webnovel

Takahashi KENSEL

(POV Kensel)

Namaku Kensel. Kau bisa memanggilku Kensel. Boleh juga memanggilku Cancel, karena cara pengucapannya sama saja. Kalau aku hidup dalam sebuah film, mungkin aku seseorang yang biasa disebut sebagai karakter sampingan. Seperti penjual ramen, kepala desa, pengantar pizza atau bahkan hanya orang lewat yang wajahnya pun sampai disensor. Wajar saja, karena di kelas ini, aku termasuk tokoh yang dianggap tidak begitu penting. Cih!

Entah kenapa, kebanyakan anak menganggapku sebagai kacungnya Rock. Hanya karena aku sering pergi bersama Rock, orang-orang sampai mengatakan kalau aku bawahannya Rock. Apakah penampilan Rock memang terlihat seperti bos? atau penampilanku saja yang terlihat seperti babi? eh, babu?

Setiap kali aku berjalan sendirian, orang-orang pasti menanyaiku dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang sangat menjengkelkan.

"Hey, kau tidak bersama Rock?"

"Rock ada di mana?"

"Apakah Rock baik-baik saja?"

"Rock sudah mandi belum?"

"Bilangin pada Rock, kalau makan pake tangan."

Padahal orang yang ada di hadapan mereka adalah aku, tapi yang mereka tanyakan selalu saja Rock. Tidak ada satu orang pun yang menanyai kabar dan keadaanku saat ini, seolah aku ini tidak penting sama sekali. Padahal kalau makan, aku juga pake tangan. Cih!

Mungkin ini semua gara-gara kekuatan anehku. Kekuatan aneh yang sangat aku benci. Kekuatan aneh sialan. Kekuatan anehku adalah: Menambah kharisma orang yang duduk di sebelahku.

Orang yang duduk di sebelahku otaknya mendadak jadi encer. Orang yang duduk di sebelahku bakalan pinter ngomong. Orang yang duduk di sebelahku mendadak jadi seperti Akemi. Pokoknya, orang yang duduk di sebelahku akan berubah menjadi sosok yang luar biasa.

Hashimoto yang pemalunya super-duper sangat pemalu sekali pun langsung bicara dengan lancar ketika aku duduk di sampingnya. Hoshi yang bodohnya keterlaluan pun mendadak jadi pakar matematika ketika berada di sebelahku.

Semua anak ingin duduk di sebelahku. Tapi, semua anak itu aku tolak. Tidak mungkin aku melakukannya. Kalau aku melakukannya, bisa-bisa semua anak di Kelas 1-F jadi jenius seperti Akemi, sedangkan aku bego sendirian. Aku tidak sudi jika hal itu sampai terjadi. Mau ditaruh di mana mukamu? Eh, mukaku.

Nah, mungkin gara-gara itulah mengapa Rock jadi terlihat bersinar, sedangkan aku semakin terlupakan. Soalnya, aku harus duduk di sebelah Rock setiap hari, karena bangkunya ada di sebelahku. Mau bagaimana lagi, 'kan?

Perlahan demi perlahan, pengetahuan dan keterampilan Rock semakin bertambah saja. Banyak orang yang semakin mengaguminya, termasuk semakin banyak pula orang yang memandangku rendah. Cih!

Namun, hal itu tidak serta merta membuatku menjauh dari teman-teman. Justru sebaliknya, aku selalu menggunakan kekuatan anehku di saat yang tepat. Aku selalu menggunakan kekuatan anehku untuk berbuat jahil. Hahaha.

Suatu hari, aku pernah memergoki Hashimoto sedang menulis surat cinta. Dia sangat serius membuatnya. Saat dia selesai menulis, aku mengambil kursi dan duduk di sebelahnya.

"Waah, surat cinta, ya?" kataku sambil merangkul Hashimoto.

"Waah, temannya Rock, ya?" Hashimoto meledek.

"Cih. Aku Kensel. Kensel. Ah, sudah lupakan. Ngomong-ngomong, kenapa kamu gak ngomong langsung saja? Cupu kalau pake surat," kataku, menggoda Hashimoto.

"Benar juga, ya. Baiklah, sebentar aku mau beli bunga dulu."

Dengan bergegas, Hashimoto berlari keluar dan pergi membeli sebuket bunga. Padahal waktu istirahat sudah hampir habis.

Tiga puluh menit kemudian Hashimoto sudah tiba di kelas dengan membawa sebuket bunga mawar.

*Jedar!

Hashimoto membanting pintu kelas.

Dengan anggun, Hashimoto berjalan mendatangi tempat duduk Shino yang berada paling depan. Padahal, saat itu Jui-sensei sedang mengajar, tapi Hashimoto tidak memperdulikannya. Sambil berlutut, dia menyodorkan bunga itu kepada Shino.

"Gunung sudah kudaki, lautan telah kusebrangi, sumur sudah kugali, planet mars sudah kutempati. Ternyata bidadarinya ada di sini. Shino, mau kah kau jadi pacarku?" Hashimoto mengungkapkan cinta dengan tatapan serius.

Anak-anak tercengang melihat kelakuan Hashimoto yang berubah 180 derajat. Jui-sensei pun sampai jadi patung karena kagetnya. Sedangkan aku hanya berusaha menahan tawa.

"Hmm... Hashimoto, sepertinya kamu sedang lapar. Nih, ada Stickers, kamu makan saja. Lumayan, bisa menunda lapar." Shino menyodorkan sebatang coklat karamel yang masih dibungkus.

Hashimoto terdiam. Sepertinya, efek kekuatan anehku sudah habis. Hashimoto sudah tidak jadi pemberani lagi.

Setelah itu, Hashimoto jadi salting. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Hashimoto langsung mendekati Jui-sensei. Dia memberikan bunga itu pada Jui-sensei, kemudian kembali ke tempat duduknya.

Di hari itu, Hashimoto jadi lebih pendiam dibanding hari biasanya. Wajahnya pasti memerah karena malu. Sialan, aku benar-benar merasa bersalah. Hahaha.

--------------------------------------

Murid Aneh 11: Takahashi KENSEL

Kekuatan Aneh: Energy Transfer

Letak Bintang: Betis Kiri

Chương tiếp theo