webnovel

Pendakian Terakhir

Tác giả: Dollmen
Kinh dị ma quái
Đang thực hiện · 113.2K Lượt xem
  • 5 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Kau tau apa yang paling diinginkan remaja laki-laki? ya, tantangan, dan itu yang akan mereka lakukan sebagai acara perpisahan.

Chapter 11. Kesepakatan

"Dia sudah kami kuasai, jadi bagaimanapun usaha kalian  menyelamatkannya, itu hanya sia-sia saja."

Suara itu menggema dengan penuh kepuasan melihat Aini yang datang kembali dengan sendirinya pada mereka, tanpa perlu mereka ambil kembali, Aini hanya berdiri mematung dengan tatapan kosong, dia sudah di kuasai sepenuhnya sehingga sekarang sudah seperti robot yg menjalankan apa saja perintah dari programernya.

"Malam ini semuanya harus sempurna, dan aku akan menjadi penguasa hahahaha..."

Tawanya kian pecah membayangkan dirinya sendiri menjadi seorang yang luar biasa setelah persekutuannya dengan iblis telah sempurna.

******

Randy Agusta Alfiano, remaja 19 tahun yang tercatat sebagai salah satu siswa pada SMK swasta disalah satu kota besar di Indonesia, hobinya selalu berhubungan dengan tantangan, hobi yang cukup banyak digemari kaum adam, namun yang paling disukainya adalah petualangan. Mendaki gunung adalah salah satunya, bukan hal baru bagi seorang Randy melakukan pendakian, dalam catatan pribadinya, dia sudah cukup berpengalaman melakukan pendakian bersama teman-teman dari komunitas para pendaki, walaupun gunung yang pernah ditaklukannya tak memiliki reputasi medan yang berbahaya, semuanya hanya gunung-gunung kecil yang masih berada dipulau Jawa. Untuk itu dia berencana untuk melakukan pendakian terakhir sebelum mereka semua menjalani hidup masing-masing, bersama dengan ketiga sahabatnya, yaitu Beni Febrian, Arie Bayu Segara dan Danu Runi Azka. Beni dan Arie tak kalah berpengalamannya dengan Randy karena memang telah beberapa kali melakukan pendakian bersama.

"Yes, akhirnya kita lulus bro."

Randy, Beni, Danu dan Ari bersorak di antara teman mereka yang juga lulus pada hari itu, setelah perjuangan mereka selama tiga tahun berseragam putih abu, tanpa gengsi dengan status mereka yang menganggap diri mereka adalah laki-laki sejati berpelukan layaknya anak kecil yang sedang menang undian dengan hadiah mewah, walaupun nilai mereka tak tergolong istimewa tapi mereka tetap bangga pada hasil yang mereka capai, karena menurut pemikiran mereka sekolah hanyalah tempat untuk mendapat ijazah, tanpa tantangan karena tantangan bagi seorang laki-laki adalah sebuah pendakian. Sebuah pemikiran konyol remaja namun sangat mereka junjung tinggi sebagai ideologi.

"Berarti kita jadi, kan?"

Tanya Beni pada yang lainnya, dan langsung di jawab serentak, walaupun bukan paduan suara tapi untuk urusan pendakian mereka menyuarakan satu suara yang sama.

"Jadi."

Sebelum ujian, bahkan jauh-jauh hari keempat orang sahabat ini sudah menyusun rencana yang sangat matang, setelah mereka lulus mereka berencana melakukan pendakian yang menurut mereka sangat menantang, padahal tak ada yang meminta mereka menantang pendakian tersebut, mereka sangat ingin sekali mendaki salah satu gunung tertinggi di indonesia, pada awalnya rencana mereka adalah menaklukan puncak tertinggi di Papua, namun karena berbagai macam pertimbangan yang pada akhirnya mereka mengurungkan niatnya dan mengalihkan pilihan mereka pada salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa, tapi lagi-lagi rencana mereka harus berubah dikarenakan Beni dan Danu berencana mengajak pasangan mereka masing-masing.

"Yah, gak asik loe bro, masa naik gunung bawa cewek segala."

Ujar Ari mengeluh tentang rencana Beni dan Danu yang menurutnya akan membebani mereka dalam perjalanan nanti.

"Ya habis gimana bro, kalo gak di ajak gua gak di izinin buat ikut kalian."

Ucap Beni beralasan, namun Beni berkata jujur dengan alasannya kali ini.

"Udah biarin aja Rie, yang penting cewek mereka ya tanggung jawab mereka, jangan nyusahin kita nanti."

Randy berusaha netral dan menengahi Arie dan Beni, dan membiarkan mereka membawa pasangan masing-masing dengan kesepakatan bahwa itu tanggung jawab masing-masing.

"Iya, gak akan repotin kalian ko."

Akhirnya merekapun sepakat untuk berangkat berenam, karena bertambahnya dua orang perempuan yang tak lain adalah kekasih Beni dan Danu.

"Terus tempatnya gimana nih? Ke gunung yang deket aja gimana?"

Tanya Danu seraya memberi kode pada yang lainnya tentang gunung yang ia maksud.

"Anjir, horor bro, bahaya." Ari berusaha menolak usul tersebut, karena gunung yang Danu maksud menurut informasi yang beredar terkenal angker dan memang memiliki jalur pendakian yang berbahaya, serta sebagai informasi tambahan pendakian pada gunung tersebut telah beberapa kali memakan korban.

"Ah cemen loe, itu cuma mitos bro, legenda aja, yang penting kita hati-hati aja."

Balas Beni dengan sifat sedikit sombongnya.

Setelah perdebatan kecil, akhirnya Arie harus mengalah karena Beni, Randy dan Danu sepakat bahwa mereka akan mendaki gunung tersebut, jadi mau tak mau Arie setuju dengan hasil dari pilihan suara terbanyak.

Gunung yang akan mereka tuju adalah gunung yang berada di antara dua kabupaten, yaitu Kuningan dan Majalengka, dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut, gunung ini adalah gunung tertinggi di provinsi Jawa Barat.

Untuk itulah keempat sahabat ini memutuskan untuk mendaki gunung tersebut, karena kalaupun mereka tak mampu menaklukkan gunung Jaya Wijaya (gunung tertinggi di indonesia) serta Semeru (gunung tertinggi di Pulau Jawa) setidaknya mereka pernah menaklukan gunung tertinggi di Jawab Barat tersebut, sebuah ambisi yang masuk akal bagi para pendaki, namun mereka tak sadar bahwa gunung yang akan mereka tuju di huni berbagai mahluk menyeramkan, walaupun sebenarnya iblis yang berbahaya itu terlihat nyata dan bisa saja ada di sekitar mereka, siapkah mereka menghadapi ke angkeran pada pendakian terakhir mereka?

Sebelum melanjutkan membaca, jangan lupa follow dulu ya.

Terimakasih...😊

Bạn cũng có thể thích