SALING MENYELAMI HATI

"Mungkin saja Zee, karena aku orang yang tidak pintar berbahasa lembut dengan sebuah kata." Ucap Daniel dengan tatapan penuh.

"Sudah Paman jangan di pikirkan lagi ya, Paman pemarah atau tidak yang penting aku tetap mencintai paman." Ucap Dhenisa dengan sebuah senyuman.

Dengan tersenyum Daniel menggenggam tangan Dhenisa memberanikan diri mengecup punggung tangan Dhenisa.

Wajah Dhenisa memerah, hatinya berdesir indah. Terasa kulitnya seperti tersengat arus listrik saat bibir Daniel menyentuh kulit punggung tangannya.

"Aku akan mengambil air putih sebentar paman." Ucap Dhenisa gugup dan salah tingkah.

Daniel semakin menahan senyumnya.

"Saat kamu bersama Justine, apa wajah kamu juga memerah dan gugup seperti ini Zee?" Tanya Daniel penasaran.

Dhenisa meneguk air minumnya sambil menatap Daniel dengan tatapan yang rumit. Setelah meletakkan gelasnya Dhenisa kembali menghampiri Daniel dan duduk lebih dekat dengan Daniel.