webnovel

Yoshino AKEMI

(POV Akemi)

Hmm... apa ya yang harus aku ceritakan. Pasti gara-gara teman-temanku, kamu jadi menganggap kalau aku itu orang yang hebat. Hmm... memang iya. Tapi, bukan aku saja yang hebat. Teman-temanku juga hebat. Aku yakin, kamu juga pasti orang yang sangat hebat. Benar, 'kan?

Kekuatan aneh?

Aku punya.

Kekuatan anehku adalah kepintaran tanpa batas.

Ya, itulah yang aku katakan pada semua orang.

Padahal aslinya, bukan itu kekuatan anehku.

Kepintaran milikku saat ini, bukanlah kekuatan aneh. Itu murni karena otakku jenius. Ahaha, tidak-tidak. Itu karena sejak kecil aku senang sekali belajar. Tidak hanya belajar di buku, tapi juga belajar di televisi, alam bebas, percakapan manusia dan hal-hal lainnya yang bisa menjadi sumber pembelajaran. Bahkan, aku juga sering belajar sama tukang semir sepatu.

Kekuatan anehku yang sebenarnya?

Kekuatan anehku yang sebenarnya adalah: Bisa mengetahui hal yang disukai orang lain.

Tidak hanya makanan kesukaan, orang kesukaan ataupun musik kesukaan. Kekuatan anehku bisa mengetahui sesuatu yang akan menyenangkan orang lain.

Misalkan kamu sedang ngobrol sama pacarmu. Saat ngobrol, pasti ada sesuatu yang kamu harapkan agar pacarmu mengatakan hal itu. Entah itu pujian, perhatian atau apalah. Nah, aku bisa tahu hal yang kamu harapkan itu.

Contoh lain.

Suatu hari, kamu sangat membutuhkan uang untuk membeli barang kesukaanmu yang limited edition. Tapi, di satu sisi, kamu juga membutuhkan uang itu untuk keperluan yang lain. Mau pinjem sama orang lain, tapi kamu malu. Nah, meski kamu gak ngomong apa-apa, aku bakalan tahu kalau kamu sedang butuh uang. Jadi, aku bisa memberimu uang pinjaman dan kamu akan merasa senang.

Intinya, aku adalah orang paling peka sedunia. Kamu gak kasih kode pun aku bakalan tahu apa yang kamu mau. Hahaha.

Satu-satunya murid yang tahu kekuatan aneh asliku hanyalah Shino. Tapi, Shino pasti pura-pura tidak tahu rahasiaku, bener gak? Baguslah, Shino memang pandai menjaga rahasia.

Meski membuat orang lain bahagia itu bagus, ada kalanya aku harus menahan diri. Contohnya ketika aku tahu kalau Maggiana sangat menyukaiku. Kalau aku menuruti segala hal yang akan membuat dia senang, bisa-bisa aku dan Maggiana akan terlibat skandal Yuri— 'kan bahaya.

Setiap kali melihat Hoshi juga sama. Hal yang paling membuat Hoshi senang adalah kalau aku menyatakan cinta padanya dan bilang 'Hoshi Sayang'. Aku mana mau melakukan itu. Kalau aku melakukan itu, bisa-bisa Hoshi mati di tempat.

Meski kekuatan anehku sangat hebat, ternyata kekuatan anehku ini pernah gagal juga. Tidak, bahkan selalu gagal kalau targetnya Hide. Saat itu, aku belum tahu kalau Hide memiliki sifat tsundere.

Suatu hari, aku melihat Hide sedang duduk sendirian. Saat itu, hal yang paling diinginkan Hide adalah ada orang yang menyapanya. Karena aku tahu Hide sedang ingin disapa, yasudah aku langsung sapa saja.

"Halo Hide."

"Pergi sana!"

Loh, kok dia marah, sih. Bukankah disapa akan membuatnya senang?

Aku pun langsung pergi dan meninggalkan Hide.

Karena penasaran, suatu hari aku coba lagi untuk membuat Hide senang. Kali ini, Hide sedang ingin makan roti melon. Yasudah, aku belikan saja.

"Ini Hide, buat kamu. Aku belinya kebanyakan," kataku sambil memberi Roti Melon.

"Aku gak lapar, makan aja sendiri."

"Gapapa, makannya nanti aja pas malem."

"Aku gak suka Roti Melon. Pergi sana!" Hide mengusirku lagi.

Kok gitu, sih. Hatinya kan bilang dia itu suka roti melon. Apa kekuatan anehku sedang error, ya?

Aku bukan orang yang gampang menyerah, aku memutuskan untuk mencoba lagi membuat Hide jadi senang. Kali ini, dia sedang ingin ngobrol dengan Sera.

Sebenarnya, susah juga kalau keinginannya harus melibatkan orang lain. Tapi, aku akan tetap mencobanya.

"Sera, kamu masih bingung ya, sama soal fisika yang satu ini?" kataku setelah mendatangi bangku Sera.

"Iya nih, kamu bisa bantu, gak?" tanya Sera yang tampak kebingungan.

"Maaf, aku gak jago fisika. Coba kamu tanya Hide, dia pintar loh fisikanya!"

"Serius?"

"Iya," kataku, meyakinkan.

Akhirnya, Sera mendatangi bangku Hide. Hide yang sedang melamun langsung terkaget-kaget. Bidadari sudah ada di depan bangkunya. Aku memperhatikan percakapan mereka dari jauh.

"Hide, apa kau bisa mengerjakan soal yang satu ini?" Sera menunjuk soal di bukunya.

"Ya, aku bisa, lalu?"

"Tolong, ajari aku!" Sera menangkupkan kedua lengan.

"Hah? Males banget ngajarin orang kayak kamu!" Hide memalingkan pandangan.

Eh, apa usahaku gagal lagi?

Sera tampak muram. "Yasudah kalau begitu."

Ketika Sera hendak melangkah pergi, Hide bicara lagi.

"Ehm... khusus untuk hari ini, aku akan berbaik hati. Ke sini kau bodoh, aku akan mengajarimu," ucap Hide dengan wajah kemerahan.

Ekspresi Sera berubah sumringah. "Waah, makasih! Tolong ajarkan aku, Hide!"

"Iya iya, cepat ambil kursimu!"

Dari jauh aku sudah bisa melihat kalau Hide benar-benar senang saat itu.

Syukurlah, aku ikut senang melihatnya.

Misiku telah berhasil.

***

Tidak hanya teman sekelas saja, orang asing pun banyak yang aku bantu. Seperti pedagang yang sedang krisis uang, aku langsung beli dagangannya, atau orang tua yang sedang ingin dipijat, namun sungkan untuk meminta, aku langsung saja memijatnya. Lumayan, olahraga otot.

Mungkin kalian masih bingung. Kekuatan anehku bukan membaca pikiran seperti Shino, kekuatan anehku hanya memberi tahu hal yang akan membuat orang lain senang saja. Jadi, aku tidak bisa tahu saat seseorang sedang bersedih, berpikiran jorok atau menyimpan rahasia. Dibanding membaca pikiran, kekuatan anehku lebih seperti membaca perasaan.

Kurasa aku sudah cukup banyak bercerita, aku sudahi saja, ya.

Oh iya, sebenarnya aku ...

Ah, tidak jadi.

-----------------------------

Murid Aneh Terakhir: Yoshino AKEMI

Kekuatan Aneh: Monster

Letak Bintang: Leher

Chương tiếp theo