webnovel

Nanny baru Zeze

Viona membuka matanya dia menyadari bahwa ia masih ada dikamar besar milik Fernando, saat ia menoleh Fernando sudah tidak ada ditempat tidurnya dengan perlahan Viona turun dari ranjang dan menuju pintu tapi lagi-lagi pintu itu masih terkunci rapat.

"Kenapa kau suka sekali melarikan diri?"tanya Fernando pelan dari belakang mengagetkan Viona.

Viona membalikkan badannya kearah Fernando seketika juga Viona menutup matanya dengan kedua tangan karena melihat Fernando hanya memakai sehelai handuk untuk menutup tubuh bawahnya.

Tanpa berniat merapikan penampilannya Fernando memilih duduk di sofa sambil membaca pesan di smartphone miliknya.

"Sampai kapan kau berdiri disitu? Cepat bersihkan dirimu lalu keluar bersamaku," titah Fernando dingin sembari melemparkan baju ganti untuk Viona.

Viona menerima baju itu lalu berjalan cepat menuju kamar mandi dan menguncinya secepat kilat. Tak lama kemudian Viona keluar dari kamar mandi dengan baju ganti yang Fernando berikan, Viona memakai baju pelayan yang Fernando pilihkan.

"Kau pantas memakai ituz" ucap Fernando datar sembari berusaha memakai dasi dan mendapat sedikit kesulitan.

"Saya bantu tuan,"pinta Viona pada Fernando dengan cepat ia memakaikan dasi di leher Fernando, karena tinggi badannya yang semampai ia tak kesulitan memakaikan dasi di kemeja Fernando.

"Sudah Tuan,"ucap Viona lirih kemudian memundurkan langkahnya kebelakang menjauhi Fernando.

"Ayo keluar, aku perkenalkan pada anakku,"titah Fernando dingin.

Viona mengikuti majikannya dari belakang sambil membawakan jas mahal kesayangannya. Viona memalingkan wajahnya ketika Fernando memasukan password code untuk membuka pintu kamarnya.

"Sayang," sapa Fernando pada seorang gadis cilik yang berusia sekitar empat tahunan.

"Daddy!!"pekik seorang gadis cilik yang dikuncir kuda dengan keras.

"Zevanya,"ucap Viona tanpa sadar, ia mengenali anak Fernando.

Merasa namanya dipanggil, Zevanya melepaskan pelukannya pada sang ayah seketika senyum lebar terukir diwajah gadis cilik itu ketika mengetahui orang yang memanggil namanya.

"Kakak cantik!"teriak Zevanya girang, ia kemudian berlari kearah Viona dan disambut dengan pelukan hangat oleh Viona yang langsung menciumi wajah Zevanya sehingga membuat gadis cilik itu merasa kegelian.

Fernando membeku melihat Zevanya bisa seakrab itu dengan orang yang baru ditemuinya.

"Kalian sudah saling kenal?"tanya Fernando pelan sambil memakan  sarapannya, ia merasa diacuhkan oleh sang anak yang sejak tadi asik berbincang dengan Viona yang terlihat sangat menikmati.

"Sayang, Daddy sedang bertanya," celetuk Fernando dengan sedikit kesal.

"Hehe maaf Daddy, Zeze sudah pernah bertemu kakak Vio dikereta waktu kekantor Daddy beberapa hari yang lalu. Iya kan kakak cantik,"ucap Zevanya riang.

"Iya,"jawab Viona lembut, ia membersihkan sisa makanan disekitar pipi Zevanya dengan lembut.

Fernando menatap mata Viona dalam sehingga membuat Viona salah tingkah, ia dengan cepat memalingkan pandangannya ke arah Zevanya.

"Honey!!"

Teriak seorang wanita dari arah luar, tak lama kemudian terlihatlah siempunya suara tadi sesosok wanita sexy yang cantik berjalan menuju ruang tamu.

"Honey kenapa kau tak menjawab teleponku tadi malam," sungut wanita itu manja pada Fernando, ia langsung duduk dipangkuan Fernando tanpa memperdulikan keberadaan Zevanya.

"Ayo Zeze,"bisik Viona lembut, ia mengajak Zevanya pergi dari ruang makan karena merasa risih dengan apa yang baru saja ia lihat.

Zevanya menganggukan kepalanya dengan semangat, ia lalu mengikuti langkah Viona menuju ruang tamu didepan meninggalkan sang ayah dan kekasihnya.

"Duduk ditempatmu,"sengit Fernando kasar, ia merasa kesal saat melihat Viona pergi.

"Kau kenapa honey? Kau terlihat berbeda hari ini," ucap wanita yang bernama Natasya itu penuh selidik.

"No im fine, aku hanya terlalu lelah saja,"jawab Fernando asal bicara.

"Oh iya itu nanny baru Zeze?"tanya Natasya penasaran.

"Pengasuh sementara,"potong Fernando cepat, ia tak suka Viona disebut sebagai baby sitter oleh Natasya.

Fernando mempercepat sarapannya kemudian segera menyusul anaknya yang sudah menunggu didepan untuk berangkat sekolah, ia meninggalkan Natasya yang masih merapikan makeup nya dimeja makan.

"Daddy, Zeze berangkat, bye!"pamit Zevanya dengan suara gemasnya

"Hati-hati disekolah jangan nakal," ucap Fernando sambil mencium kening anaknya yang lucu itu.

"Ayo kakak cantik,"ajak Zevanya penuh semangat pada Viona yang masih berdiri dibelakang Fernando.

Viona berjalan mendekati Zevanya kemudian masuk kedalam mobil tanpa menyapa Fernando, setelah Viona masuk mobil itupun pergi meninggalkan kediaman Fernando Grey Willan menuju sekolah Zevanya.

Fernando menatap mobil yang membawa putrinya berangkat sekolah dia merasa ada yang salah terjadi pada dirinya.

"Ayo honey hari ini kau ada meeting," ucap Natasya pelan membuyarkan lamunan Fernando.

Fernando kemudian masuk kedalam mobilnya bersama Natasya duduk di bangku belakang, mereka lalu membahas materi meeting hari ini dikantor.

"Zeze tak tahu kalau kak Vio yang akan jadi pengasuh Zeze,"celoteh Zevanya didalam mobil.

"Kakak juga kaget tadi waktu melihat Zeze,"ucap Viona gemas, ia kembali mencium pipi Zevanya berulang-ulang karena tak tahan melihat pipi gembul gadis cantik itum

"Zeze nanti malam tidur sama kakak ya,"rengek Zevanya.

"Ok,"jawab Viona tersenyum lebar, akhirnya dia bisa punya alasan untuk bisa lepas dari Fernando si siluman beruang itu.

Zevanya memeluk Viona dengan erat, sejak pertemuan pertama dikereta Zevanya sudah menyukai Viona begitupun sebaliknya. Sang druver berkali-kali tersenyum melihat keakraban mereka.

Sesampainya di sekolah Zevanya dengan riang berjalan masuk tangannya menggandeng erat jemari Viona, ia tak mau melepaskan Viona. Sampai akhirnya waktu masuk sekolah dimulai akhirnya Viona baru bisa melepaskan tangannya dari genggaman tangan cilik Zevanya.

Viona menatap Zeze dari luar ruangan, sesekali sebuah senyum mengembang diwajahnya yang cantik, Viona mempunyai mata hitam yang kelam khas wanita asia bahkan bulu matanya sangat panjang untuk ukuran wanita pada umumnya, ia mempunyai rambut brunette asli dengan warna kulitnya yang putih bersih seperti ras wanita Jepang. Kalau orang tak melihat wajah Viona secara langsung mungkin mereka akan mengira Viona orang Asia Timur.

Ibu Maria bahkan dulu pernah menerka-nerka Viona adalah anak percampuran antara wanita Asia dengan pria Canada karena melihat sosok cantik Viona yang berbeda dari kebanyakan gadis asli Canada.

"Maaf anda dilarang berdiri di kaca nanti akan mengganggu proses belajar anak-anak,"ucap seorang pria dibelakang Viona.

"Oh sorry saya tidak tahu,"ucap Viona kaget ia tak tau ada peraturan seperti itu.

"Anda siapa? Saya baru pertama melihat anda disini" telisik pria itu penasaran.

"Saya Viona pengasuh Zevanya yang baru," ucap Viona memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya pada pria yang ada dihadapannya.

"Saya Toni kepala sekolah disini," jawabnya ramah sambil menerima tangan Viona.

Viona kemudian berbincang dengan kepala sekolah yang masih muda itu, sekolah Zevanya adalah gabungan antara play ground, sekolah dasar, sekolah tingkat pertama dan sekolah tingkat atas.

"Pasti mahal sekali bisa sekolah disini," ucap Viona tiba-tiba saat melihat rombongan gadis remaja yang umurnya tak jauh dengannya melintas dihadapannya.

"Kau masih sekolah?"tanya Toni sang kepala sekolah.

"Saya sudah lulus tahun lalu," jawab Viona lirih, ia harusnya melanjutkan kuliahnya kalau ibunya masih hidup.

"Akh zeze sudah keluar, maaf permisi," ucap Viona pelan mengalihkan pembicaraan dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Zevanya berlari ke arah Viona kemudian mereka berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya untuk pulang.

Kepala sekolah itu menatap kepergian Viona dengan senyuman pahit, ia berharap bisa bertemu lagi dengan Viona.

Zevanya menceritakan kegiatannya hari ini dikelas dengan semangat sementara Viona terlihat sabar mendengarkan celotehan anak itu, sesekali Viona merapikan rambut Zevanya yang berantakan.

Karena terlalu lelah akhirnya Zevanya tertidur dipangkuan Viona dan Viona tak tega membangunkan Zevanya yang tidur pulas bahkan ketika sudah sampai dirumah ia tetap membiarkan Zevanya tertidur di pahanya.

Ceklek

Pintu mobil terbuka dan masuklah Fernando kedalam mobil.

"Sampai kapan kalian akan duduk dimobil berhenti ini?"tanya Fernando pelan, ia tak mau membangunkan Zevanya.

"Maaf,"cicit Viona pelan merasa bersalah.

Fernando mengangkat gadis ciliknya dengan perlahan dari pangkuan Viona, ia kemudian berjalan masuk kedalam rumah diikuti Viona dari belakang yang membawakan tas Zevanya.

Dengan perlahan Viona membuka pintu kamar Zevanya, kemudian Fernando menidurkan anak semata wayangnya dengan hati-hati diatas ranjang.

Viona meletakkan tas milik Zevanya diatas meja belajar lalu bersiap keluar ia ingin membersihkan dirinya dikamar yang sudah disediakan oleh pelayan lainnya .

"Tu-tuan."

Viona tak sempat menyelesaikan ucapannya karena bibirnya sudah dicium oleh Fernando, ia terpojok di pintu kamar Zevanya sehingga tak bisa melepaskan ciuman Fernando.

"Aku rindu padamu," bisik Fernando pelan ketelinga Viona setelah ia melepaskan ciumannya.

Viona berdigik mendengar suara Fernando dengan sekuat tenaga ia dorong Fernando menjauh darinya, kemudian ia keluar dari kamar Zevanya lalu menuju dapur untuk makan siang karena belum sempat makan siang.

Fernando tersenyum licik melihat Viona menghindarinya.

"Kau akan jadi milikku cepat atau lambat kelinci putihku," desis Fernando lirih ketika melihat Viona duduk menikmati makan siangnya.

Bersambung

Chương tiếp theo