisa balas chatnya karena ada urusan penting dikantornya" kata Stefany dengan muka datar.

"Oh, gak apa-apa kok, kalau itu berkaitan dengan pekerjaannya mau bagaimana lagi" jawab Yuyu sambil tersenyum.

"Jadi kamu dan kak Fais udah jadian?" kata Rezky dengan nada jahil.

"Ya enggaklah, aku udah anggap dia seperti kakakku sendiri, mana mungkin kami pacaran" jawab Yuyu menahan malu.

"Bukan gitu kak Rezky, kak Zalma itu lagi nunggu kakakku itu nembak dia" tambah Stefany sambil tersenyum jahil.

"Enggaklah!, kalian itu ya, kalau bahas kak Fais pikiran kalian selalu sejalan" bantah Yuyu dengan wajah memerah.

Selama istirahat makan siang Yuyu terus-terusan dijahili oleh kedua orang itu, hingga datang seorang siswa yang bernama Agung Sanjaya yang membuat pembicaraan itu teralihkan. Bagaimana tidak, Agung datang dengan kabar bahwa orang yang dikenal sebagai 01(Zero One) kemarin muncul dikota Berta timur dan mengalahkan seekor iblis yang membuat skuad Jaguar yang katanya adalah skuad The Defender terkuat dikota itu kalah telak. Tapi dihadapan Zero One iblis itu tidak ada apa-apanya, bahkan Zero One tidak terluka sedikitpun.

Agungpun berkata "Orang yang disebut Zero One itu hebat juga ya, bisa mengalahkan iblis yang membuat skuad jaguar kalah telak. Apa benar Yu dia yang pernah menyelamatkanmu dulu?"

"Iya Agung, nggak salah lagi kok" jawab Yuyu

"Wah, itu artinya kamu telah diselamatkan oleh orang yang hebat Yu" kata Agung penuh semangat.

"Ding dong, ding ding dong"

"Wah bell udah bunyi tuh, yuk masuk kelas" ajak Rezky

Merekapun bubar dan masuk ke kelas masing-masing.

Setelah beberapa pelajaran usai, sekolahpun selesai juga. Seperti biasa Yuyu dan Rezky berpisah dipintu gerbang sekolah, karena rumah mereka beda arah. Diperjalanan, Yuyu melihat sosok yang mencurigakan disebuah lorong yang berada tidak jauh dari rumah Stefany. Karena penasaran, Yuyu mulai mendekati lorong tersebut, dan mengintip sedikit demi sedikit untuk melihat sosok apa yang dilihatnya tadi. Setelah Yuyu melihat kedalam lorong ternyata sosok itu adalah iblis yang memiliki tubuh seukuran manusia. Saat itu Yuyu pun teringat sebuah berita yang mengatakan bahwa, ada iblis yang seukuran manusia yang dimana iblis itu dapat bergerak dengan sangat cepat. Seketika Yuyu berpikir bahwa dia tidak akan selamat jika iblis itu melihatnya. Yuyu pun melangkah perlahan menjauh dari lorong itu. Namun itu sudah terlambat, karena iblis itu sudah mengetahui keberadaannya dan melompat kehadapan Yuyu. Melihat iblis tadi sudah ada dihadapannya, Yuyu mulai ketakutan dan mulai berdoa agar ada orang yang menyelamatkannya.

"Hahahahaha, doamu tidak akan menyelamatkanmu gadis cantik" kata iblis itu sambil tertawa jahat.

Setelah mendengar perkataan iblis itu, Yuyu kemudian berteriak meminta tolong.

"Tolong!!!" teriak Yuyu dengan keras.

"Diam!!!" kata iblis itu sambil mengayunkan tangannya kedepan untuk menikam Yuyu.

Sesaat sebelum tangan iblis itu mengenai tubuh Yuyu, tiba-tiba ada cahaya yang keluar dari tubuh Yuyu yang kemudian membuat iblis itu menjauh darinya dan terlihat kaget.

"Apaan barusan itu!!, Kau itu seorang Defenders ya!?" kata iblis itu dengan wajah terkejut.

"Sialan!!, Aku akan membunuhmu sekarang juga!!" kata iblis itu sambil berlari kearah Yuyu.

Yuyu yang masih kebingungan dengan apa yang barusan terjadi masih terdiam dan tidak sadar bahwa iblis itu sedang berlari kearahnya. Saat iblis itu sudah dekat dengan tubuh Yuyu yang masih terdiam dan mencoba membunuh Yuyu, tiba-tiba tangan iblis itu menghilang begitu saja.

"Ada apa ini!?, Kenapa tanganku tiba-tiba menghilang?" kata iblis itu dengan wajah panik.

Tanpa disadari dihadapan iblis itu ada seorang pria yang memegang tangannya.

"Hei kau!!, sejak kapan kau ada disitu!?, Dan mengapa tanganku ada padamu!?" tanya si iblis penuh amarah.

"Aku baru saja tiba disini, dan melihat gadis ini dalam bahaya, jadi aku langsung menebas tanganmu" kata pria yang baru tiba itu.

"Tunggu!!, Topeng itu, kau si anti-Demon!?" kata si iblis dengan wajah ketakutan.

Ternyata pria yang sedang melindungi Yuyu sekarang adalah pria yang sama yang telah menyelamatkannya lima tahun lalu, yaitu 01(Zero One). Tapi ada satu hal yang membuat Yuyu kebingungan, mengapa iblis itu menyebut Zero One sebagai anti-Demon. Sebelum kebingungan Yuyu hilang, beberapa anggota The Defender tiba ditempat itu dan kemudian membawa Yuyu menjauh dari tempat itu. Dari kejauhan, Yuyu melihat pertarungan Zero One dan iblis tadi, betapa kagumnya Yuyu melihat kehebatan penyelamatnya itu, terlebih lagi pertarungan itu berakhir hanya dengan satu ayunan tangan saja. Setelah pertarungan selesai Zero One datang menghampiri salah satu anggota The Defender dan sepertinya membicarakan sesuatu yang membuat orang itu kaget. Setelah berbincang dengan orang tadi, Zero One langsung pergi dari sana menghilang seperti ninja. Disaat yang bersamaan orang yang berbicara dengan Zero One tadi menghampiri Yuyu yang sedang dirawat.

"Halo dik, perkenalkan nama saya Markus Jovin, saya adalah ketua pasukan tim 25 The Defender cabang Berta Selatan" sapa orang tadi.

"Nama saya Nurul Zalma, salam kenal pak" jawab Yuyu

"Dik Zalma gak apa-apakan?" tanya pak Markus.

"Gak apa-apa kok, bahkan gak ada luka sama sekali" jawab Yuyu tersenyum.

"Kamu beruntung sekali ya, bisa bertemu Zero One disaat genting seperti tadi" kata pak Markus.

"Hehe, iya pak. Ini juga sudah kedua kalinya dia menolong saya" jawab Yuyu tersenyum.

"Oh, jadi ini yang kedua kalinya ya?" tanya pak Markus.

"Iya pak, yang pertama itu lima tahun yang lalu" jawab Yuyu.

"Wah sepertinya kamu ditakdirkan untuk bertemu dengannya ya" kata pak Markus setengah bercanda.

"Hahaha, enggak kok pak, semua itu cuman kebetulan" jawab Yuyu malu-malu.

"Tapi kebetulan itu akan segera berakhir" kata pak Markus dengan wajah serius.

"Maksud bapak?" tanya Yuyu terheran.

"Kamu terpilih sebagai The Chosen" sambung pak Markus.

"The Chosen!?" tanya Yuyu dengan wajah panik.

"Bukannya The Chosen itu adalah orang-orang yang dipilih khusus oleh The Defender untuk membentuk squad terkuat?" sambung Yuyu.

"Yap, benar sekali dan barusan kau dipilih oleh orang terhebat di The Defender" jawab pak Markus.

"Maksud bapak, aku dipilih oleh Zero One?" tanya Yuyu bingung.

"Iya, jadi, mulai besok kamu harus datang ke markas besar The Defender untuk melapor. Besok saat tiba diMabes perlihatkan kartu ini pada penjaga, dia akan mengantarmu" jelas pak Markus sembari memberikan sebuah kartu yang bertuliskan "The Chosen 01".

Setelah memberikan kartu itu, para anggota The Defender kembali ke markas mereka dan Yuyu diantar oleh seorang petugas kepolisian sampai kerumahnya. Saat masuk kedalam rumah, dia hanya memikirkan satu hal, yaitu apa maksud dari angka 01 pada kartu itu. Apakah dia adalah orang pertama yang menjadi The Chosen? Itu mungkin saja, karena selama ini tidak ada yg pernah melihat anggota The Chosen. Selagi dia terus memikirkan hal itu, tanpa disadarinya ibunya sudah memanggilnya dari tadi. Karena Yuyu tidak merespon, ibunya pun menyentuh pundaknya.

"Yu?" tanya ibunya sambil menepuk pundaknya.

Saat itu pula Yuyu kemudian tersadar.

"Iya bu" sahut Yuyu terkaget.

"Kamu kok dari tadi ibu panggil gak nyahut, itu yang kamu pegang apa?" tanya ibu Yuyu sambil menunjuk kartu penanda The Chosen.

"Begini bu, sepertinya aku dipilih sebagai The Chosen, dan kartu ini adalah penandanya" jawab Yuyu dengan lembut.

"Kamu dipilih sebagai The Chosen!? Seriusan nak?" tanya ibu Yuyu terkaget.

"Iya bu, dan lagi, katanya besok aku harus melapor ke markas besar The Defender" jelas Yuyu.

"Ya ampun nak, inikan kerjaan yang berbahaya" kata ibu Yuyu dengan wajah cemas.

"Iya bu, aku tahu. Tapi, aku pasti dipilih karena alasan tertentu" kata Yuyu meyakinkan ibunya.

"Yang dikatakan Yuyu itu benar bu. Masalah keselamatannya serahkan saja pada The Defender" sambung ayah Yuyu yang baru saja keluar dari dapur.

"Tapikan yah, inikan pekerjaan melawan para iblis itu yah" kata ibu Yuyu.

"Gak usah cemas bu, Yuyu pasti bisa jaga diri sendiri. Dia kan udah gede, lagipula ini The Chosen loh. Ibu gak tau ya, orang yang mengawasinya itu orang-orang yang hebat, jadi gak usah takut" kata ayah Yuyu mencoba meyakinkan istrinya.

Setelah pembicaraan yang cukup panjang, akhirnya ibu Yuyu jadi lebih tenang dan menyemangati Yuyu agar jadi orang yang hebat di The Defender. Karena esok hari dia akan pergi ke markas besar The Defender, Yuyu tidur cepat hari ini, agar dia tidak terkena macet dijalan karena besok adalah hari minggu dan hari yang sangat padat kendaraan.

Jam telah menunjukkan pukul 06.30. Yuyu yang sudah siap untuk berangkat berpamitan dengan kedua orang tuanya. Saat mereka keluar dari rumah, taxi yang sudah dipesan oleh Yuyu lewat aplikasi sudah tiba. Setelah masuk kedalam taxi Yuyu kembali berpamitan dengan orang tuanya dan meminta mereka mendoakannya agar selamat sampai tujuan. Setelah berpamitan, taxinya pun berangkat menuju markas besar The Defender. Dalam perjalanan Yuyu dan supir taxi berbincang-bincang agar perjalanannya tidak terasa panjang. Setelah tiba dikota Alpaca, markas besar The Defender langsung terlihat. Yuyu terpukau dengan ukuran Mabes The Defender yang sangat besar itu, yang katanya memiliki tinggi yang sama dengan gunung tertinggi didunia. Tidak lama setelah memasuki kota Alpaca, Yuyu sudah tiba didepan pintu gerbang Mabes The Defender. Setelah Yuyu keluar dari taxi, seorang penjaga kemudian menghampiri Yuyu.

"Permisi dik, ada yang bisa saya bantu?" tanya penjangga itu.

"Oh tunggu sebentar pak" jawab Yuyu sambil mengambil kartu didalam kantongnya.

"Ini pak, silahkan dilihat" ucap Yuyu sambil menyerahkan kartu The Chosen miliknya.

"Wah inikan! Silahkan ikuti saya, saya akan bawa anda kelokasi" kata penjangga yang tiba-tiba bersifat formal.

Yuyu kemudian mengikuti penjaga itu dan masuk kedalam lift. Setelah masuk kedalam lift, penjangga tadi langsung memencet tombol menuju lantai 21. Mereka pun tiba dilantai 21, dan penjaga tadi mengantar Yuyu kedepan sebuah ruangan.

"Saya sampai sini saja, silahkan perlihatkan kartu itu pada petugas yang ada didalam" kata penjaga itu yang kemudian meninggalkan tempat itu.

Jantung Yuyu kemudian berdegub kencang dan memikirkan apa yang ada didalam sana. Apa yang akan dia hadapi setelah masuk keruangan itu, dan takdir apa yang menunggunya

Chương tiếp theo