webnovel

I Like Her, I'll Protect Her

Ibu jari Aaron menggeser tombol hijau "halo?"

"kau masih berada di sampingnya 'kan?"

"ya, kau di mana?" jawabnya sekilas melirik Chaewon

"sebentar lagi aku akan sampai. Bagaimana keadaanya?"

"membaik, dia juga telah siuman. Kau ingin bicara dengannya?"

"tidak perlu" Kyuhyun menutup teleponnya.

Aaron hanya menghela nafas, bingung dengan tingkah laku sahabatnya. Matanya kembali bertemu dengan mata Chaewon yang sayu "aku akan mengajarimu tentang cinta kapanpun kau mau" senyum terukir di wajah pria itu.

"aku harus kembali berkeliling, tidak apa kalau aku tinggal, kan?" ucapnya sambil melihat jam tangan

"ya"

"okay, ingat! Kapanpun" Aaron mengerling lalu keluar dari kamar Chaewon

Chaewon memandang sekeliling ruang yang terasa sepi serta lebih luas sepeninggal Aaron. Satu-satunya yang menemani dirinya hanyalah janin dalam perutnya. Chaewon mengelus perutnya yang membuncit, berharap ada pergerakan dari dalam sana tetapi bayinya terlalu tenang.

.

Kyuhyun memasuki kamar inap Chaewon, berjalan mendekat untuk melihat Chaewon terbaring di sana dengan mata yang terpejam. Kulit Chaewon terlihat lebih pucat dari biasanya, tubuhnya yang kurus kini semakin mengurus, terasa sangat rapuh membuat Kyuhyun takut akan menyakitinya bahkan hanya dengan sekedar menggenggam tangannya.

Chaewon merasakan ada seseorang di dalam ruangannya, di antara sunyi yang sebelumnya menyelubungi saat ini ia dapat mendengar suara deru nafas lain yang beradu dengan miliknya. Perlahan Chaewon membuka kelopak matanya dan mendapati sosok Kyuhyun telah berdiri di sampingnya, menatapnya tak berekspresi. Tidak ada kata yang terucap di antara keduanya, hanya saling bertatapan.

"I'll be going" Kyuhyun berbalik meninggalkannya.

"maaf" hanya satu kata itu yang berhasil Chaewon ucapkan dengan suara yang tercekat.

"untuk apa?" Kyuhyun berhenti sedikit menoleh ke arah Chaewon.

"karena telah membuatmu marah tempo hari"

"lupakan saja" Kyuhyun melanjutkan langkahnya meninggalkan Chaewon.

Chaewon tidak melakukan apa-apa untuk menahan kepergiannya, sampai Kyuhyun benar-benar pergi meninggalkannya. Dan terjadi lagi, mata Chaewon mulai digenangi oleh airmata, entah mengapa airmatanya keluar begitu saja. Dadanya terasa sesak, seakan-akan seluruh emosi yang terpendam selama ini akhirnya meluap dan tumpah berupa bulir-bulir kesedihan.

Chaewon benci dirinya yang seperti ini. yang lemah dan tidak bisa lagi memendam emosinya. Bahkan dirinya sempat berfikir apakah ia memiliki alter ego yang akan keluar saat ia sedang sakit? Karena kepribadian mereka sangat berbeda. Tetapi Chaewon sadar, bahwa itu tidak benar, dirinya hanya lelah memakai topeng dan sekali waktu topeng itu harus dilepasnya.

Kyuhyun berdiri mematung di samping pintu kamar Chaewon, tidak beranjak barang selangkah. Hanya berdiam diri di sana dengan punggung yang bersandar pada dinding, kakinya sangat berat untuk ia langkahkan.

"kau tidak masuk?" tanya Aaron mendekat, dia baru saja selesai berkeliling.

"tidak, aku sudah memastikan keadaannya baik-baik saja. Aku pulang" Kyuhyun mulai melangkahkan kakinya melewati Aaron.

"kau akan meninggalkannya begitu saja?" pertanyaan itu membuat Kyuhyun kembali menghentikan langkahnya.

"ya"

Aaron mengepalkan tangannya "ikutlah denganku, ada yang ingin kubicarakan"

Tanpa curiga barang sedikitpun Kyuhyun mengikuti Aaron ke ruang kerjanya. Setelah mereka masuk, Kyuhyun dikejutkan dengan tinju yang mendarat ke wajahnya.

"what the heck are you doin'?" serunya sambil memegang sisi kiri wajahnya yang terkena kepalan tinju milik Aaron.

"aku merasa lega setelah melakukannya" ungkap Aaron santai sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang ia gunakan untuk menonjok wajah Kyuhyun dan kemudian berjalan mengambil kotak P3K.

"kemarilah" perintahnya.

"Brengsek! Kenapa kau menonjokku?"

"sakit bukan? Aku hanya ingin menunjukkan bahwa tidak ada orang sakit yang baik-baik saja" Aaron memberikan kompres pada wajah Kyuhyun.

"apa kau harus menonjokku seperti itu? Kau bisa menjelaskannya secara verbal"

"itu lebih cepat" Aaron terduduk di kursi kerjanya, "apa kau benar-benar akan meninggalkannya?" Aaron bertanya memastikan.

"ya" tidak seperti jawaban sebelumnya yang terdengar tak acuh, kini jawabannya terdengar sedikit ragu.

"mengapa?"

"aku tidak perlu menjelaskan semuanya padamu 'kan?"

"aku hanya ingin memastikan bahwa keputusan yang kau pilih benar"

"aku yang menentukan benar atau salah, bukan kau"

"Chaewon, wanita itu..apa kau tahu penyebab sakitnya adalah stres?*"

Kyuhyun terdiam.

"bahkan tanpa ia ketahui. Tubuhnyalah yang bereaksi terhadap stres tersebut, apa kau tahu penyebab dari stresnya?" selidik Aaron.

"mana ku tahu" sahutnya, mencoba menghapus semua kemungkinan bahwa dialah penyebabnya.

"apa kau sempat berbicara dengannya?"

Kyuhyun terdiam termangu. Melihat diamnya Kyuhyun, Aaron menebak kalau Chaewon sempat berbicara dengannya.

"apa kata pertama yang dia ucapkan padamu?"

"maaf" suara Kyuhyun sangat rendah dan juga kecil menyerupai bisikan, ekspresinya kosong.

'apa benar ia jatuh sakit karena hal itu? Itu tidak mungkin..wanita secuek Yoon Chaewon jatuh sakit hanya karena..itu tidak mungkin 'kan?' pikirnya tak percaya

"sebaiknya kau kembali melihatnya" saran Aaron, Kyuhyun menatap Aaron masih dengan wajah tak percayanya.

"Yoon Chaewon. Di balik sisi dingin dan menyebalkan seperti yang kau ceritakan, sesungguhnya dia wanita yang rapuh. Ia sulit memperlihatkan perasaannya karena ia takut dengan rasa sakit yang akan ia rasakan saat jatuh cinta" terdapat nada menyayangkan dalam suara Aaron.

"aku akan melindunginya" lanjut Aaron, "Aku menyukai dia, Yoon Chaewon"

Bagaikan ada jentikan jari yang menyadarkannya dari keterpakuan, Kyuhyun langsung bangkit dan melayangkan balasan atas tinju yang Aaron berikan padanya.

"sekarang kita impas" tukasnya sambil melempar kompres pada Aaron.

Aaron yang jatuh terduduk di lantai akibat tinju Kyuhyun hanya terkekeh miris, Kyuhyun berjalan keluar dari ruangan itu.

*di sini Aaron cuman mau ngetes Kyuhyun aja, dia bener mau ninggalin Chaewon apa engga. Jadi meskipun gejala tifus memang disebabkan oleh salmonela, stress bisa dibilang sebagai trigger penyakit ini muncul.

Karena kalo stress otomatis daya tahan tubuh berkurang, di ff ini abaikan saja detail seperti itu yaaaa

tmichariecreators' thoughts
Chương tiếp theo