webnovel

Di Sengat Lebah

Marco mendudukkan Chloe di dalam mobil lalu dia menyusul masuk, menutup pintu, meraih kepala Chloe lalu menciumnya dengan kasar. Chloe terbelalak, apa yang salah dengan pria ini ?

Chloe berusaha mendorong Marco, dia merasa malu badannya kotor, sejak kemarin dia belum mandi dan terlebih lagi dia merasa

Krrrruuuukkkk

Perut Chloe berbunyi dengan tidak sopan. Marco menghentikan ciumannya dan menatap bibir Chloe yang memerah dan sedikit bengkak.

"kamu lapar ?" tanya Marco dengan mata berkabut

"sangat" jawab Chloe sambil bergeser menjauh dari Marco

"aku juga lapar" tatapan Marco tidak berpindah dari bibir Chloe

"kalau begitu ayo, kita makan"

"yakin mau makan di sini ?" mata Marco sudah beralih menatap mata Chloe ada kilatan licik di sana

"yup, aku sudah kelaparan"

Marco menggeser duduknya mendekati Chloe dan mencondongkan kepalanya, "eh apa yang kamu lakukan ?" tanya Chloe curiga

"tentu saja memberimu makan" jawab Marco tersenyum licik, Chloe mundur menghindari kepala Marco.

"Marco jangan jadi orang cabul" Chloe memperingatkan dengan ancaman

Marco mengulurkan tangannya ke belakang pinggang Chloe, tapi matanya tidak lepas dari mata istrinya, lalu dia mengarahkan kantong kertas ke depan wajah istrinya.

"aku mengambil ini untukmu" seringai penuh ejekan terpampang di wajah Marco "apa yang kamu pikirkan ? apa kamu begitu merindukanku sampai memikirkan hal cabul tentangku ?"

Wajah Chloe pelan-pelan memerah karna malu, dia menyambar kantong di depannya dan menggerutu "kamu brengsek" lalu dia mengeluarkan burger jumbo dari dalam kantong dan mulai menggigitnya. Marco tersenyum penuh kemenangan.

🍒🍒🍒🍒🍒

Mereka sampai di ibu kota dan langsung menuju ke rumah orang tua Chloe. Ketika mereka sampai ada beberapa mobil terparkir di depan rumah.

"wuaah....kenapa banyak orang di rumah ? apa kalian membuat acara penyambutan untukku ?" tanya Chloe penuh semangat pada Marco, yang di tanya cuma melirik tanpa suara.

Begitu Chloe sampai di pintu Ny. Suri berlari memeluknya sambil berurai air mata

"kamu terluka ? apa yang terjadi ? siapa yang melakukan ini ?" tanya Ny. Suri bertubi-tubi

"ma aku baik-baik saja, Marco datang tepat waktu" hibur Chloe, Ny. Suri melepaskan pelukannya, ganti ibunya yang memeluknya, lalu meylinda

"apa yang terjadi ? kami sampai mendatangi semua rumah sakit mencarimu tapi kamu malah pergi keluyuran ke luar kota, katakan siapa yang membawamu ke luar kota tanpa kabar ?" omel meylinda sambil mencubit pipi adiknya

"kak, aku di culik" jelas Chloe

"lagi ? heh...orang bodoh mana yang berani menculikmu ?" ejek Meylinda

"serius kak aku di culik"

"kasian sekali penculiknya, seharusnya mereka di bayar mahal berani menculikmu"

"itu yang membuatku marah, harga diriku jatuh, kakak tau aku cuma di hargai dua puluh juta" jelas Chloe dengan ekspresi penuh kekecewaan dan ketidakpuasan.

Yang lain mendengar obrolan kakak beradik ini sambil melongo. Apa yang salah dengan mereka ? kenapa diskusi mereka seakan merupakan kesialan para penculik sudah menculik Chloe.

"tunggu apa maksudnya dengan lagi ?" tanya Stefan "jadi Chloe pernah di culik ?"

"ya" jawab Meylinda, Chloe menatap kakaknya sambil mengerjapkan mata bulatnya

"kok aku gak ingat" katanya penasaran

"waktu dia umur empat tahun, kami ada di rumah nenek, mereka membawa Chloe dengan iming-iming lolipop, tapi beberapa jam kemudian mereka mengembalikannya dengan catatan di saku celana Chloe"

"catatan apa ?" Stefan penasaran, Meylinda tersenyum ketika mengingat catatan si penculik

"isinya 'bapak/ibu maaf saya salah bawa anak, lain kali tolong bapak/ibu urus anaknya dengan baik, beri makan yang banyak biar dia kenyang dan tidak merepotkan, tidak usah lagi membayar tebusan beri saja saya ganti rugi untuk makanan yang sudah dia habiskan"

"ha.....ha...ha..." semua yang mendengar tertawa

"sial bagi penculik" kekeh Stefan "pantas tadi para penculik mengakui semuanya dan menyerahkan diri tanpa perlawanan, dan ada satu penculik yang di bawa ke UGD" jelas Stefan, karna setelah Marco membawa Chloe ke mobil, Stefan lah yang mengurus para penculik bersama polisi.

Marco tersenyum dan menepuk kepala Chloe dengan sayang.

"bu, aku lapar" kata Chloe sambil menarik ibunya ke meja makan

"bersihkan dulu dirimu, ibu akan siapkan makanan"

Chloe mengangguk lalu naik ke lantai dua.

🍒🍒🍒🍒🍒

Chloe keluar dari kamar mandi dan melihat Marco sedang duduk di ranjang memegang ponselnya. Chloe mengambil baju di lemari dan masuk lagi ke kamar mandi, beberapa menit kemudian di keluar dengan baju baru.

"kamu mau mandi ?" tanya Chloe sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk

"hmmm"

"aku sudah menaruh handuk baru di kamar mandi, sana mandi biar segar"

Marco berdiri dan mulai membuka bajunya

"hei.....apa yang kamu lakukan ?" tanya Chloe panik

"bukannya kamu menyuruhku mandi ?" jawab Marco acuh sambil terus membuka bajunya

"lakukan di dalam kamar mandi, jangan di sini, kamu bisa membuatku mimisan ?" protes Chloe sambil mendorong Marco ke kamar mandi, Marco menyeringai.

Saat Marco keluar dari kamar mandi dia melihat Chloe sedang mengotak-otak ponsel, tapi setelah di perhatikan ponsel itu tampak asing di matanya.

"apa yang kamu lakukan ?" tanya Marco menghampiri istrinya

"kamu bisa ngecek siapa yang menjadi dalang penculikanku ?" Chloe menyerahkan ponsel ke suaminya

"punya siapa ini ?" Marco menerima ponsel penuh tanda tanya

"bos penculik"

"bagaimana kamu bisa mendapatkannya ?"

"aku memintanya ?" Marco mengangkat sebelah alisnya tidak percaya "beneran, aku memintanya baik-baik" Chloe berusaha meyakinkan suaminya.

"lalu apa apa yang akan kamu lakukan pada dalangnya ?"

"aku akan menghajarnya, berani sekali dia merendahkan harga diriku, memang aku semurah itu ?" jawab Chloe sungguh-sungguh

"lalu...." Chloe merasa ada firasat buruk sat mendengar suaminya menggantung kata-katanya "kalau aku berhasil menemukan dalangnya, apa yang aku dapat ?"

Nah kan, firasatnya tidak pernah salah, pria ini tidak akan melakukan segala sesuatu tanpa mengambil keuntungan.

Chloe mencoba memikirkan kompensasi yang akan dia berikan, saat Marco sudah mendekatinya.

"biar aku yang memikirkan kompensasinya, kamu hanya perlu menyetujuinya"

"...."pasti dia akan meminta kompensasi tidak senonoh lagi

"bagaimana ?"

"kalau kompensasinya tidak sesuai kemampuanku, boleh aku menolaknya ?" tanya Chloe sambil berjalan mundur

"kamu pasti mampu" senyum licik terpampang jelas di wajah Marco, dia menangkap belakang kepala Chloe dan mendaratkan bibirnya di bibir Chloe.

Aroma sabun memenuhi indera penciumannya, padahal sabun yang mereka pakai sama tapi kenapa aromanya menjadi berbeda saat tercampur dengan aroma alami tubuhnya. Aroma yang memabukkan, aroma yang membuatnya selalu gila memikirkannya, aroma yang membangkitkan gairahnya.

Ciuman Marco semakin intens, seakan dia ingin benebus dua hari yang dia lewati tanpa dia di sisinya.

Chloe yang awalnya mendorong dada bidang Marco akhirnya terjerat dalam ciumannya yang memabukkan, dia merespon ciuman dengan membuka bibirnya dengan sukarela dan menutup matanya

Tok Tok Tok

Terdengar ketukan pintu, Chloe seakan di bangunkan dari mimpi. Dia membuka mata dan memelototi Marco

Tok Tok Tok

Marco mengabaikan suara ketukan, dia tidak melepaskan bibir Chloe

"tante, nenek bilang makanan sudah siap, tinggal tante sama om Marco yang di tunggu" suara Virgo terdengar dari luar kamar

"hmmm" gumaman Chloe teredam oleh bibir suaminya

"tante"

"Marco....." desis Chloe "lepaskan, mereka menunggu kita"

Dengan enggan Marco melepaskan bibir istrinya "anggap ini pembayaran di muka untuk kompensasi"

"dasar kapitalis, kerjaan belum di mulai sudah minta pembayaran di muka" gerutu Chloe sambil membuka pintu kamar.

Virgo berdiri di depan pintu kamar, melihat tantenya membuka pintu dan hendak keluar kamar dia berkomentar "tante, bibir tante kenapa kok bengkak ? di sengat lebah ya ?" tanyanya polos

"iya, tante di sengat lebah raksasa" jawab Chloe sambil melirik Marco yang berdiri di belakangnya.

"lebahnya baru nyengat nanti malam dan sengatnya tumpul" bisik Marco di telinga istrinya, membuat wajahnya memerah

Orang mesum ini benar-benar memalukan.