webnovel

Chapie 24 : Kancing

Tim Golden dan Tim Silver sampai di pakiran mobil dekat perusahaan. Mereka sudah sampai di Grace Orps, siap untuk menjalankan tugas hari ini. Suasana parkiran masih sepi, jadi mereka tidak kesulitan untuk mencari parkiran dua mobil hitam mereka.

"Oke! Sudah sampai."

Sosok Horu lebih dulu keluar dari mobil pertama. Dia terlihat lebih rapi dengan setelan pakaian formal hitam dan rambut bob hitam yang ditata rapi, tak lupa ia memasang sarung tangan hitam untuk menyembunyikan tangan Cyborg-nya. Kebetulan, dia lupa untuk memasang kulit imitasi.

Selain Horu, anggota tim lainnya juga memakai pakaian formal yang sama dengannya. Annelyn dan Silva juga memakain setelan serupa, tetapi mereka mengenakan rok sebagai bawahan. Berbeda dengan Sherka, walau dia perempuan, Sherka tetap mengenakan setelan pakaian formal lengkap dengan celana kain seperti yang dikenakan oleh anggota pria.

"Kenapa aku harus memakai pakaian seperti ini sih, Brengsek!!!"

Berbeda dengan anggota lain yang biasa saja diwajibkan berpakaian formal untuk misi mereka kali ini, Rick malah merasa tidak nyaman. Dia paling tidak suka memakai pakaian rapi begini. Sewaktu SMA dulu, Rick tidak pernah betah memakai seragam dan membiarkan kemejanya terbuka setiap kali sekolah.

"Ini panas banget, asli!" Sesekali Rick menggaruk dan mengipas-ngipaskan pakaiannya sendiri, belingsatan saking tak nyamannya. "Enggak ngerti aku, kenapa orang kantoran bisa tahan pakai pakaian terkutuk begini! Jasnya keras! Terbuat dari apa, sih?! Beton rumah?!"

"Ngaco kau, Rick...," tanggap Horu datar. "Bukannya kemarin-kemarin kau tahan dengan seragam pas kita kerja kantoran di kantor organisasi?"

"Seragamnya beda! Masih bisa dilepas kalau enggak nyaman!" bentak Rick. "Lah, ini?! Emang enggak bisa dilepas, gitu?!"

"Kalau dilepas, nanti disebut enggak sopan di perusahaan orang, Rick," kata Ozkov ketika ia baru saja keluar dari mobil satunya.

"Tahanlah dulu. Di sana ada AC kok yang bikin kau enggak sia-sia pakai pakaian sepanas itu."

"Enggak enak! Aku susah gerak!"

"Emang kau tidak pernah memakai pakaian seperti itu?"

Horu pun mendekati Ozkov, berbisik padanya, "Dia memang tidak pernah memakai pakaian seperti itu. Maklum, orang kampung."

Dan Ozkov hanya mengangguk-angguk paham.

Selama Rick mati-matian ngebacot soal pakaian formalnya, Solvo hanya memperhatikan dengan datar setelah keluar dari mobil. Ia tak menyangka kalau ada makhluk semenyebalkan Rick ikut diterima sebagai Agent.

"Maaf soal ketua kami," ucap Kobra di samping Solvo ketika mengerti tatapan datar sang Cyborg. "Dia memang selalu cerewet."

"Hm. Tak apa." Solvo mengangguk. "Pasti sangat merepotkan bisa punya ketua sebodoh itu."

"Aku bisa mendengarmu, Cyborg gendeng!" teriak Rick sambil menunjuk Solvo, tapi Solvo tak menggubrisnya.

Tatapan mata robotik itu hanya teralih pada sosok Xeno, terlihat begitu senang memakai pakaian formal yang pas di tubuh besarnya sambil bersenandung ria bersama sang robot ayam Piyo. Sejak awal, Solvo merasa aneh dengan Xeno, terutama pada kalung besi yang selalu dikenakannya.

"Dia…." Solvo bergumam, memiringkan kepalanya, "… mirip Kapten Silver."

Selain para pria, Sherka yang baru saja keluar dari mobil tengah merapikan sarung tangan hitam dan jas yang ia kenakan. Tatapan mata birunya teralih pada sosok Annelyn menyusul keluar dari mobil. Sherka agak terkejut ketika menyadari tiga kancing kemeja atas Annelyn terbuka, membuat belahan dada besar Annelyn terlihat.

"Ann, kenapa tiga kancingnya dibuka?" tanya Sherka.

"Oh?" Sesaat Annelyn menunduk melihat pakaiannya sendiri, lalu merengek panik. "I-Itu… enggak muat."

"Enggak muat?" Sherka menaikan sebelah alisnya heran.

Annelyn mengangguk, "Iya…. Tiga kancing teratasnya enggak bisa dikancing. Padahal kemeja ini ukuran yang paling besar untuk ukuran wanita, tapi tetap saja tidak muat di bagian dada."

"Gimana kalau pakai kemeja laki-laki saja?"

Annelyn menggeleng. "Malah kedodoran…!"

"Sejak masa puber, dadamu kau apakan sih sampai bisa segede semangka gitu?"

"Sherka! Jangan meledekku! Aku juga malu membiarkan kemejaku terbuka!"

Sherka menghela nafasnya. Ketua mereka ini walau ukuran dadanya terbilang binal, tapi tetap saja Annelyn sosok yang pemalu. Sherka pun menghampiri, berniat untuk membantu Annelyn mengancing kemejanya. Siapa tahu bisa dikancing dengan cara lain.

"Sini, aku coba mengancing kemejamu."

Sherka berusaha mengancingkan kemeja Annelyn secara paksa. Ketika kancing ketiga berhasil dikaitkan, kancing itu malah lepas dan terpental hingga mengenai kepala Rick, membuat pria pirang itu semakin jengkel.

Mau itu botol, kunci, kancing, reflek Rick tetap buruk.

"WOI! Siapa yang lempar-lempar kerikil ke kepalaku, HAH?!" teriak Rick emosi.

Annelyn pun menjelaskan dengan panik, "A-ano, Mas Rick. Itu bukan kerikil, tapi kancing kemejaku. Jangan salahkan Sherka juga, dia berusaha untuk membantu mengancingkan kemejaku, tapi tidak bisa karena tidak muat di bagian dada."

"Eh?"

Otak Rick lama memuat apa yang dimaksud Annelyn sampai ia sadar bahwa belahan dada Annelyn terlihat jelas di sana. Dada yang besar, bulat, montok, dan mulus. Mata Rick melotot seakan-akan hendak keluar dari tempatnya, tanpa sadar sebelah hidungnya mimisan.

Dada milik pujaan hati memang terbaik!

"Apa lihat-lihat, Cabul?!"

"Argh!"

Kesal dengan muka cabul Rick, Sherka tak segan-segan menendang Rick dengan tendangan vertikal membuat kepala Rick mencium aspal parkiran.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Horu menghampiri saat dirasa ada keributan di sekitar.

"Itu…." Sherka menjelaskan, "Annelyn kesulitan mengancing kemejanya karena dadanya terlalu besar. Saat aku berusaha mengancingkannya, kancingnya mental ke kepala Rick. Ja-jangan lihat!" Buru-buru Sherka berusaha menutupi dada Annelyn dari tatapan Horu.

Annelyn juga semakin panik ketika ditatap begitu. Sungguh, bukan hanya Rick yang tidak suka dengan pakaian seperti ini, tapi juga Annelyn.

"Oh." Horu mulai menyarankan, "Bagaimana kalau ditutup pakai syal saja? Kebetulan aku punya syal di dalam mobil."

"Sungguh?" ucap Sherka, lalu menoleh pada Annelyn. "Bagaimana? Setidaknya lebih baik ketimbang kelihatan."

"I-Itu…." Annelyn yang masih malu-malu menggenggam bagian kemejanya. "Tak apa, yang penting ketutup."

"Aku ambil dulu, ya."

Annelyn sempat bernafas lega, dia tidak perlu menahan malu karena sebagian dadanya terlihat. Sungguh, ia merasa tersiksa punya dada sebesar ini. Padahal tubuhnya terbilang kecil untuk memiliki ukuran dada besar, bahkan pantatnya pun tidak begitu berisi.

"Omong-omong, terima kasih atas bantuanmu, Mas Horu," ucap Annelyn pada Horu sambil tetap berusaha menutupi dadanya. "Aku jadi merepotkanmu…."

Horu membalas dengan senyum ramah. "Tak apa. Senang bisa membantu rekan satu profesi."

Setelah membalas senyum Horu, Annelyn segera berlari kecil menghampiri Sherka yang baru saja menemukan syal milik Horu di mobil. Horu bisa melihat Sherka tengah membantu Annelyn memasangkan syalnya untuk menutupi dada Annelyn.

"Ei, Bencong!"

Tiba-tiba kerah pakaian Horu ditarik paksa oleh Rick setelah baru saja bangkit sehabis ditendang Sherka. Rick menatap jengkel ke arah Horu.

"Kenapa musti syalmu yang dipakai Annelyn…?" ucap Rick penuh penekanan.

Dengan tenang Horu menjawab, "Tidak ada lagi yang dipakai selain syalku."

Setelah dipikir-pikir, memang hanya syal milik Horu yang bisa menutupi kemeja Annelyn yang tak bisa ditutup. Mau bagaimana lagi? Dengan hati masih jengkel, Rick melepas paksa kerah Horu. Rick mengarahkan dua jarinya dari matanya ke mata Horu seakan-akan memberitahukan bahwa ia terus mengawasi gerak-gerik Horu.

"Awas kau kalau macam-macam sama Annelyn. Kucolok matamu!"

Rick segera menjauh dari Horu setelah memberi ancaman. Kalau berlama-lama di dekatnya, bisa-bisa Rick ingin mengulek wajah Horu sampai hancur.

Horu hanya menanggapi Rick dengan senyum seperti biasa. Ia tahu kalau Rick sedang cemburu berat. Namun di balik senyum itu, terdapat pikiran kotor yang tak pernah lepas dari sifat asli Horu.

Horu bertekad untuk tidak mencuci syal yang ia pinjamkan selama-lamanya.

~*~*~*~

Chương tiếp theo