Akhirnya Marco menyerah, mengambil buku harian itu, membawanya ke ruang kerjanya dan melanjutkan membaca.
Setelah sebulan pertunangan mereka
'Dia menciumku....aaaaaa......aku tidak akan cuci muka selama sebulan'
gambar kartun tokoh laki-laki mencium tokoh perempuan di dalam bingkai hati ada di bawahnya.
Marco mendengus sebal, 'benarkah mereka hanya berciuman ? mereka sudah bertunangan tidak mungkin hanya sebatas ciuman' pikiran ini terus melintas di otaknya, membuatnya merasa tercekik. Namun dia tidak bisa menghentikan keinginanya untuk membuka lagi lembaran berikutnya.
Hanya satu kali itu ciuman di tulis. Perempuan ini polos atau idiot, dia masih bisa menjaga hubungan pertunangan mereka hanya sebatas ciuman, dan itu juga hanya sekali, tapi anehnya itu membuat Marco merasa lega.
Kemudian tanggal yang tertera satu tahun setelah pertunangan mereka, 'berarti dua tahun lalu' kata-kata yang tertulis dengan huruf kapital mengisi dua lembar penuh buku harian itu
'ANDREW B******K'
Kata-kata itu di tulis dengan penekanan yang jelas, sepertinya itu di tulis untuk melampiaskan kemarahan. Dan itu adalah akhir dari isi buku harian.
Jadi setelah di campakkan oleh tunangannya Chloe tidak pernah lagi menulis.
Berarti itu adalah awal perubahan sikapnya dari yang periang dan polos menjadi dingin dan penuh perhitungan.
Ketika Marco menyetujui proposal pernikahannya, Chloe menjelaskan bahwa mereka harus pura-pura jatuh cinta dan menikah karna cinta. Itu semua di lakukan agar ayahnya yang sedang sakit keras tidak lagi khawatir tentang dia.
🍒🍒🍒🍒🍒
Jam 05.30 Am Chloe turun dari tempat tidur dan berderap menuruni tangga, rambutnya masih berantakan bahkan baju yang dia kenakan masih kaos longgar dengan celana boxer semalam. Dia berlari menuju sofa di depan televisi, menyambar novel yang ada di meja kopi lalu meletakkannya lagi, dan dia berbalik membongkar bantal sofa.
"apa yang kamu cari ?" tanya Marco yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang sofa
"buku kuning" jawab Chloe tanpa menghentikan aktivitasnya membolak-balik bantal.
Tanpa sepengetahuannya Marco mendorong perlahan buku kuning itu ke bawah meja kopi dengan kakinya.
"buku apa itu ?" tanyanya lagi sambil pura-pura ikut mencari
"buku harianku"
Chloe membalik sofa, tapi belum menemukan buku itu. Dia berdiri dan mengamati suaminya
"kenapa kamu sudah rapi ?" tanyanya curiga
"ummm......aku sudah menyiapkan sarapan"
Chloe mengendus udara
"kamu bikin roti bakar ?"
"hmm.."
Chloe berjalan menuju meja makan, dia mencuci tangannya, menarik kursi di depan Marco, menyesap susu dan menggigit roti panggang dengan selai stroberi di dalamnya.
"dari mana kamu tau aku suka stroberi ?" tanya Chloe menyelidik
"keliatan dari mukamu yang asam" jawab Marco sambil menyesap kopinya, Chloe mencibir.
"semalam kamu tidak tidur lagi ?" Chloe mengamati lingkaran hitam di mata suaminya.
"hmmm....."
"bagus sih kerja keras tapi kesehatan juga harus di perhatikan, biar pun usahamu sukses tapi kalau kamu sakit kerja kerasmu kan jadi sia-sia, kasihan juga keluargamu"
"kamu mengkhawatirkanku ?" ada kilatan senang di mata Marco
"tidak ! aku bicara orang tuamu"
"kamu kan keluargaku juga"
"itu hanya di atas kertas"
"tapi secara hukum kamu sah sebagai keluargaku"
"terserah"
Marco menyeringai. Tiba-tiba Chloe menatap Marco curiga
"dimana buku harianku ?"
"enn..."
"kamu tidak membacanya kan ?"
"enn..."
"tidak menyembunyikannya ?"
Tiba-tiba Chloe berdiri dan berlari ke ruang kerja Marco, dia menggeledah semua laci, kabinet, rak buku. Akhirnya dia keluar mengacak rambutnya yang masih berantakan, berkacak pinggang dan menyapukan pandangannya ke ruang keluarga. Pandangannya mendarat di bawah meja kopi dan dia berlari
"ternyata jatuh di sini" gumamnya senang dan selanjutnya dia berlari menaiki tangga. Tanpa dia sadari Marco yang dari tadi mengamatinya menghela nafas lega.