webnovel

Pelabuhan Terakhir

Suara ketukan di pintu kamar hotel membuat Viona harus membuatnya berpakaian lebih cepat , setelah pakaiannya rapi Viona dengan setengah berlari ke arah pintu yang tak berhenti diketuk itu .

" sabar " ucap Viona pelan saat menyambut kedatangan Fernando ketika membuka pintu kamarnya.

" kau satu-satunya orang yang membuatku menunggu lama " sengit Fernando merajuk sambil berjalan cepat masuk kedalam kamar presiden suit itu .

Viona tersenyum tipis melihat tingkah Fernando yang sedang merajuk itu , sikap Fernando mengingatkan dirinya akan sosok mendiang Zevanya yang akan merajuk seperti Fernando ketika keinginannya tak dipenuhi . Cara duduk Fernando pun sekilas terlihat seperti Zevanya , kini Viona paham dari mana Zevanya mendapatkan sikap lucunya itu .

Dengan langkah pelan Viona berjalan ke arah kulkas yang ada di dekat meja rias untuk mengambil minuman dingin yang ada didalamnya untuk ia berikan pada Fernando yang sedang duduk di kursi , saat Viona berhasil mengambil dua botol minuman dingin tiba-tiba diperutnya melingkar tangan kekar Fernando hingga membuat Viona menjerit kecil karena kaget .

" kenapa kau sedih ? " bisik Fernando pelan sambil mencium rambut wangi Viona yang kebetulan baru selesai keramas tadi pagi

" no , siapa yang sedih " jawab Viona berbohong .

" i know you Vio , tell me what happen with you " tanya Fernando dengan nada dingin .

" I saw you almost crying " imbuh Fernando pelan sambil memutar tubuh Viona hingga kini berhadapan dengannya .

Fernando menatap wajah sendu Viona dengan tatapan penuh kerinduan , Fernando terlihat sangat berusaha menahan dirinya untuk tak memakan Viona saat itu juga .

" jawab pertanyaanku Vio !! " ucap Fernando memaksa .

" aku teringat Zeze " jawab Viona lirih diiringi air mata yang mengalir dari kedua matanya pelan .

" why ? " tanya Fernando penasaran , ia mengira Viona sudah melupakan mendiang putrinya itu .

" melihat tingkahmu tadi mengingatkan aku pada Zeze , dulu ketika zeze merajuk ia akan bertingkah .....

Cup ... brak..

Fernando langsung mencium bibir Viona hingga membuat Viona kaget dan menjatuhkan dua botol minuman dingin yang ia pegang ke lantai . Viona mencoba melepaskan diri dari pelukan Fernando yang sedang melahap bibirnya itu tapi semakin Viona melawan semakin erat pula pelukan Fernando pada tubuh Viona hingga membuat Viona pasrah , hanya air mata yang mengalir cukup deras lah yang menunjukan kalau ia menolak perlakuan Fernando . Saat menyadari air mata Viona makin terasa banyak Fernando menghentikan ciumannya pada Viona .

" maafkan aku , aku tak bisa menahan diriku jika melihat mu seperti tadi " ucap Fernando sembari menyeka air mata Viona yang membasahi wajahnya yang belum terkena make up itu .

" i hate you " cicit Viona sambil menyeka bibirnya dengan kedua tangannya persis seperti anak kecil .

" jangan ingatkan aku pada masa lalu kita Vio " ucap Fernando sambil tersenyum .

Viona memukul dada Fernando dengan kesal ia kemudian melepaskan tangan Fernando yang masih menyentuh pinggang rampingnya dengan kesal , Viona lalu berjalan dan duduk di sofa meninggalkan Fernando yang masih berdiri didepan kulkas .Melihat Viona duduk membuat Fernando menyusulnya setelah mengambil dua botol minuman dingin yang tergeletak dilantai itu .

" setelah kau membahas Zeze aku jadi teringat masa indah kita dulu " ucap Fernando pelan sambil meletakkan satu botol minuman dingin diatas meja untuk Viona .

" masa indah apa !! kau selalu menindasku dulu " sengit Viona dengan ketus .

" cintaku padamu sejak dulu tak berkurang sedikitpun Vio " sahut Fernando cepat .

Deg

Deg

Jantung viona berdetak kencang mendengar perkataan Fernando tapi ia berusaha menahannya karena tak mau jatuh lagi dalam perangkap Fernando .

" apa kau sudah tau siapa pelaku yang merusak apartemenku ? " tanya Viona tiba-tiba mengalihkan pembicaraan .

" nihil ... dia sangat pintar , menurut polisi ia melakukan itu untuk menekanmu " jawab Fernando serius .

" tapi aku tak punya musuh " ujar Viona mencoba menjelaskan .

" tak usah khawatir aku akan melindungi mu Vio , tak ada yang bisa menyakiti wanita Fernando " ucap Fernando dengan tersenyum .

" siapa yang mau jadi wanitamu !!! " pekik Viona menyembunyikan rasa gugupnya .

Fernando mencoba menahan tawanya melihat tingkah Viona yang panik . Perlahan Fernando mengeluarkan secarik sobekan baju yang tak cocok dengan baju Viona yang sudah dihancurkan oleh peneror dari dalam saku celananya .

" kau kenal atau pernah melihat orang yang memakai baju ini sebelumnya ? " tanya Fernando pelan pada Viona .

" no , lagipula mana bisa aku mengenali orang hanya dari baju " jawab Viona bingung .

" tapi ini bukan sobekan salah satu bajumu kan ? " tanya Fernando memastikan .

" I've never had clothes like that " ucap Viona mempertegas pernyataannya .

Fernando kemudian berjalan ke arah lemari membuka lemari dimana anak buahnya sudah menyimpankan baju untuknya seperti apa yang sudah ia titahkan pada anak buahnya

" tunggu aku mandi baru kita sarapan ke bawah " pesan Fernando sembari membuka bajunya satu demi satu dihadapan Viona .

" sana pergi !!! dasar jahat " teriak Viona panik ketika melihat Fernando membuka kancing celana panjangnya sambil menutup matanya dengan kedua tangannya .

Melihat Viona panik membuat Fernando tertawa ia kemudian memilih masuk kekamar mandi dan membuka bajunya didalam karena tak mau membuat Viona lebih panik lagi . Setelah dua puluh menit kemudian Fernando keluar dari kamar mandi dan sudah berganti pakaian bersih , ia tersenyum melihat Viona tengah serius didepan laptop untuk melihat proses operasi yang dilakukan oleh dokter favoritnya di London .

Fernando berdiri dibelakang Viona ikut melihat bagaimana dokter terlihat sedang memasang sebuah ring didalam jantung seorang pasien , melihat secara dekat bagaimana jantung berdetak membuat Fernando bergidik ngeri . Walau ia seorang lelaki yang hidup penuh dengan kekerasan tapi ia tetaplah manusia yang akan merasa takut ketika melihat proses operasi secara langsung walau hanya melalui video .

Prank

Sebuah gelas jatuh karena terkena tangan Fernando yang berusaha berpegangan pada pinggiran meja saat berusaha menopang berat tubuhnya dan membuat Viona menoleh dengan cepat ke arah Fernando .

" kau kenapa ? " tanya Viona kaget saat melihat Fernando terlihat pucat .

" kenapa kau sepagi ini harus melihat itu " ucap Fernando terbata .

" memangnya kenapa ? aku sedang belajar " sahut Viona tanpa perasaan bersalah .

Fernando menelan salivanya mendengar perkataan Viona , keringat dingin mengalir dari keningnya yang sontak membuat Viona tertawa . Viona kemudian mengambil tissue untuk membersihkan keringat yang membasahi wajah tampan Fernando , dengan telaten ia membersihkan kening dan wajah Fernando ia juga memberikan Fernando sebotol minuman untuk membuat Fernando tenang .

" dasar perempuan tanpa perasaan !! " ucap Fernando dingin .

" siapa ? aku ? " tanya Viona menghentikan gerakannya .

" ya lah siapa lagi perempuan diruangan ini kecuali kau sweety " jawab Fernando tanpa rasa bersalah .

" atas dasar apa kau mengatakan aku perempuan tanpa perasaan ? " tanya Viona sambil menatap tajam mata fernando .

" ya bagaimana mungkin seorang perempuan sepagi ini sudah melihat video tubuh manusia yang dibedah seperti itu !! " ucap fernando sambil mengangkat satu alisnya .

Mendengar perkataan Fernando membuat Viona tertawa sampai keluar air mata , ia merasa lucu mendengar perkataan fernando .

" pekerjaanku dokter tentu saja aku harus melihat itu dan itu tak ada hubungannya dengan sadis atau tidak , lagipula aku melihat video itu untuk belajar bukan untuk merencanakan kejahatan kan . Pisau kami digunakan untuk menyelamatkan nyawa seseorang tidak sepertimu yang menggunakan kekuasan untuk membunuh orang " ucap Viona menyindir Fernando sambil berjalan ke arah kulkas .

Fernando membatu mendengar perkataan Viona , ia sama sekali tak menyangka Viona akan berkata seperti itu padanya . Ada rasa menggelitik di dalam diri Fernando setelah Viona memaki dirinya .

Mata fernando melihat kemana arah Viona pergi , sebuah senyuman tersungging di bibir Fernando ia pun berjalan mendekati Viona dan memeluknya dari belakang sehingga membuat Viona memekik karena kaget .

" lepaskan !! " pinta Viona berulang-ulang .

" biarkan aku memelukmu sebentar vio " bisik Fernando dengan lirih .

" aku ingin kau menikah denganku Vio , jadilah peneduh jiwaku Vio , jadilah penyejuk batinku " imbuh Fernando sambil mencium tengkuk Viona hingga membuat Viona merinding seketika .

Viona langsung melepas paksa tangan Fernando yang sedang memeluk tubuhnya , Viona langsung berlari ke arah meja dimana laptopnya berada . Ia langsung menyambar laptopnya dan berjalan keluar kamar tanpa sepatah katapun , hanya tatapan matanya saja yang masih menatap Fernando .

Fernando bersandar di kulkas sesaat setelah Viona melepas paksa pelukannya , ia menyentuh dadanya yang terasa sesak . Belum pernah ia mencintai perempuan seperti saat ini ia mengingkan Viona .

" kau harus jadi milikku Viona cepat atau lambat " ucap Fernando lirih sambil menatap ke arah pintu dimana Viona keluar .

Bersambung

Chương tiếp theo