Hati Yang Dikosongkan

Mereka tidak bisa melihatnya, termasuk Bei Mingyan dan Heibai Wuchang.

Di mata mereka, seharusnya mereka hanya melihatku. 

Melihat aku sendirian, berdiri di dekat sumur dan di samping tubuh anak laki-laki itu. 

Saat ini, dengan cepat aku berjongkok dan bersembunyi di rumput. Jika mereka tahu anak yang mereka cari mati di sini dengan masih ada seseorang yang berdiri di dekatnya, tidak heran kalau aku akan dianggap sebagai pembunuh.

Bei Mingyan masih berdiri di tempat dengan tenang, hanya melirik ke arahku dengan pandangan mencemooh di bagian bawah matanya. Ia tampak seperti sedang pamer padaku karena tidak perlu bersembunyi.

Kali ini aku sama sekali tidak peduli dengan penghinaannya. Jantungku berdegup kencang dan bersembunyi di rumput sembari menatap penduduk desa.

"Ah Mao!" Seorang wanita tiba-tiba meraih tubuh anak laki-laki itu, menangis sesenggukan. Sepertinya ia adalah ibu anak itu.

"Ah Mao! Ada apa denganmu?"