webnovel

kekecewaan Viona

Dengan menahan rasa kagetnya karena melihat profesor Frank marah-marah Viona berjalan ke arah ruangan tempat untuk melakukan medical check up untuk melakukan pemeriksaan organ vital untuk melihat apakah calon karyawan ada yang terkena penyakit atau tidak , biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh dokter lain tapi entah kenapa profesor Frank meminta Viona melakukan bagian ini padahal Viona adalah dokter bedah .

Ceklek ..

Viona membuka pintu ruangan tempat berkumpulnya calon karyawan yang akan ia periksa .

" kalian bisa duduk di sebelah sana sementara saya cek satu persatu " ucap Viona pada para pasiennya .

" ok dokter ...

Brak

Sebuah buku yang dibawa oleh calon karyawan Endurance Corporation yang akan melakukan medical check up jatuh begitu melihat sosok dokter yang ada dihadapannya .

" kak vio " ucap gadis yang bernama Liona kaget melihat Viona memakai baju dokter .

" Viona !! kau viona kan " hardik Amber sambil bangun dari kursi tempat duduknya .

" amber , liona , Ivy ...kalian semua " ujar Viona dengan tergagap menyebut beberapa nama adik-adiknya .

Viona terkejut melihat penampilan adik-adiknya yang besar bersamanya di panti dulu , ia tak pernah menyangka akan melihat penampilan adik-adiknya yang menggunakan pakaian yang terbuka bahkan sangat tak layak pakai menurut Viona . Ada rasa bersalah dan sedih didalam dirinya melihat kondisi adik-adiknya sekarang .

" ohh jadi sekarang hidupmu sudah sesukses ini ya vio "hardik Amber yang sedari tadi menatap viona dari ujung rambut sampai ujung kaki .

" kak vio jadi dok..." tanya Bella yang sebenarnya sewaktu kecil bercita-cita jadi dokter .

" bella!!! jangan panggil dia kakak dia bukan kakakmu , mana ada kakak yang menjual adiknya sendiri !! " pekik Amber dengan nada tinggi .

" menjual ? apa maksudmu amber ? " tanya Viona sedih .

" tak usah sok polos vio !! aku tau kau dan si Maria itu menjual kami pada orang tua angkat supaya kalian dapat uang banyak kan !! " jawab Amber dengan menggebu-gebu .

Viona tercekat tak bisa berbicara mendengar perkataan Amber , dia menuduhnya menjual adik-adik di panti pada orang .

" jaga ucapanmu Amber , ibu Maria adalah ibu kita !! sopan padanya " hardik Viona dengan emosi .

" ha ha ha ha kau bilang aku harus sopan padanya !!! kau fikir aku harus sopan pada perempuan tua yang menjual anak-anak angkatnya pada orang lain begitu maumu ha !!! " teriak Amber sehingga membuat orang-orang berdatangan ke ruang pengecekan .

Mendengar perkataan Amber membuat air mata Viona mengalir deras , ia tak percaya adik yang dulu ia pernah asuh menjelekkan ibu pemilik panti yang sudah merawat dan menyelamatkan nyawa mereka dari kecil . Beberapa orang suster nampak berdatangan dan mencoba menenangkan Viona yang nampak sangat shock .

" kalau kau fikir aku akan memuja wanita tua itu maka kau salah Viona !! " ucap Amber sambil merapikan riasannya yang sudah menor itu .

" oh iya aku dengar dia sudah meninggal kan !! syukurlah orang jahat memang tak berumur panjang apalagi untuk orang seperti dia yang ....

Plak ...

Viona mengangkat tangannya dan berhasil mendarat di pipi Amber sehingga ia tak berhasil menyelesaikan perkataannya saat menghina ibu Maria , beberapa rekan kerja Viona nampak kaget melihat tindakan Viona termasuk profesor Frank dan Fernando yang sudah melihat keributan mereka dari pertama kali Amber berteriak .

" kau .. jaga ucapanmu Amber !! kalau tak ada ibu entah apa yang terjadi padamu waktu itu , aku melihat dengan jelas bagaimana ibu menyelamatkanmu dari pinggir jalan di musim salju saat usiamu 3 tahun , lalu sekarang kau menjelek-jelekkan ibu !! dimana pikiranmu Amber !!! " bentak Viona dengan suara penuh emosi , Viona belum pernah semarah ini selama 26 th hidupnya didunia .

" aku fikir sifat jelekmu akan berubah ketika kau menjadi dewasa tapi ternyata aku salah !!! " imbuh Viona dengan tatapan penuh amarah menjurus ke arah Amber yang masih terkejut mendapat tamparan dari Viona .

Amber yang sejak kecil memang seorang pembangkang nampak sedikit takut melihat Viona marah , karena sewaktu di panti Viona tak pernah marah sama sekali bahkan ia selalu mengalah untuk semua adik-adiknya .Bahkan tak hanya Amber yang nampak kaget melihat Viona marah semua adik-adiknya sepantinya pun nampak tak dapat menyembunyikan keterkejutannya melihat Viona marah .

" aku tak tau alasan apa yang membuatmu bisa menghina ibu , seorang malaikat yang telah menyematkan nyawamu dan memberi tempat berteduh padamu selama hampir delapan tahun " ucap Viona sambil berjalan ke arah Amber yang sudah berdiri didekat tembok , tanpa ia sadari ia sudah berjalan mundur dan bersandar di tembok .

" kau fikir ibu akan bahagia melihatmu seperti sekarang , apa yang terjadi padamu adikku " tanya Viona dengan suara bergetar .

Amber membuang pandangannya dari Viona , ia tak kuat berhadapan langsung dengan Viona . Dengan cepat Amber menyambar tasnya yang ada diatas kursi ia pun berlari meninggalkan viona setelah mendorong Viona kebelakang , melihat Amber pergi membuat ke sembilan gadis lainnya pun mengikuti tindakan Amber .

" Bella tolong tunggu kakak mau bicara sebentar boleh ? " ucap Viona sambil menarik tangan Bella yang terlihat akan pergi itu .

Bella yang tangannya dipegang oleh Viona nampak berusaha melepaskan diri dari Viona , dengan kasar ia menangkis tangan Viona hingga ia berhasil melepaskan diri dari Viona .

" sudah lah kak , kau tak perlu bersandiwara lagi !! ternyata yang dikatakan oleh Amber itu fakta , aku kecewa padamu kak " ucap Bella sambil berlari meninggalkan Viona .

Viona yang masih kebingungan karena bisa bertemu dengan sepuluh orang adik-adiknya makin tak mengerti maksud pembicaraan Bella , ia hanya bisa menatap kepergian Bella yang sudah pergi menjauh .

" Anda mengenal mereka dokter ? " tanya seorang suster Tina yang berdiri disamping Viona .

" mereka adik-adikku " jawab Viona jujur .

" anda serius dok , tapi mereka adalah para wanita yang bekerja di bar di pinggir kota " ucap suster Tina menambah kan .

" wanita bar ? mereka ?? anda serius suster ?? " tanya Viona dengan suara meninggi .

Suster Tina kemudian menarik Viona keluar dari ruangan menuju ke sebuah taman di luar rumah sakit melewati profesor Frank yang masih menatap tajam ke arah Viona .

Viona nampak sangat shock mendengar perkataan suster Tina , air matanya kembali mengalir ketika mendengar perkataan suster disampingnya itu . Saat mendengar umpatan dari Amber hati Viona tak sesakit ini , mengetahui adik-adiknya menjadi seorang pelacur membuatnya sangat terluka .

" ibu pasti sangat sedih disana hu hu hu .. ibu maafkan anjie .. anjie tak bisa menjaga adik-adik bu " tangis Viona berulang-ulang .

Melihat viona menangis membuat suster Tina nampak iba , ia tak pernah tau kalau sosok dokter yang sempurna sepeti Viona adalah seorang anak yang tumbuh besar di panti asuhan . Kalau bukan karena Viona yang berbicara langsung padanya tentu suster Tina tak akan percaya .

" semua yang terjadi pada mereka adalah keputusan mereka sendiri dok , anda tak bisa menyalakan diri anda seperti ini dok " ucap suster Tina mencoba menenangkan Viona yang terus mengucapkan kata maaf pada ibu Maria .

" aku kira mereka akan bahagia tinggal bersama orang tua angkatnya , aku kira mereka akan jadi orang yang sukses tapi apa melihat keadaan mereka membuatku hampir pingsan tadi sus " isak Viona dengan kata terbata-bata .

Tanpa sepengetahuan Viona profesor Frank dan beberapa staff dokter lainnya mendengar semua pembicaraan mereka , beberapa orang dokter pun nampak tak percaya kalau dokter hebat itu berasal dari panti asuhan karena melihat kemampuan Viona yang hebat mereka kita Viona adalah anak dari keluarga kaya .

Seorang suster nampak berlari ke arah Viona dan suster Tina . Sesampainya ditempat Viona duduk ia nampak membisikkan sesuatu hingga membuat Viona langsung bangun dari tempat duduknya dan berlari ke arah pintu samping rumah sakit . Melihat viona pergi membuat profesor Frank penasaran ia pun mengikuti langkah Viona .

Viona menghentikan langkahnya ketika melihat seorang wanita nampak duduk menunggunya didekat sebuah pohon .

" Laura !! " pekik Viona begitu mengenali orang yang memintanya datang .

Gadis yang bernama Laura bangun dari tempat duduknya lalu berjalan mendekati Viona , Viona dengan cepat memeluk adiknya itu . Ia nampak sangat rindu dengan adik asuhnya itu , Laura pun membalas pelukan Viona .

" kak vio apa yang terjadi kak ? " tanya Laura setelah melepaskan pelukan Viona .

" kenapa kau yang bertanya padaku ? aku yang harusnya bertanya pada kalian Laura " jawab Viona bingung .

Laura terdiam mendengar perkataan Viona , ia nampak menunduk dan menarik nafas panjang .

" apa benar yang dikatakan Amber kalau setelah ibu Maria meninggal kakak menjual panti asuhan untuk kepentingan kakak sendiri ? " tanya Laura dengan tatapan tajam .

" apaaaaa ??" pekik Viona kaget .

Bersambung

Chương tiếp theo