webnovel

Aku Akan Mematahkan Kaki Ketigamu

Ketiga pria itu berjalan mendekati Chloe dengan wajah ganas, seperti serigala yang siap menerkam mangsanya.

"tunggu dulu" Chloe mengangkat tangannya, menahan ketiga pria itu untuk maju lebih jaun "beri aku makan !" kata Chloe

"hah ?" ketiga pria itu terperangah

"aku lapar, aku belum makan sejak tadi siang" pinta Chloe melas

"kenapa kami harus memberimu makan ?" tanya salah satu pria itu

"kalau aku kenyang setidaknya aku bisa lebih lembut ketika melayani kalian, soalnya kalau lapar aku akan cepat emosi dan akan berlaku kasar" jelas Chloe masih dengan memelas

Ketiga pria itu menjawab tanpa berpikir "kami lebih suka yang kasar"

"baiklah aku sudah memperingatkan" lalu Chloe berdiri "ayo kalian mau bersamaan atau satu persatu ?"

"kami akan bergiliran bagaimana ?" kata salah satu dari mereka sambil menyeringai

"oke" jawab Chloe santai

Salah satu pria yang memiliki brewok maju dan mengulurkan tangan, Chloe langsung mengambil tangan pria itu memutar badannya dan membantingnya ke tanah dengan bunyi bedebum yang keras dan suara tulang yang bergeser.

"aaaahhhhhhh....." teriak pria itu kesakitan, kedua temannya melongo.

Sebelum kedua pria yang lain pulih dari rasa terkejut Chloe sudah maju dan menendang salah satu yang berbadan paling besar, pria itu terhuyung mundur dan jatuh setelah menabrak pintu.

Lalu pria terakhir yang berbadan paling kurus, Chloe meraih lengannya, memutar badannya membanting pria itu dengan mudah dan sekali lagi suara tulang bergeser terdengar memilukan. Pria yang menghantam pintu berhasil banghn dengan susah payah, dia berlari ke arah Chloe merentangkan tangannya untuk menangkap badan Chloe, tapi karna badannya yang besat gerakannya menjadi lambat, dengan gesit Chloe melompat dan mengirimkan tinju tepat ke hidung pria itu, lalu dengan tangannya yang lain dia mengarahkan tinju dari bawah dan menghantam dagu pria itu, darah mengucur dari hidungnya dan posisi tulang hidungnya tampaknya bergeser.

Ke empat pria itu mengerang kesakitan dan memandang Chloe dengan ngeri

"aku sudah memperingatkan kalian tadi, kalau kalian memberi aku makan paling aku hanya akan melukai jari kalian" kata Chloe sambil membersihkan darah di jari-jarinya.

"jalang brengsek, tadi kamu bilang mau melayani kami, kenapa malah menghajar kami ?" protes pria yang berbadan kurus, Chloe termenung mendengar keluhannya

"tunggu ?" katanya akhirnya "maksud kalian melayani apa ?"

"tentu saja dengan tubuhmu"

"ahh...aku mengerti, tampaknya terjadi kesalah pahaman di antar kita, maaf otakku akan susah mencerna kalau aku lagi lapar" seringai Chloe.

"siapa sebenarnya kamu ?" tanya pria pertama yang meraba-raba paha Chloe tadi, tampaknya dia adalah pemimpinnya.

"eh ? kalian yang menculikku kenapa masih bertanya siapa aku, bukannya sebelum menculikku kalian sudah mengetahui informasi tentang aku ?" Chloe melipat tangannya lalu mencubit dagunya seolah dia berpikir keras "aah....aku mengerti sepertinya kalian salah menculik orang, ya pasti begitu, karna tidak ada untungnya menculikku, aku bukan orang kaya, dan aku tidak punya musuh, jadi kalian pasti salah orang ya kan ?" tanya Chloe pada pemimpin penculik itu

"tidak, kami tidak salah orang" jawab pemimpin itu yakin

"kalau begitu kenapa ada orang yang mau menculikku, atau jangan-jangan dia sakit hati sama suamiku ?"

"siapa suamimu ?" tanya pemimpin itu bingung

"hah ? kamu juga tidak tau siapa suamiku ? ini semakin tidak masuk akal" Chloe berpikir makin keras alasan dia di culik "aahh.....sudahlah nanti saja kita pikirkan bersama, sekarang carikan aku makanan, kamu" Chloe menunjuk pria berbadan kekar yang sedang memegangi hidungnya "lukamu yang paling ringan, pergi carikan aku makanan"

"kamu tidak lihat hidungku patah ?" Pria itu menggeram marah

"itu hanya hidung, atau kamu mau tanganmu yang patah ?" kata Chloe sambil melangkah mendekati pria itu

"oke.....oke ...aku pergi mencari makanan untukmu" jawabnya dengan wajah ketakutan

Sementara pria kekar itu pergi Chloe menghampiri si pemimpin yang masih memeluk telapak tangannya yang terkulai patah.

"apa yang mau kamu lakukan ?" tanyanya panik saat melihat Chloe mendekatinya

"aku akan mengembalikan tulang telapak tanganmu ke tempat semula, tapi kamu janji tidak akan menyerangku lagi" Chloe mencoba tawar menawar "kalau kamu mengingkari janji aku akan mematahkan kaki ketigamu" lanjut Chloe sambil menatap selangkangan si pemimpin "kamu tau kalau kaki ketigamu yang patah itu tidak bisa di pulihkan dan seumur hidupmu itu tidak akan bisa berdiri lagi"

Si pemimpin tampak termenung mencoba melihat keuntungan apa yang dia dapat dari tawar menawar ini.

Melihat si pemimpin masih diam Chloe menambahkan " kalau kamu tidak percaya kamu bisa mencobanya" si pemimpin menatapnya "maksudku mencoba kalau kaki ketigamu patah" seringai Chloe "bagaimana ?"

"baik aku setuju" kata pria itu tanpa berpikir lagi,Chloe mengangkat kakinya dengan seringai licik di wajahnya "aahhh.....tunggu ! maksudku bukan kaki ketigaku, tapi telapak tanganku"

"oh..." lalu Chloe meraih telapak tangan pria itu dan dengan gerakan cepat dia mengembalikan posisi tulang ke tempat semula di iringi teriakan kesakitan si pemimpin, kedua rekannya yang melihat bosnya berteriak mereka memeluk lengan sambil bergidik.

🍒🍒🍒🍒🍒

Marco keluar dari pesawat tepat jam satu dini hari

"aku sudah sampai" dia menelpon Stefan menginformasikan kedatangannya.

"aku sudah di depan"

Marco menyeret kopernya dengan setengah berlari, dengan kaki panjangnya dia sampai di terminal penjemputan hanya dalam lima belas menit. Matanya menyapu semua mobil yang terparkir di terminal penjemputan dan berhenti pada sebuah rubicon putih, lalu dia berjalan menuju mobil itu dan membuka pintu. Begitu Marco masuk Stefan langsung membawa mobilnya meni ggalkan bandara

"sudah melapor ke polisi ?"

"sudah, tapi mereka mengatakan tidak bisa mengambil tindakan karna belum 1 × 24 jam, dan mereka mengatakan belum tentu itu penculikan" jelas Stefan

"bagaimana dengan rumah sakit ?"

"aku sudah mendatangi rumah sakit yang ada di sekitar rumahmu dan orang tuamu, hasilnya nihil. Willy dan kakak ipar Chloe sekarang sedang memerika rumah sakit yang lainya"

Marco mendengarkan penjelasan sambil mengeluarkan ponselnya dan menghubungi lagi nomor istrinya lalu dia mendesah

"bagaimana ?" tanya Stefan

"masih sama, tersambung tapi tidak ada yang angkat"

"lalu kita harus bagaimana ?"

Marco mengeluarkan laptop dari ranselnya

"bawa aku ke mall tempat signal ponselnya"

"siap !"

Stefan memacu mobilnya menuju mall tempat terakhir Chloe menghilang,

Karna jalanan yang lengang mereka sampai di mall dalam waktu setengah jam.

"apa yang akan kamu lakukan ?" tanya Stefan setelah mereka ada di depan mall

"aku akan menyusup masuk, kamu awasi di mobil dan beri instruksi padaku"

Marco membuka pintu dan dalam sekejap dia menghilang.

Marco berjalan menuju tempat parkir basement, seorang securiti sedang tertidur di pos jaga, dengan mudah dia menyelinap, dia menyalakan senter di jam tangannya begitu dia memasuki tempat parkir yang gelap gulita.

"bagaimana kamu bisa mendapatkan denah mall ?" bisik Stefan di telinga Marco yang mengenakan headset.

"aku meretasnya"

"jadi kamu sudah tau kalau ponsel Chloe terjatuh di tempat parkir ?" tanya Stefan tak percaya

"aku hanya menduga"

Stefan benar-benar kagum pada kemampuan sepupunya, kalau di menjadi agen rahasia pasti dia akan menjadi agen terbaik.

"bagaimana apa arahku sudah benar ?" tanya Marco sambil menyorotkan senter ke mobilmyang terparkir

"kamu harus turun ke basement di bawahnya lagi" Marco mencari jalan turun "belok kanan dan jalan lurus, singnalnya ada di sebelah kirimu" Marco mengikuti instruksi sepupunya, dia menyorotkan sebuah mobil BMW hitam dengan jam tangannya. Marco mendekati mobil itu menyorotkan senter ke dalam mencari ponsel.

"Stefan aku menemukan mobilku tapi aku tidak menemukan ponsel Chloe di dalam, coba kamu miss call"

Dan beberapa saat kemudian terdengar suara ponsel yang teredam, Marco berjongkok mencari arah suara itu berasal, dan dia menemukan tas istrinya tergeletak di bawah mobil.

"matikan, aku sudah menemukannya, tunggu aku"

Marco kembali menyelinap keluar dari tempat parkir dan masuk ke dalam mobil.

"itu ?" Stefan melihat Marco membawa tas di tangannya

"aku menemukannya di bawah mobil, tampaknya itu jatuh ketika dia di sergap, hanya itu kemungkinan yang masuk akal" Marco mengeluarkan ponsel dari tas ada enam puluh panggilan tak terjawab, Marco juga menemukan kunci mobil di dalam tas "sekarang kita kehilangan jejak"

"kamu tidak meretas kamera cctv tempat parkir ?"

"ah benar" Marco menepuk jidatnya lalu merebut laptop yang masih ada di pangkuan sepupunya. Dengan cepat jari-jarinya mengetuk keyboard dan sepuluh menit kemudian gambar tempat parkir mall muncul di layar.

"jam berapa dia terakhir menelponmu ?" tanya Stefan

"sekitar jam lima"

Marco mempercepat waktu dan mengetik jam di layar, tapi pada jam itu yang terparkir di situ bukan mobilnya, Marco kembali mempercepat

"tunggu.....mundur lagi" Stefan menunjuk layar "kembali ke jam lima empat tujuh"

Marco mengikuti petunjuk Stefan dan melihat ketika mobilnya memasuki tempat parkir dan berputar sebentar, lalu turun dan berbelok untuk parkir dengan mulus, dan terlihat saat Chloe baru mengunci pintu sebuah mobil Avansa berhenti di belakang mobil dan dua orang pria mengenakan jaket hitam menyergapnya dari belakang. Chloe yang kaget menjatuhkan tasnya dan dia masih sempat memberontak dan menendang tasnya ke bawah mobil, lalu badannya terkulai lemas.

Stefan menatap sepupunya dan mendapati ekspresinya sangat mengerikan, aura dingin dan mematikan memamcar dari tubuhnya. Wah seseorang akan mati, batin Stefan.

"apa yang kita lakukan selanjutnya ?" tanya Stefan, Marco menatapnya

"om Jerry" gumamnya

Dan dengan patuh Stefan memacu mobilnya ke rumah om Jerry, dia melirik jam di mobilnya sudah jam dua pagi. Mudah-mudahan mereka bisa meyakinkan om Jerry untuk membantu.

Chương tiếp theo