webnovel

Khawatir

Yunsoul memperhatikan orang-orang yang berkelahi itu dari jarak agak jauh antara mobil dan gedung. Wajahnya terkaget saat mengenali orang-orang yang berkelahi. "Mereka teman sekelasku, Oppa. Kita harus menghentikannya."

"Tidak ada waktu, Yunsoul. Kau harus segera ke rumah sakit."

"Aku tidak apa-apa, Oppa." Tanpa mengindahkan perkataan Hansol, Yunsoul pun membuka pintu mobil dan turun. Dengan menahan sakit, Yunsoul berjalan menghampiri kedelapan teman kelasnya. Hansol terpaksa mengikutinya. "Yunsoul, gadis itu memang agak keras kepala," pikir Hansol.

Kedelapan orang yang sedang bertarung dan berkelahi itu tidak menyadari akan kedatangan Yunsoul. Hampir saja Taeyong dan teman-temannya berubah jadi serigala sebelum mendengar sebuah teriakan.

"HENTIKAN!"

Dilihatnya oleh kedelapan laki-laki tersebut seorang perempuan yang dikenalnya, Kim Yunsoul. Mereka menatap heran Yunsoul yang bisa ada di tempat ini. Padahal tempat ini adalah daerah yang sangat sepi dan jauh dari pusat kota.

"APA KALIAN SEDANG MENCOBA MEMBUNUH SATU SAMA LAIN?"

Yunsoul mencoba mengeraskan suaranya. Ia tidak mau terjadi perkelahian yang mungkin bisa berujung kematian. Meskipun tidak mengerti masalah apa yang ada di antara dua kelompok. Yunsoul berusaha melerai mereka.

Kedelapan laki-laki itu terdiam dan tidak berniat melanjutkan pertarungan mereka. Sepertinya pertarungan mau tak mau harus diakhiri sekarang juga karena kehadiran manusia yang mengusik mereka.

Keempat vampir mencium bau darah dari tubuh Yunsoul. Mereka bisa merasakan darah Yunsoul yang tercium sangat manis walaupun bukan dari jarak dekat. Winwin menutupi hidung dengan punggung tangannya. Dilihatnya penuh selidik, ada yang aneh dengan Yunsoul saat ini. Ia terlihat menahan sakit dan dari sela-sela tangan yang memegang perutnya terlihat cukup banyak darah. Yang lain pun melihat hal yang sama.

Dirasakan kepalanya mulai pusing. Yunsoul mundur satu langkah. Ia merasakan rasa sakit yang sangat di bagian tubuhnya yang terluka. Ia sedikit menunduk dan mencoba mengatur nafasnya. Pandangannya mulai mengabur dan menjadi gelap.

Brukk

Yunsoul terjatuh. Tubuhnya tergeletak di atas tanah. Sontak semuanya terkejut. Hansol segera berlari menghampiri temannya itu.

"Yunsoul! Kim Yunsoul!"

Diraihnya kepala perempuan itu. "Yunsoul! Bertahanlah!"

Taeyong ikut mendekati Yunsoul dan duduk setengah berjongkok di sampingnya. "Apa yang terjadi padanya?"

"Dia terkena tusukan di perutnya. Cepat bantu aku membawanya ke mobil!" perintah Hansol panik.

Taeyong pun mengangkat tubuh Yunsoul dan membopongnya. Membantu Hansol memasukkan Yunsoul ke dalam mobil. Dibaringkannya di jok belakang.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit. Kalian berhenti berkelahi dan pulanglah." Pesan Hansol pada Taeyong serta yang lainnya. Setelah itu, Hansol menyalakan mesin mobil dan melajukannya mobilnya dengan cepat.

Melirik Taeil, Taeyong melihat jelas ekspresi khawatir darinya.

***

Youngjoo dan Mark berlari memasuki rumah sakit dan menuju tempat di mana Yunsoul dirawat. Hansol keluar dari pintu bertepatan dengan kedatangan Youngjoo dan Mark. Mereka tampak cemas sekali, apalagi Mark.

"Bagaimana keadaan Yunsoul Noona sekarang? Kenapa dia bisa sampai terluka? Kenapa kau membiarkannya seperti itu? Bukankah kau seharusnya melindung Yunsoul Noona?" Lontaran pertanyaan yang lebih tepat tudingan dari Mark ditujukan langsung tanpa jeda pada Hansol dan Hansol hanya menjawab sebagian. "Dokter sudah menangani Yunsoul. Dia akan segera sembuh."

Setelah menatap tidak suka Hansol, Mark masuk ke ruangan rawat Yunsoul. Dia melihat Noona-nya itu terbaring. Duduk di depan Yunsoul. Mark mengenggam tangannya. "Noona, sadarlah. Lihat, aku datang. Kalau Noona bangun, aku janji tidak akan main game terus dan akan rajin belajar. Noona sadarlah."

Sementara itu di luar, Hansol menceritakan pada Youngjoo bagaimana Yunsoul bisa terluka. Tentang kejadian yang mereka lihat di desa tersebut. Namun, dengan suara yang dikecilkan. Takut-takut ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.

"Oh ya. Saat perjalanan ke rumah sakit. Yunsoul melerai perkelahian. Aku ingat-ingat jumlah nya ada sekitar 8 orang. Yunsoul bilang mereka teman sekelasnya."

"Teman sekelas? Oppa tahu namanya?"

Hansol menggeleng. "Entahlah. Tapi waktu itu salah satu mereka menolongku membawa ke mobil."

Percakapan keduanya terus berlanjut. Di balik tembok, pada jarak yang tidak terlalu jauh. Seorang mencuri dengar dan memperhatikan mereka. Orang itu adalah salah satu yang merasa terganggu karena Hansol dan Yunsoul yang merusak ritualnya.

***

Hansol menyuruh Youngjoo dan Mark untuk kembali ke apartemennya. Menyerahkan urusan menjaga Yunsoul di rumah sakit padanya. Namun, Mark bersikukuh tetap di sana.

"Tidak. Aku ingin menjaga Yunsoul Noona."

"Mark, benar apa yang dikatakan Hansol Oppa. Lebih baik kita pulang. Besok kita harus tetap sekolah. Habis pulang sekolah kita bisa menjenguk Yunsoul."

"Tidak. Aku sangat khawatir dengan keadaan Yunsoul Noona sekarang. Bagaimana kalau terjadi apa-apa."

"Ada Hansol Oppa menjaga Yunsoul. Tenanglah. Yunsoul akan baik-baik saja dan kalau ia tahu sekolahmu terganggu, Yunsoul pasti kecewa. Dia tidak mau seperti itu. Ayolah, kau mengerti kan?"

Mark menjadi diam. Dengan terpaksa ia pasrah saat Youngjoo menarik tangannya pergi.

"Tapi, Yunsoul Noona akan baik-baik saja kan?"

"Iya. Dia akan cepat sembuh. Dia itu kuat, Mark."

Hansol melihat kepergian mereka berdua. Kemudian, masuk kembali ke ruangan Yunsoul di rawat. Ia menunggui Yunsoul sambil memikirkan segala sesuatu yang terjadi di desa itu yang menurutnya aneh.

***

Taeil menatap layar televisi yang menyala. Menyaksikan sebuah drama yang sedang ditayangkan. Ia bergumam tentang seseorang. "Yunsoul, kenapa dia bisa terluka? Apa yang sebenarnya terjadi padanya?"

Di tempat lain, Winwin berdiri melihat keadaan malam lewat jendela rumahnya. Sama seperti Taeil. Ia tengah memikirkan Yunsoul. Gadis itu memiliki darah yang manis. Bagi kaum vampir, darah itu yang jadi incaran. Tentu hal itu bisa membahayakan Yunsoul.

"Lebih baik aku melihatnya sekarang."

Sampai di halaman depan rumah sakit, Winwin melihat seorang berpakaian serba hitam keluar dari bangunan itu. Menyelidikan pandangannya pada sebuah tanda di pergelangan tangan orang yang sedang diperhatikannya. Tidak asing. Winwin mengetahui tanda itu. Ia mulai menaruh curiga.

***

Keesokan harinya, di sekolah...

Mark dan Youngjoo menelusuri sisi luar bangunan sekolah. Pemuda berparas tampan itu tampak gusar. "Yunsoul Noona akan baik-baik saja kan?"

"Tentu saja, Mark. Dia akan baik-baik saja. Aku dengar dia sudah siuman tadi pagi. Setelah puang sekolah kita jenguk ke rumah sakit."

"Aku sangat khawatir pada Yunsoul Noona sekarang. Bahkan tadi di kelas aku tidak konsentrasi belajar."

"Aih, sampai segitunya, Mark. Kalau aku yang terluka apa kau akan sangat mencemaskanku? Seperti pada Yunsoul sekarang?"

***

Chương tiếp theo