Sementara menunggu asisten dapur menyiapkan makanan nyonya Suri menarik Chloe ke ruang keluarga mendudukkannya di sofa dan berbisik
"tunggu di sini, mama akan menunjukkan sesuatu" lalu dia berjalan masuk ke kamar utama.
Marco duduk di sebelah Chloe dan mengambil remote televisi
Di luar terdengar suara mesin mobil di matikan dan Pak Surianto masuk. Melihat anak dan menantunya di ruang keluarga dia menyapa dengan senyum dan wajah datar
"kalian di sini"
"pa" jawab Marco dan Chloe bersamaan.
"mama kalian di mana ?"
"di kamar" jawab Marco acuh, lalu pak Surianto berjalan masuk ke kamarnya.
Chloe mengamati pak Surianto, papa mertuanya. Sejak dia keluar dari Rumah Sakit ini pertama kalinya dia melihat papa mertuanya. Melihat ekspresi papa mertuanya dia bisa menebak kalau wajah poker Marco di turunkan dari beliau. Dan melihat interaksi antara papa dan anak entah kenapa dia merasa kasian pada nyonya Suri.
Nyonya Suri orang yang periang sedangkan suami dan anaknya orang yang pelit kata-kata dan berwajah poker, pasti dia akan merasa frustasi ketika keluarga mereka berkumpul.
Nyonya Suri keluar dari kamar bersma suaminha yang sudah berganti baju dan tampak lebih segar setelah mandi. Di tangan nyonya Suri ada dua buah buku besar yang tampak seperti album foto.
"Chloe sini duduk di sebelah mama" Nyonya Suri duduk di sofa yang lain dan menepuk ruang kosong di sebelahnya. Chlie berdiri dari tempatnya dan dengan taat duduk di sebelah nyonya Suri. Marco melirik buku yang di pegang mamanya . Pak Surianto duduk di sebelahnya mengganti chanel televisi dengan berita, dan akhirnya mereka menonton sambil membahas beberapa berita politik. Sedangkan mama dan menantu perempuan sedang asyik tertawa bersama, menunjuk setiap gambar lalu saling pandang dan tertawa.
Chloe sesekali melirik Marco sambil terkikik geli.
"lihat ini menggemaskan bukan ?"
Nyonya Suri menunjuk sebuah foto dimana dua orang anak laki-laki berusia lima tahun yang di pakaikan baju lolita, masing-masing di berikan wig berambut panjang.
"ini Marco" Nyonya Suri menunjuk anak cantik yang cemberut.
'sungguh wajah cantiknya sangat menarik dengan wajah cemberutnya di tampak makin menggemaskan' Chloe menutup mulutnya sampai pipinya mengembung, dia takut akan tertawa terbahak begitu mulutnya terbuka, sambil melirik Marco dengan mata licik.
Marco merasakan lirikan Chloe dan dengan sengaja dia menatapnya.
"yang ini Stefan" Nyonya Suri menunjuk anak di sebelah Marco yang di pakaikan wig berambut hitam dan di cepol ke atas dengan pita yang besar, dia tersenyum malu-malu.
'orang ini ternyata memang pintar berakting sejak bayi' batin Chloe.
"mereka berdua seumuran dan tumbuh bersama" tambah Nyonya Suri
"siapa yang mendandani mereka ?"
"mama" jawab Nyonya Suri bangga, Chloe membelalakkan matanya "mama suka anak perempuan, tapi ternyata anak dan keponakan mama keduanya laki-laki, jadi untuk mewujudkan obsesi mama mendandani mereka, sampai sekarang mama masih menyimpan baju perempuan mereka lho"
Mendengar penjelasan itu entah kenapa Chloe merasa prihatin dengan kedua pria itu 'untung mereka mereka tumbuh dengan orientasi seksual yang normal'. Dalam benak Chloe membayangkan Marco versi yang sekarang mengenakan baju perempuan dan dengan sedikit makeup pasti dia akan tampak luar biasa. Sekali lagi Chloe melirik marco sambil menyeringai licik.
Melihat dua perempuan yang meliriknya sambil terkikik membuat Marco tidak nyaman. Dia berdiri dari tempatnya dan menghampiri mereka.
"apa yang kalian lihat ?" Marco duduk di lengan kursi di sebelah Nyonya Suri
Melihat album di tangan nyonya Suri, Marco menyipitkan matanya, dia mengenali gambar yang ada di dalam "kenapa mama masih punya foto memalukan ini" geram Marco sambil menarik album itu, namun Nyonya Suri dan Chloe lebih gesit, sehingga Marco gagal merebutnya "ma buang album itu" kata Marco tegas
"tidak !" jawab Nyonya Suri lebih tegas
"ma ?" Marco mengeram dengan suara rendah
"tidak akan, sana pergi kamu" nyonya Suri mengibaskan tangannya mengusir Marco "aku sudah lama mau menunjukkan fotomu yang menggemaskan pada istrimu"
"itu memalukan" protes Marco
"itu menggemaskan ! ya kan Chloe ?" Nyonya Suri meminta persetujuan, Chloe mengangguk-angguk kan kepalanya dengan cepat dan senyum licik masih tersungging di bibirnya.
"ini siapa ma ?" Chloe membalik dan menunjuk seorang anak perempuan cantik yang baru berusia sekitar lima tahun diantara Marco dan Stevan yang tampaknya sudah berusia sepuluh tahun.
"ini Jocelyn anak teman baik mama, sekarang dia menjadi keponakan mama"
"?????"
"mama Jocelyn menikah sama om Arya, adik kedua papa Suri. Bulan depan mereka datang, kita akan makan bersama, sekalian memperkenalkan kamu ke keluarga"
"pak, bu makan malam sudah siap" Marco berdiri dari sofa, Chloe juga berdiri namun nyonya Suri menarik Chloe dan berbisik sambil menyerahkan sebuah foto.
"simpan ini, Marco paling benci foto ini, nanti kalau dia menggertakmu tunjukkan foto ini sebagai ancaman"
Chloe hendak melihat foto itu tapi nyonya Suri mencegahnya
"simpan dulu jangan sampai Marco melihatnya sekarang"
Chloe dengan taat memasukkan foto itu ke kantong belakang celananya.
"apa itu ?" tanya Marco curiga
"bukan apa-apa" jawab Chloe sambil nyengir dan mengikuti nyonya Suri menuju ruang makan.
🍒🍒🍒🍒🍒
Di dalam mobil Chloe terus menoleh dan menatap Marco beberapa sambil nyengir, bahkan kadang dia akan terkikik geli. Marco menjadi gusar
"foto apa yang di berikan mama tadi ?"
"ah.....aku baru ingat" jawab Chloe lalu menarik foto dari kantong belakang sebelah kanan jeansnya. "pfft...wkk....wkk....." Chloe terbahak saat dia melihat foto itu.
"berikan" Marco menyodorkan tangan meminta foto itu
"no...no...no.....no..." Chloe menggoyangkan jari telunjuk dan menggelengkan kepalanya
"berikan" Marco berusaha merampas foto dengan satu tangan, membuat mobil menjadi tidak stabil, tapi Chloe dengan gesit menjauhkannya dari jangkauan Marco, membuat dia hanya menggapai udara.
"nyetir yang benar, aku akan menyimpannya dengan baik, dan aku akan menggunakannya di saat yang tepat, percayalah" Chloe memasukkan foto ke kantong belakang celana yang sebelah kiri dan tersenyum puas.
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di rumah. Setelah membuka pintu Chloe melangkah masuk dan berjalan ke lantai dua, namun dia merasakan ada gerakan tangan Marco yang berusaha mengambil foto di kantong belakang celananya, secara refleks Chloe berbalik dan dada Marco ada di depan matanya, sedangkan tangan kanan Marco ada dalam cengkeramannya. Melihat situasi ini tangan kiri Marco yang bebas bergerak ke belakang Chloe dan tanpa sengaja menempel di pantatnya. Chloe terkesiap dan pipinya merona merah
"B*******k"
"Aduh"
Chloe melompat dan karna perbedaan tinggi badan mereka kepalanya menghantam hidung mancung Marco, membuatnya melepaskan tangannya dan menutupi hidungnya. Melihat kesempatan ini Chloe berbalik dan melesat masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Marco yang dia tinggalkan berjalan ke ruang kerjanya dan mengambil tissu di meja, menyeka hidungnya yang berdarah karna hantaman kepala Chloe, 'kepalanya sekeras batu, untung hidungnya tidak patah'.
Setelah masuk kamar Chloe masuk ke kamar mandi. Sehabis mandi dia memakai kaos putih longgar dan celana boxer sepaha. Dia mengambil foto dari celana jeansnya dan mengambil buku hariannya.
Dia membuka di lembaran terakhir dia menulis buku hariannya, dua tahun lalu dia hanya menulis dua kata 'ANDREW B*******K'.
'hmmm...sudah lama dia tidak menulis buku harian' gumamnya.
Chloe menggambar sketsa kartun yang sama dengan foto yang dia pegang dan dia menulis 'senjata rahasia' dan gambar kartun dirinya dengan kepala bertanduk sambil meringis ada di ujung bawah kertas, lalu dia mengambil selotip dan menempelkan foto itu di sebelahnya, tersenyum puas dan mematikan lampu dan tidur.
Setelah membersihkan darah di hidungnya Marco naik ke lantai dua, dia masuk ke kamarnya dan berdiri di balkon kamar, bersandar di pagar dan menatap balkon kamar di sebelahnya dengan bersedekap.
Insiden pelukan tanpa sengaja di bawah tadi, sebelum Chloe melompat menghantam hidungnya, membuat suhu tubuhnya naik dan jantungnya berdetak kencang, ini pertama kalinya dia bereaksi demikian saat berdekatan dengan perempuan. Juga insiden tadi sore di supermarket melintas lagi di kepalanya, saat dia memeluk pinggang Chloe, meski itu hanya pura-pura tapi membuatnya merasa bahagia.
Saat lampu kamar sebelah di matikan Marco menghela napas, masuk ke kamarnya dan menuju kamar mandi.